Derap langkah kaki yang tergesa-gesa menggema di sepanjang lorong yang sepi. Dengan nafas yang memburu, ketiga laki-laki itu terus saja berlari menyusuri lorong demi lorong dengan satu tujuan yang sama, menyelamatkan hewan pendamping mereka.
"Aish! Tunggu aku jangan cepat-cepat!" Seru laki-laki yang berada di paling belakang.
"Kak Hobi, kau ini 'kan penyihir elemen angin, masa larimu lambat sekali, sih! Bahkan kura-kura yang lambat saja bisa menang adu lomba lari dengan kelinci," sahut orang yang berada di depan laki-laki itu, tepatnya berada di posisi kedua.
"Berisik! Ini juga karena dirimu makanya aku tak sempat menghabiskan makan malamku, bantet!" sahut Hoseok, orang yang disebut Hobi itu.
"Jangan memanggilku bantet! Sudah aku bilang aku ini tinggi!" Balas Jimin, orang yang mendapatkan julukan bantet dari Hoseok.
Bruk!
Tiba-tiba saja orang yang berada di posisi paling depan berhenti mendadak. Hal itu sukses membuat Jimin dan Hoseok membentur punggung tegapnya.
"Yak Jungkook!" Seru Jimin menatap orang yang berada di hadapannya itu dengan kesal.
Jungkook berbalik namun ia tidak memperdulikan omelan Jimin, "Kak Hoseok kenapa mengikuti kami? Harusnya kakak pergi ke rumah pertenakan sekarang!"
"Aku yakin Paman Cyrus, para pengurus, dan penjaga akan melindungi rumah itu. Justru yang aku khawatirkan sekarang adalah keselamatan kalian berdua," jawab Hoseok.
"Terima ka-"
"Guk! Guk! Guk!"
Jimin mengedarkan pandangannya begitu mendengar suara gonggongan yang sangat familiar di telinganya.
"Chimmy!"
Laki-laki itu terkejut kala mendapati anjing kesayangannya tengah berlari menuju dirinya. Namun anjing itu tidak sendirian, ia justru tengah dikejar oleh seekor Werewolf yang hendak memangsanya.
"Earth hit!"
Jimin meninju lantai yang berada di bawahnya. Seketika lantai itu pun bergetar membentuk retakan panjang menuju ke arah Werewolf itu. Sebuah tanah bebatuan tiba-tiba saja keluar dari lantai yang berada tepat di bawah makhluk itu.
Bugh!
Makhluk itu terpental ke belakang akibat terkena hantaman tanah tersebut. Jimin pun langsung memeluk Chimmy begitu anjingnya itu sudah berada di dekatnya.
"Syukurlah kau tidak apa-apa, Huaaa... Chimmy-ah!!!" Jimin berteriak histeris sembari mengusap-usap kepala anjing kecil itu. Jika diibaratkan anime, Jimin itu bertingkah seperti tokoh yang sedang menangis, dan mengeluarkan air mata yang derasnya seperti air mancur.
"Huaaa... Chimmy setelah ini aku akan lebih extra menjagamu, hiks...hiks!" Lanjutnya namun kali ini dengan suara yang naik satu oktav dari sebelumnya. Sementara anjing kecil yang sedari tadi dipelukan Jimin, hanya menggonggong kecil, menatap manjikannya yang masih mendramatisir keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐚𝐠𝐢𝐜𝐢𝐚𝐧𝐬
FantasyDILARANG KERAS MENJIPLAK ATAU MENG-COPY SETIAP PART DI DALAM CERITA INI ATAU MENJADIKAN CERITA INI SEBAGAI IDE CERITA LAIN TANPA IZIN! Bangkitnya Raja Kegelapan setelah pertempuran penyihir beberapa tahun yang lalu, kembali membuat semua penyihir di...