Langit malam masih tampak menghiasi di luar sana. Cahaya bulan purnama masih senantiasa menerangi sang kegelapan ditemani ribuan bintang-bintangnya. Sebagian besar makhluk hidup tentunya sudah tertidur pulas, mengingat besok ada hari yang harus mereka persiapkan.
Namun berbeda dengan mereka yang merupakan makhluk nokturnal. Kehidupan mereka berbeda dikarenakan cenderung aktif di malam hari untuk berburu mangsa.
Sama halnya dengan seekor kelelawar itu. Dirinya masih terjaga dengan bertengger di atas sebuah ranting pohon. Mata tajamnya tengah memperhatikan sesuatu, yaitu seekor burung yang tengah tertidur di dalam sebuah sangkar.
Kelelawar itu pun terbang mendekati si burung. Dengan melewati celah ventilasi, kini ia sudah sampai di depan sangkar burung itu. Tanpa diduga, kelelawar itu perlahan berubah menjadi wujud sosok manusia dengan jubah hitam yang menutupi tubuh dan wajahnya.
Sosok berjubah hitam itu tersenyum miring melihat target buruan yang sudah berada di depan mata. Ia mengarahkan kekuatannya ke arah burung itu, membuat hewan bersayap itu semakin pulas untuk tertidur, layaknya diberi obat bius.
"Burung api abadi, bukan hanya air mata dan apimu yang abadi namun juga darahmu," gumamnya seraya tersenyum licik.
Sosok itu mengeluarkan sebuah pisau kecil dari saku jubahnya. Lalu menggores sedikit tubuh kecil burung itu, hingga mengeluarkan darah. Darah itu ia tadahkan ke dalam sebuah botol kecil kemudian ditutup.
Sosok itu tersenyum memandangi darah yang berada di dalam botol kecil itu.
"Dengan ini masa lalu akan kembali terjadi dan yang berkuasa akan kembali bangkit!" ucap sosok itu.
"Ngghh...."
Sosok itu terkesiap dan menoleh ke arah suara lenguhan itu. Dengan segera ia merubah wujudnya kembali menjadi kelelawar kemudian terbang keluar melewati ventilasi udara.
"Hoamm...."
Yerin menegakkan badannya di atas kasur kemudian menoleh kesana kemari.
"Sepertinya ada yang baru saja masuk kesini," gumam gadis itu.
"Mungkin guru atau penjaga kali, ya?" Pikir gadis itu.
Yerin memincingkan matanya begitu mendapati burungnya yang tertidur dengan posisi tidak wajar.
"Nuri."
Yerin berjalan ke arah hewan pendampingnya dan mengecek keadaan hewan itu.
"Sejak kapan ada burung yang tertidur dengan posisi terlentang?"
"Apa jangan-jangan...."
Yerin buru-buru mengecek tubuh Nuri dan alangkah terkejutnya ia saat mendapati sebuah luka goresan di tubuh burung kecil itu.
"Darimana luka ini berasal?!" Yerin mulai panik.
"Apa jangan-jangan ada yang baru saja mencelakai Nuri?" Pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐚𝐠𝐢𝐜𝐢𝐚𝐧𝐬
FantasyDILARANG KERAS MENJIPLAK ATAU MENG-COPY SETIAP PART DI DALAM CERITA INI ATAU MENJADIKAN CERITA INI SEBAGAI IDE CERITA LAIN TANPA IZIN! Bangkitnya Raja Kegelapan setelah pertempuran penyihir beberapa tahun yang lalu, kembali membuat semua penyihir di...