Jati Diri Sang Ksatria

455 95 11
                                    

"Bagaimana pengamatanmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana pengamatanmu?"

"Sesuai rencana, tuan."

  Sahutan suara itu menciptakan senyuman dari bibir seorang laki-laki yang tengah bertelepati dengan seseorang di seberang sana. Laki-laki itu tersenyum senang dengan hasil kerja anak buahnya.

"Bagus, pastikan ada kekacauan malam ini!"

"Baik, tuan."

"Satu lagi, bagaimana dengan ayah?"

"Saya mendapat kabar bahwa ayah anda akan mengirimkan pasukan untuk menyerang desa."

  Laki-laki itu tersentak mendengar informasi yang ia dapat. Decakan kesal keluar dari bibirnya, serta wajahnya juga tampak memerah menahan kemarahan.

"Brengsek! Kenapa pria tua itu selalu saja tidak sabaran?!" Kesal laki-laki itu.

"Seharusnya anda memaklumi sifat ayah anda, tuan."

"Tapi dia akan menggagalkan rencanaku!" Gigi laki-laki itu bergemelatuk menahan kekesalan.

"Tenang tuan, menurut analisa saya, pasukan tersebut akan tiba besok. Saya rasa, serangan kita hanya akan melemahkan pertahanan desa dan besoknya adalah penghancurannya."

  Jawaban dari seberang sana membuat laki-laki itu menghela nafas panjang. Anak buahnya memang benar, dia harus tenang. Pasti ada hal lain yang menyebabkan ayahnya tiba-tiba mengirim pasukan. Ya, seharusnya ia menyadari sejak awal bahwa selicik apa seorang raja kegelapan.

🔮

  Malam harinya, seusai makan malam Yerin berniat untuk langsung kembali ke kamarnya. Namun, langkah gadis itu terhenti saat melihat seseorang sedang berada di koridor sambil memandangi dinding.

"Bukannya itu Tetuah?" Batin gadis itu.

  Karena rasa penasaran, Yerin pun mendekati pria berusia kepala empat tersangka dan bertanya.

"Sedang apa anda disini?"

  Jonghoon menoleh ke arah Yerin, lalu kembali memandang ke dinding yang ternyata disana terdapat sebuah lukisan. Pria itu tersenyum memandang dua wajah laki-laki dengan ekspresi yang berbeda pada lukisan itu.

"Hanya mengingat masa lalu," sahutnya.

  Yerin ikut memandang ke arah lukisan tersebut. Ekspresi berbeda bisa ia lihat pada wajah dua orang laki-laki yang berada disana. Satu laki-laki tengah tersenyum dan merangkul laki-laki di sebelahnya. Sementara laki-laki di sebelahnya justru menampilkan wajah serius.

  Gadis itu tiba-tiba saja seperti mengingat sesuatu kala melihat wajah laki-laki dengan ekspresi serius itu. Alisnya pun mulai mengerut dan jarinya mulai menunjuk ke arah lukisan itu.

𝐄𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐚𝐠𝐢𝐜𝐢𝐚𝐧𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang