Lorong Rahasia

535 99 4
                                    

"Kamu saya beri waktu 5 menit untuk bersiap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu saya beri waktu 5 menit untuk bersiap. Sekali lagi, bawa sesuatu yang penting-penting saja!" Tegas Mr. Daeguk kepada Yerin.

  Mr. Daeguk, Joy dan Yerin sudah berada di asrama wanita, tepatnya di depan pintu kamar Yerin. Kepala sekolah itu akhirnya menuruti keinginan kedua muridnya untuk bersiap dan menuju kamar mereka masing-masing.

  Mereka sudah melakukan itu di kamar Joy sebelumnya. Namun, Joy malah mendapat omelan dari sang kepala sekolah karena terlalu lama berada di dalam kamar. Sehingga, Yerin harus menerima waktu yang terbatas agar kejadian Joy tidak terulang kembali.

  Yerin segera masuk ke dalam kamarnya. Ia membuka pintu kandang Nuri dan mengajak burung itu untuk keluar.

"Maaf teman, tapi kita harus segera pergi!" Ucapnya dengan nada terpaksa. Pasalnya kondisi burung itu belum sepenuhnya sembuh total.

  Nuri hanya berkicau kemudian bertengger di atas bahu Yerin. Sementara Yerin tersenyum melihat burungnya yang mudah mengerti akan maksudnya.

"Apa perlu aku ajak mereka juga, ya?"

  Yerin mengedarkan pandangannya menatap ke arah hamster milik Umji, kucing milik Sinb, dan anak serigala milik Sowon. Kalau kalian bertanya mengapa Nuni, si anak serigala itu tidak berada lagi di rumah pertenakan? Maka jawabannya adalah karena Sowon yang menaruhnya disini. Ia tak ingin kejadian Werewolf dulu terulang lagi.

  Gadis itu juga berusaha untuk membujuk Nuni supaya mau berteman dengan Eunbi, kucing milik Sinb. Meski awalnya sering kali keduanya bertengkar, namun lama-kelamaan mereka mulai tampak terbiasa dengan kehadiran satu sama lain.

"Aku ajak sajalah!"

  Yerin mengambil kandang hamster milik Umji, lalu menoleh ke arah Nuni dan Eunbi bergantian.

"Maaf, tapi kita harus pergi dari sini. Aku janji akan mempertemukan kalian dengan pemilik kalian masing-masing," ucap Yerin. Kedua hewan itu hanya terdiam memandangi Yerin.

"Aku mohon mengertilah...."

  Kedua hewan itu saling pandang dan detik kemudian mereka berdua pun berjalan menghampiri gadis itu. Yerin tersenyum senang karena sudah berhasil membujuk kedua hewan itu.

"Ayo pergi!"

Brak!

Brak!

Brak!

  Yerin terkesiap mendengar suara gaduh yang berasal dari dalam laci nakasnya. Seperti ada sesuatu yang berusaha keluar dari sana. Dengan cepat gadis itu membuka laci tersebut dan mendapati buku  hitam miliknya ada disana.

"Apa buku ini yang menimbulkan suara tadi?" Gumamnya.

  Yerin hendak menutup kembali laci itu. Namun, baru setengahnya saja tiba-tiba buku itu malah bergerak dengan sendirinya.

𝐄𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐚𝐠𝐢𝐜𝐢𝐚𝐧𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang