24. Kasih harapan?

34 8 1
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan.

Tinggal beberapa hari lagi ujian tengah semester akan dilakukan, banyak persiapan yang harus dipikirkan.

Belajar belajar dan belajar, satu kata yang mungkin kini hampir seluruh siswa lakukan.

Tak terkecuali Jauza yang kini dihadapannya sudah banyak sekali alat tulis, seperti: pensil, bolpoin, seisi tempat pensil, buku, laptop, paket pembelajaran. Tak ada satu dari benda itu yang tak ia sentuh.

Ponselnya ia biarkan berada di atas nakas agar ia fokus belajar, ia tidak ingin mengecewakan orang tuanya jika nilainya menurun.

Dan di depannya ada Lesya yang juga sibuk belajar dengan berbagai macam buku di depannya yang tak kalah banyak dari Jauza.

"Za mau minum nggak? Gue mau ambil minum nih?" Tanya Lesya sembari berdiri mengambil botol minumnya, Jauza berhenti membaca dan menoleh pada Lesya.

"Iya deh kak, tolong ambilin sekalian ya, itu botolnya ada di meja belajar gue," ujar Jauza sambil menunjuk botol minumnya yang sudah kosong dari air mineral.

Lesya mengangguk dan mengambil botol air minum Jauza dan berlalu keluar kamar untuk mengambil air mineral, tak butuh waktu lama ia kembali ke kamar dan mendapati Jauza yang sudah tertidur pulas dengan kedua tangannya sebagai bantalan.

Lesya tersenyum kecil dan berjalan untuk meletakkan botol mereka, ia mendekati Jauza bermaksud untuk membangunkannya.

"Za pindah di kasur aja ntar sakit badan Lo," ujar Lesya pelan agar tak membuat Jauza kaget.

"Hmmm," gumam Jauza sembari membenarkan posisinya agar lebih nyaman.

"Pindah Za ntar sakit lho," ujar Lesya kekeh.

"Nggak kak cuma sebentar aja, udah nyaman posisi gue ntar pindah malah nggak bisa tidur lagi," serak Jauza yang sepertinya memang sudah nyaman dengan posisinya.

Lesya hanya menghela nafasnya dan kembali berkutat pada buku-bukunya, sudah pukul setengah 11 malam tapi Jauza masih dalam posisinya tadi.

Ia pun membereskan alat tulis miliknya dan milik Jauza, dibawanya ke meja belajar mereka masing-masing.

Setelah selesai ia membangunkan Jauza untuk pindah ke kasur karena tak ingin Jauza sakit jika tidur di lantai.

"Za pindah kasur ya, udah malem ini biar nggak sakit lagi ntar," ujar Lesya menepuk bahu Jauza pelan.

Jauza membuka matanya pelan dan bergumam mengiyakan tuturan Lesya, ia berdiri dan berjalan sempoyongan menuju kasur.

Sesampainya di kasur ia langsung saja merebahkan tubuhnya, yang membuat Lesya geleng-geleng kepala.

Ia berjalan mendekat dan memakaikan selimut pada Jauza, setelah selesai ia ikut Jauza untuk pergi ke alam mimpinya.

~~~

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang