10. Tolong! Ngertiin posisi gue

89 32 13
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

Tak terasa air matanya kembali lolos dari mata coklatnya itu, kalimat-kalimat itu terus terngiang di pikirannya.

Sampai sebuah tangan mendarat di bahunya, refleks ia menoleh ternyata Ifa sahabatnya yang kini berada di sampingnya dengan tatapan bertanya. Sadar akan hal itu Jauza memilih untuk memulai berbicara.

"Eh Fa, kenapa?" Ucapnya dengan nada seolah tidak terjadi apa apa.

Berbeda dengan Ifa ia tau pasti sahabatnya ini sedang memikirkan sesuatu yang sama sekali tidak ia tau.

"Harusnya gue yang nanya kenapa, kenapa Lo nangis sampe tu mata merah gitu?" Sindir Ifa.

Sontak Jauza langsung memegang kedua pipinya ternyata benar terdapat bekas aliran air yang entah sejak kapan berada disitu, kedua tangannya menghapus sisa-sisa air matanya dengan cepat dan kembali tersenyum.

"Ah eng...enggak siapa yang nangis, ngaco Lo," ujarnya disertai kekehan paksaan.

Ifa hanya menghembuskan nafasnya dan duduk disamping Jauza, tangannya mengambil tangan kanan Jauza dan digenggamnya erat untuk menguatkan.

"Gue tau Lo ada masalah, seenggaknya Lo bisa cerita ke gue meskipun gue kasih saran yang kadang berguna kadang juga nyeleneh. Jangan Lo pendam sendiri masalah Lo, apa gunanya gue disini sebagai sahabat Lo Za, gue ngerasa nggak ada gunanya di sini kalo gue sama sekali nggak tau masalah Lo seenggaknya Lo cerita," ujar Ifa dengan tatapan sendu melihat kedua mata Jauza.

Jauza merasa beruntung memiliki sahabat seperti Ifa yang selalu ada meskipun kadang sikapnya aneh. Jauza tersenyum dan memeluk Ifa, dengan senang hati Ifa membalasnya.

"Sekarang kalian jahat ya sama gue, gue nggak di ajak pelukan," ucap Maya yang tiba-tiba berada di depan keduanya dengan tatapan sedih.

Jauza yang mendengar itu langsung melepaskan pelukan dan mengajak Maya untuk berpelukan bersama, dengan senang hati Maya langsung menyambar Jauza dan Ifa untuk berpelukan.

Terimakasih tuhan, engkau telah memberikan sahabat seperti mereka. Ucap Jauza dalam hati.

~~~

Tak ada yang tidak mungkin, termasuk mencintai dua orang sekaligus meskipun salah seorang sudah mempunyai tambatan hati.

Apa iya dirinya mencintai dua orang sekaligus sedangkan dirinya sudah memiliki pasangan.

Apa iya gue suka sama dia? Apa iya gue sayang sama dia? Apa iya gue cinta sama dia? Setelah dia datang dalam hidup gue seolah-olah gue nggak mau kehilangan dia, gue harus gimana gue nggak mau ngelukain keduanya. Monolognya dalam hati dengan kedua tangannya saling meremas dan pandangan mata lurus ke depan tanpa arah tujuan.

Perkataan demi perkataan itu terus terngiang di telinganya, ia kembali mendengar itu berulang ulang.

"Za kenapa sih Lo kaya ngejauh gitu sama gue, emang gue ada salah ya sama Lo?" Ujarnya.

"Lo nggak ada salah, gue yang salah," Ujar Jauza ketus dan tanpa melihat ekspresi wajah Fajar.

Apa maksudnya dia berkata seperti itu apa kesalahannya kenapa gadis itu berbicara seperti itu dan dengan tatapan yang sulit dibaca, emangnya ada apa sebenarnya.

"M...ma.. maksudnya?" Ucapnya bingung.

"Jar, gue tau Lo udah punya pacar, dan gue harusnya nggak terlalu deket sama Lo karna itu cuma bisa bikin masalah nantinya dan gue nggak mau itu," ucap Jauza pelan.

Dirinya hanya diam membiarkan Jauza mengeluarkan unek-uneknya selama ini, ia tidak menyangka bahwa jauza akan berbicara seperti itu.

Dirinya membenarkan bahwa dirinya memang sudah mempunyai pacar, dan soal dia deket dengannya itu karena suatu hal yang tidak bisa jauh darinya. Ia tidak mengerti dengan perasaannya saat ini, ia juga tidak mau menambah masalah apalagi itu menyangkut orang didepannya ini.

"Gue nggak mau di anggap yang nggak-nggak sama yang lain, gue nggak mau itu Jar. Gue mohon sama Lo, Lo ngertiin posisi gue," ujar Jauza menatap mata Fajar gemetar dan mata hampir berkaca kaca.

"Gue ke kelas."

Apa sampe segitunya Jauza berpikiran seperti itu, kenapa dirinya tidak pernah merasakan hal itu. Bahkan orang itu berkata dengan penuh perasaan, yang ia rasakan dirinya bisa merasakan hal itu.

Tanpa sadar Jauza berlalu pergi dengan air matanya yang lolos jatuh di pipinya.

~~~

Kringg kringg kringg

Bel pulang pun berbunyi semua siswa mulai berhamburan keluar kelas untuk pulang atau pun kegiatan yang akan dilakukannya.

Termasuk perempuan yang kini sedang terburu-buru membereskan alat tulisnya ke dalam tas, bahkan itu membuat kedua sahabatnya bingung tidak biasanya ia melakukan hal itu.

"Za? Lo kenapa dah buru-buru amat gitu? kaya tau mau dikejar setan aja," tanya Ifa penuh tanya.

"Iya Za, Lo kenapa sih aneh banget akhir akhir ini? Lo yang udah dingin sekarang rasanya tu kaya udah jadi es di kutup Utara sana," ujar Maya sambil menunjuk arah Utara.

Jauza hanya menggeleng dan tersenyum paksa ke keduanya, setelah selesai membereskan alat tulisnya ia langsung menenteng tas ranselnya dan membuka suara.

"Gue gapapa, gue cuma pengen pulang cepet soalnya gue capek banget hari ini," ujar Jauza meyakinkan keduanya.

Keduanya tak percaya jika Jauza benar-benar ingin pulang cepat karna capek, tapi pasti karna ada sesuatu yang mereka tidak tau.

"Lo nggak jago bo'ong Za sama kita, gue harap Lo mau cerita ke kita meskipun itu cuma dikit," ujar Ifa. Tumben sekali otaknya encer.

Jauza tersenyum dan melihat kedua sahabatnya.

"Nggak sekarang ya gue butuh waktu, ya udah gue balik duluan kalian hati hati," ujarnya pelan dan berlalu pergi.

Gue harap kalian ngerti posisi gue. Ujarnya dalam hati dan terus melangkah meninggalkan kelas.

"Ya udah balik yuk," ajak Maya. Ifa hanya mengangguk.

Gue harap Lo baik baik aja Za. Batin Ifa.

Gue harap Lo mau cerita ke kita Za, gue nggak mau Lo kaya gini. Batin Maya.

Dan keduanya berlalu pergi untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

///

Thanks yang udah ninggalin jejak dulu, stay terus biar tau kelanjutannya.

Dapet nggak feelnya?

Ajak temen-temennya juga buat baca ya🤗

Yang mau kasih saran dipersilahkan, asal jangan pake bahasa kasar.

Commentnya ditunggu biar Nana tau respon kalian bagaimana.

Follow akun Nana biar tau kapan Nana update.

Follow akun Instagram WP Nana @baitfana biar tau kapan Nana update.

Satu lagi habis baca cerita ini cek cerita Nana yang lain juga ya, dan jangan lupa ninggalin jejak ok 👌.

Thanks

Salam dari Nana😉

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang