Her Never Ending Happiness

4K 212 14
                                    

Jangan lupa ⭐ n comment ya..

Nicholas memacu kendaraannya tanpa ragu membelah jalanan ibu kota. Suara ponselnya yang terus berdering dan terabaikan akhirnya mengusik konsentrasi pria itu.

"Halo!"

"Nick, kita ada di IGD, tapi Elena..." Suara Patricia terdengar.

"Ya...Ya... Aku berusaha agar cepat sampai. Aku pasti akan sampai sebelum dia melahirkan." Jawab Nicholas cepat.

"Tapi Nick, Elena...."

"Katakan padanya untuk menunggu! Sedikit lagi aku sampai." Nicholas memutus panggilan telepon dan kembali berkonsentrasi.

Tanpa ragu pria itu masuk ke dalam lobby RS dan meninggalkan mobilnya begitu saja, tidak menghiraukan panggilan security yang menyuruhnya pindah. Dia mencari ruangan yang Patricia sebutkan tadi lalu membuka setiap tirai, mengabaikan suara protes dibalik tirai itu. Dia putus asa, apakah Elena sudah dipindahkan ke ruang bersalin atau.. oh.. apakah wanitanya itu akan melahirkan dengan cara operasi? Berbagai pikiran berkecamuk. Dia menghubungi ponsel Elena namun tidak ada jawaban. Lalu Nicholas menghubungi kakaknnya tapi tetap tidak ada jawaban. Dia berjalan ke arah pos suster dan melihat Patricia lewat.

"Pat!"

Wanita itu berhenti dan menoleh lalu memicingkan matanya menatap sang adik.

"Pat, dimana Elena?" Nicholas menoleh ke berbagai arah tapi tidak melihat siapapun bersama kakaknya itu, lalu dia kembali menatap Patricia yang menatapnya aneh.

"Biasakan mendengar ucapan orang sebelum mematikan telepon, brother!" Patricia berdecak.

Kini gantian Nicholas yang terbingung. "What you mean?"

"Nick, Elena baik-baik saja. Dia tadi hanya tegang, sehingga perutnya kram bukan akan melahirkan sekarang."

"What?" Bahu Nicholas terkulai lemas. "Tapi Samuel said... Oh God!!" Dia menutup wajahnya.

Patricia menggeleng, dia menepuk pelan bahu Nicholas menenangkan. "Aku akan mengurus administrasi, Elena sudah pulang bersama Mama dan adiknya sejak tadi. Mereka masih di jalan. Mama dan Papa juga sudah kembali kerumah."

"Elena pulang kemana?" Tanya Nicholas sambil berjalan mundur.

"Kemana lagi? Kerumah kalian off course."

Lalu Nicholas berbalik dan berlari, berharap bahwa mobilnya belum dipindahkan dari lobby, lalu dia kembali melajukan kendaraannya kerumahnya.

Untunglah saat pria itu melakukan hal yang sama di lobby apartemen setengah jam kemudian, sang penjaga sudah mengenalnya sehingga membantu memindahkan mobilnya. Napas Nicholas memburu seiring dengan kakinya yang berlari, bajunya sudah basah oleh keringat tapi pria itu seolah tidak peduli. Dia berkali-kali menekan tombol lift seolah hal itu dapat membantunya untuk segera terbuka lalu masuk dan menunggu dengan tidak sabar untuk sampai di lantainya dan bergegas keluar lalu berlari ke unitnya. Dia mengatur napasnya setelah tiba didepan pintu, dan menekan password pintu dengan tergesa lalu masuk, tidak melihat siapapun di dalamnya.

Apa dia ada di tempat Mamanya? pikir Nicholas. Nicholas hendak berbalik saat mendengar suara pintu kulkas terbuka. Dia berjalan mendekat dan melihat wanita cantikmya tengah menunduk mengambil sesuatu di dalam sana. Rasa lega dan bersyukur berkecamuk dipikirannya. Nicholas memeluk Elena dari belakang saat wanita itu meneggakan tubuhnya.

Elena terkesiap memejamkan mata, napasnya tertahan saat bauh tubuh yang dia kenali menelusup ke indera penciumannya. Air matanya meleleh, walau dia dengar bahwa Nicholas baik-baik saja tapi dia tetap merasa khawatir. Hampir empat jam dia menunggu kabar, ditambah perutnya yang kram sehingga dia dan semua orang salah mengira kalau bayinya akan segera lahir membuat suasana panik. Rasa khawatir pada Nicholas membuat perutnya berkontraksi.

✅ Touch By HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang