Her Chaotic

2K 192 6
                                    

Klik ⭐ jangan lupaa..

"Setelah dilakukan pemeriksaan, kami tidak menemukan satupun masalah dengan kepala pasien. Otaknya dalam keadaan baik, operasin kemarin menunjukan hasil yang baik, tidak ada kerusakan apapun. Kami belum bisa memastikan apa yang menyebabkan pasien bisa kehilangan ingatannya. Sejauh ini, mungkin trauma akibat benturan yang pasien alami. Kami akan melakukan observasi lebih lanjut."

Elena berdiri diluar ruangan rawat Nicholas. Airmatanya kering sejak satu jam lalu. Dia hanya memandang nyalang ke arah ibukota Jawa Timur itu dengan perasaan tidak menentu.

Elena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Nicholas. Pria itu benar-benar terlihat bingung dengan kehadirannya disana. Tapi yang membuat Elena sedih adalah mata pria itu, Elena kehilangan pandangan penuh kasih yang biasa Nicholas tujukan saat menatapnya. Elena seperti bermimpi saat Nicholas benar-benar tidak ingat siapa dirinya.

Emilia tidak sempat menjawab saat Nicholas bertanya siapa Elena, wanita paruh baya itu panik dan langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan putranya. Dan sekarang Nicholas sedang beristirahat, Elena belum lagi bertemu pria itu.

Emilia menghadap dokter ditemani Patricia dan Elena, mereka berdua terkejut dengan penjelasan dokter. Emilia hanya menangis, merasa bingung dengan keadaan anaknya. Dan Patricia semakin merasa bersalah pada Elena, walau memang mereka tetap menunda rencana pernikahan sampai Nicholas sembuh, tapi sekarang dengan keadaan Nicholas yang tidak mengenali calon istrinya sendiri membuat keadaan semakin rumit.

Elena menoleh saat usapan lembut terasa dibahunya.

"Elena.. kemari Nak.." Emilia menarik lengan gadis yang terlihat rapuh itu untuk duduk di kursi.

"Mom sama bingungnya sama kamu. Entah kenapa Nicholas ingat semuanya tapi sama kamu ga. Tapi sayang, Mom akan usahakan yang terbaik agar ingatan anak Mom segera kembali dan kalian bisa segera menikah."

Elena hanya tertunduk. Berusaha menelan kenyataan pahit bahwa pria itu sedikitpun tidak mengenalinya. Elena menggigit bibirnya, entah darimana dia tiba-tiba mendapat ide.

"Mom.. maaf kalau aku lancang, apa boleh aku minta sesuatu pada.. kalian?" Elena menatap Emilia dan Patricia bergantian lalu mendapat anggukan dari keduanya.

Elena menarik napas panjang sebelum mengatakan semuanya. Elena harap pemikiran singkatnya ini dapat membuat Nicholas setidaknya bisa menerima kehadiran wanita itu.

Malam harinya, Elena dan Emilia duduk didalam kawar rawat Nicholas. Patricia kembali ke hotel karena besok mereka akan kembali ke Jakarta dan memindahkan Nicholas ke rumah sakit terbaik disana.

Nicholas membuka mata perlahan, merasa pusing, Emilia menghampiri putranya, Elena juga ikut mendekat tapi sama sekali tidak menyentuh pria itu.

"Mom.. kepalaku sakit.." Ringis Nicholas.

"Bangun pelan-pelan Nak. Jangan dipaksakan."

Nicholas kembali berbaring. Matanya terpejam sesaat lalu membuka dan langsung menatap Elena.

"She's still here? Mom, who is she?" Tanya pria itu heran.

"Kamu sungguh-sungguh tidak mengenalinya Nak?"

Nicholas menggeleng pelan.

Elena tersenyum pahit. "Saya Elena, asisten bapak."

*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

"Len, tolong jadwalkan makan siang saya dengan pak Arka siang ini di Mulia."

"Baik Pak." Elena menutup teleponnya.

✅ Touch By HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang