42. Terima kasih untuk hari ini

11 1 0
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho, bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

thanks

Happy reading 😉

///

Sekolah kali ini tidak seperti biasanya, ia merasakan semuanya berubah. Tidak seperti dulu lagi, ia melihat setiap sudut sekolah sejak ia berangkat tadi.

Ia menatap gerbang sekolah yang pertama kali ia lihat saat dirinya masih kelas 2 SMP hingga membuatnya jatuh hati dan memutuskan untuk bersekolah disini.

Menatap kelas pertama yang ia tempati di sekolah ini saat ia diterima untuk sekolah disini, bayangan dulu waktu masih belum kenal satu sama lain kembali terlintas dihadapannya. Ia tersenyum kecil mengingat dirinya yang terlihat sangat dingin dihadapan semua orang.

Ia berjalan di lorong kelas X, ia mengingat saat Ifa dan Maya saling mengejek dan itu sampai menjadi pusat perhatian.

Berjalan menuju kantin dan duduk ditempat biasa ia bersama dengan kedua sahabatnya mengisi perut saat cacing-cacing sudah mulai berdemo, ia menatap meja dan tersenyum kecil. Ia mengingat saat Ifa tidak sengaja menumpahkan kuah bakso yang ada didalam mangkuk pada bajunya.

Ia duduk di bangku taman samping sekolah yang sudah menjadi tempat favoritnya, di bawah pohon yang rindang ia bersama kedua sahabatnya bertukar cerita.

Ia berjalan menuju perpustakaan, tempat dimana ia mencari ketenangan disaat kedua sahabatnya meributkan hal sepele. Ia berjalan diantara rak buku dan mengambil sebuah buku yang sudah ia baca berkali-kali, ia tersenyum kecil. Udah berapa kali gue baca buku ini? Ujarnya dalam hati.

Ia membuka pintu ruangan ini dengan tenang, ia duduk di kursi dekat piano yang sering ia mainkan. Hanya saja tidak ada orang yang tau dengan bakatnya yang satu ini. Kapan terakhir kali gue tekan tuts piano ini? Tanyanya dalam hati.

Ia menaiki tangga menuju rooftop, ia berjalan sembari merasakan angin sepoi yang menerpa wajahnya. Ia mengingat setiap kali ia berada disini, ia mengingat saat ia bertemu dengan orang yang saat itu berusaha ia jauhi, akan tetapi sekarang malah menjadi kekasihnya.

"Lucu juga kisah gue sama Lo," ujarnya pelan sembari membuka matanya dan menatap tempat dimana mereka mulai berbicara.

Perlahan ia berjalan melewati kelas kekasihnya, ia menatap jendela kelas itu dan sedikit tersenyum saat melihat kekasihnya sedang sibuk bermain game bersama dengan teman-temannya.

Ia berjalan menuju kelasnya saat ini, ia tak melewatkan setiap sudut sekolah ini. Ia berjalan perlahan sampai ke kelasnya, ia melihat Ifa yang sibuk dengan alat make up nya dan ia melihat Maya yang sedang sibuk dengan ponselnya. Kapan kita bakal kaya dulu lagi? Tanyanya dalam hati.

Ia berjalan dan duduk di bangkunya, menatap meja dihadapannya dan perlahan ia menatap sudut kelas. Melihat setiap kegiatan yang dilakukan teman-temannya di kelas ini. Gue bakal kangen banget sama suasana kaya gini saat gue udah nggak ada diantara mereka lagi. Ujarnya dalam hati.

"Za, dari mana?" Tanya Ifa yang melihat Jauza sedang menatap kelas yang cukup ramai dalam diam.

Jauza menoleh dan mendapati Ifa yang sedang menatapnya bingung, ia membalasnya dengan gelengan kecil hingga seorang guru masuk ke kelas mereka.

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang