Tok!
Tok!
Tok!
"Masuk!" Seru seorang laki-laki yang sedang duduk di sebuah ruangan bersama seorang gadis.
Setelahnya terdengar suara pintu yang terbuka, menampakkan keempat sosok gadis lain memasuki ruangan tersebut.
"Bagaimana keadaannya?"
Yerin, salah satu dari keempat gadis tersebut bertanya kepada Eunha yang sedari tadi duduk bersama Jungkook, menunggu sosok sahabat yang sangat disayanginya siuman.
Eunha menggeleng namun tidak mengalihkan pandangannya dari tubuh Yuju, gadis yang masih terbaring lemah di atas ranjang. Entah sudah berapa lama Yuju enggan membuka mata, namun Eunha, selaku sahabat tetap setia disampingnya.
"Tabib bilang jantung Yuju sangat lemah akibat ia terlalu memaksakan kekuatannya," jawab Jungkook mewakilkan Eunha. Laki-laki itu mengerti bahwa gadis itu sedang tidak mood untuk berbicara.
Yerin, Sowon, Umji, dan Sinb memandang sendu ke arah Yuju. Sowon berinisiatif untuk mendekati Eunha dan merangkul bahu gadis itu.
"Dia pasti akan segera sadar. Aku yakin Yuju adalah gadis yang kuat," ucap gadis bertubuh tinggi itu.
"Apa boleh aku tinggal sebentar? Aku ingin ke ruangannya kak Jimin." Jungkook meminta izin kepada Eunha karena ia merasa tidak ingin mengganggu waktu obrolan para gadis.
Eunha kemudian mengangguk. Setelah itu, Jungkook pun beranjak pergi. Namun sebelumnya, laki-laki itu sempat mengelus lembut pucuk kepala Eunha, gadis yang beberapa menit lalu sudah menjadi kekasihnya.
Selang beberapa menit kemudian, terlihat jari tangan Yuju yang nampak mulai bergerak sedikit demi sedikit. Eunha yang melihat itu kaget dan detik kemudian ia tersenyum senang.
"Yuju, Yuju kau sadar?!" Seru gadis itu dengan senyuman yang masih belum luntur dari bibirnya. Gadis itu bersyukur, akhirnya sahabatnya itu sudah sadar.
"Umji, Sinb, kalian tolong panggilkan tabib!" Perintah Sowon yang lantas diangguki oleh kedua gadis itu.
Terlihat mata Yuju perlahan mulai terbuka. Hal yang pertama gadis itu lihat adalah langit-langit berwarna coklat dengan ornamen dan ukiran kayu jati ditengah-tengahnya. Mata gadis itu selanjutnya melirik ke arah sosok gadis yang sedang menatapnya dengan mata yang sembab.
"Eunha..." lirih Yuju memanggil nama sahabatnya.
"Iya ini aku, kenapa? Kau ingin apa?" Tanya Eunha lembut.
Yuju menggeleng, "Kau baik-baik saja?"
Eunha mengangguk, "Iya aku baik-baik saja. Sudah, jangan pikirkan aku! Pikirkan kesehatanmu dulu."
Tiba-tiba ada sesuatu yang berusaha menggapai tempat tidur. Yuju menoleh dan tersenyum kala mengetahui bahwa itu perbuatan hewan pendampingnya. Eunha pun bangkit dan mempersilahkan hewan itu untuk duduk di bangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐚𝐠𝐢𝐜𝐢𝐚𝐧𝐬
FantasyDILARANG KERAS MENJIPLAK ATAU MENG-COPY SETIAP PART DI DALAM CERITA INI ATAU MENJADIKAN CERITA INI SEBAGAI IDE CERITA LAIN TANPA IZIN! Bangkitnya Raja Kegelapan setelah pertempuran penyihir beberapa tahun yang lalu, kembali membuat semua penyihir di...