Seluruh murid sudah berada di ruang serbaguna dan duduk di tempat mereka masing-masing. Suasana ruangan juga semakin ramai dikarenakan murid-murid juga saling mengobrol, bahkan banyak juga yang bercanda.
Ting!
Ting!
Ting
Mendengar suara dentingan itu. Semua murid yang ada disana langsung menaruh perhatian kepada seorang laki-laki yang baru saja memukul sebuah gelas dengan sendok.
"Selamat pagi semuanya!" ucap orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah sang kepala sekolah, Mr. Daeguk.
"PAGI, SIR!" Jawab seluruh murid secara serempak.
"Apa mesti pidato lagi? Aku benar-benar sudah lapar!" Keluh Sinb, tentunya dengan nada yang pelan. Kalau tidak, bisa-bisa ia dihukum karena tidak mampu menjaga etika, terutama dengan kepala sekolah.
Sowon menegur gadis itu agar memperbaiki posisi duduknya. Sinb memanyunkan bibirnya kemudian melakukan apa yang Sowon perintahkan.
Setelah pidato yang cukup memakan waktu. Akhirnya Mr. Daeguk mengizinkan semua muridnya untuk makan setelah ia menjentikkan jarinya untuk menghilangkan sihir yang ada di semua hidangan.
Sinb yang sedari tadi sudah mengeluh kelaparan. Lantas saja menyambar sandwich daging yang ada di hadapannya.
Yerin, Umji, dan Sowon hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Sinb yang tengah semangat melahap sandwich itu.
"Sepertinya kau belum makan selama berabad-abad," celetuk Irene sembari terkekeh melihat cara makan Sinb.
"Biarkan saja, kak. Kadang makannya memang seperti babi," sahut Yerin sembari memasukkan pasta ke dalam mulutnya.
Sinb sempat memelototi Yerin namun gadis itu kembali melanjutkan makannya. Sepertinya karena perutnya yang sudah sedari tadi keroncongan, membuat ia malas meladeni gadis itu.
🔮
Setelah acara Sarapan Bersama selesai. Semua murid diberikan waktu untuk masuk ke dalam kelas mereka masing-masing.
Namun sebelum itu, mereka harus mengecek Mading sekolah. Untuk mengetahui letak dan kelas mana yang akan mereka tempati.
"Sayang sekali, kita semua tidak satu kelas," ucap Yerin yang tampak sedih.
"Tentu saja, elemen kita semua berbeda. Tidak mungkin juga'kan kau mau mempelajari elemen api?" Sahut Sinb.
"Tentu saja tidak. Tapi kalau elemen Nature mungkin aku mau karena tidak panas seperti api," ucap Yerin.
"Yasudah, sebaiknya kita segera ke kelas. Jangan sampai terlambat di hari pertama!" Seru Umji yang nampaknya sangat bersemangat.
"Ya, kalau begitu aku duluan. Semoga beruntung di hari pertama kalian!" Seru Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐚𝐠𝐢𝐜𝐢𝐚𝐧𝐬
FantasyDILARANG KERAS MENJIPLAK ATAU MENG-COPY SETIAP PART DI DALAM CERITA INI ATAU MENJADIKAN CERITA INI SEBAGAI IDE CERITA LAIN TANPA IZIN! Bangkitnya Raja Kegelapan setelah pertempuran penyihir beberapa tahun yang lalu, kembali membuat semua penyihir di...