20. Hancur

52 9 1
                                    

Hai semua...

Makasih banyak udah baca, meskipun ada yang nggak ninggalin jejak dulu.

Bikin orang senang dapet pahala lho. Bikin Nana seneng aja gampang kalian cukup vote sama comment aja cerita Nana🤭

And I hope you leave a trail first ok. don't forget to vote and comment, I'm waiting.

Maaf masih banyak typo 🙏

thanks

Happy reading 😉

///

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 lebih itu artinya semuanya diperbolehkan istirahat, mereka pun segera menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang mulai meminta jatah.

"Za mau makan apa?" Tanya Ifa.

"Soto sama es jeruk," jawab Jauza.

"Oke, Lo cari tempat duduk aja biar gue yang pesen," ujar Ifa dan diangguki Jauza.

Jauza pun berlalu mencari tempat duduk, dan setelah mendapatkan meja ia segera duduk dan menunggu Ifa dengan memainkan ponselnya.

Tak butuh waktu lama Ifa sudah datang dengan nampan yang dibawanya, Ifa segera duduk memberikan pesanan Jauza.

"Soto dan es jeruk pesenan nona Jauza datang," ujar Ifa dengan kekehan kecil, membuat Jauza tersenyum.

Mereka pun makan dalam diam, namun ketenangan mereka terusik saat ponsel Ifa berdering di samping mangkuk soto miliknya.

Jauza yang melihat itu pun bertanya lewat tatapan matanya seolah bertanya 'siapa' raut wajah Ifa berubah saat ditatap seperti itu.

"Fajar," lirih Ifa, ia takut jika akan ditanyai macam-macam.

"Angkat nggak nih?" Lanjut Ifa.

"Angkat aja gapapa," singkat Jauza dan melanjutkan acara makannya.

Ifa pun mengangkat panggilan itu dengan hati yang masih was-was takut Jauza kenapa-napa.

"Ada apa?" Ujar Ifa to the point.

"Ah elah salam dulu kek Fa," sindir Fajar sedikit kesal.

"Assalamualaikum, ada apa Jar nelfon gue?" Ujar Ifa dengan lembut terpaksa, yang membuat Jauza menatapnya.

"Waalaikumsalam, nah gitu dong," ujar Fajar sembari memakan makan siangnya.

"Hmm, buruan apa gue lagi makan nih ntar keburu masuk," kesal Ifa sambil cemberut dan menatap Jauza memelas sedangkan Jauza hanya acuh melihat Ifa dan melanjutkan makannya.

"Iya...iya, Jauza sama Lo nggak? Gue mau ngomong," pasrah Fajar, sebenarnya ia tidak ingin terlihat terlalu memperhatikan Jauza.

Ifa yang mendengar penuturan laki-laki dari seberang itu menatap Jauza yang masih sibuk makan.

Gimana ini gue kasih tau nggak ya? Gue takut ntar kenapa-napa lagi. Batin Ifa.

Jauza yang merasa ditatap pun mendongak menatap Ifa, ternyata benar Ifa sedang menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Jauza setelah meminum es jeruknya.

Ifa pun menjauhkan ponselnya dari telinga dan menutup bagian sound dengan tangannya.

"Fajar mau ngomong sama Lo," ujar Ifa.

Fajar ngapain mau ngomong sama gue? Batin Jauza dengan mengerutkan keningnya.

Ia pun mengulurkan tangannya meminta ponsel Ifa, Ifa terlihat bingung dengan sikap Jauza.

"Yakin?" Tanya Ifa ragu, dan dibalas anggukan.

Bully Of Love { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang