A True Friend

265 45 9
                                    

"Bertahanlah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bertahanlah!"

    Keringat bercucuran dari wajah seorang gadis yang tengah berusaha memfokuskan kekuatannya ke tubuh gadis lain yang terkapar lemas di hadapannya.

"Aku mohon Umji, bertahanlah!"

  Wajah gadis itu kian memerah. Air mata yang semula bergelinang di pelupuk matanya kini turun membasahi pipinya. Gadis itu terus memaksakan kekuatannya berusaha mengeluarkan racun yang berada di tubuh Umji.

"Yuju..." lirih Umji memanggil nama orang yang dihadapannya. Ia tidak tega melihat Yuju yang nampak mulai kelelahan karena mengeluarkan kekuatannya terus-menerus.

"A...ku tidak apa-apa, uhuk!" Umji berusaha kuat dan memaksakan tubuhnya untuk berdiri.

"Tidak, kau tidak boleh bergerak! Ini semua salahku! Maafkan aku Umji..." Yuju terisak dan menangis di hadapan Umji.

  Umji sedikit bingung dengan perubahan emosi Yuju. Awalnya ia kira gadis itu jutek dan cuek, tapi lihatlah sekarang, justru ia menangis ketika melihat dirinya terluka. Meski itu merupakan wujud dari rasa empati, tapi Umji merasa seolah ada sesuatu yang membuat Yuju menjadi seperti ini.

"Hei, Yuju..." Dengan sisa tenaganya Umji mendudukkan tubuhnya kemudian memegang kedua bahu gadis itu.

"Jangan menangis..."

  Yuju malah menundukkan kepalanya, "Ini terjadi lagi dan lagi-lagi karena diriku. Aku memang ceroboh!"

"Apa maksudmu? Aku menyelamatkanmu karena memang itu keinginanku. Aku justru senang melihatmu baik-baik saja," ucap Umji berusaha meyakinkan Yuju bahwa itu bukanlah kesalahannya.

"Oh ya, kau yang sekarang tidak baik-baik saja!" Fin si salah satu kepala naga menyela ucapan Umji.

"Ja...ngan i-kut... campur!" Bentak Umji yang terbata-bata. Gadis itu memegang kuat dadanya yang terasa nyeri sembari matanya menatap tajam ke arah kedua kepala naga itu. Ia berusaha mengabaikan rasa sakit yang sekarang tengah menguasai tubuhnya.

"Hei Umji, bukankah kau terlalu naif? Kau bahkan rela dimanfaatkan oleh orang-orang di sekitarmu. Kau rela tersiksa dan berkorban padahal sebenarnya mereka tertawa dan menghina dirimu," celetuk Frank, si kepala naga yang satunya.

  Umji terdiam dengan pernyataan yang ditelontarkan oleh Frank. Naga itu seolah tahu dengan keadaannya selama ini. Ya, Umji sadar bahwa dirinya memang terlalu naif. Banyak orang yang mendekati dirinya hanya untuk mengambil harta yang dimiliki oleh keluarganya.

  Banyak orang yang berpura-pura menjadi temannya hanya karena ia kaya dan mereka berusaha memanfaatkan kekayaannya. Ibarat kata 'habis manis sepah dibuang' mereka akan meninggalkan dirinya setelah semuanya selesai, pergi tanpa tahu terima kasih.

  Umji bahkan pernah membenci kehidupannya. Jika ia tahu menjadi kaya artinya kau hanya akan menarik sekawanan serigala berbulu domba, maka ia tidak mau terlahir menjadi kaya.

𝐄𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐚𝐠𝐢𝐜𝐢𝐚𝐧𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang