Kalau ide lagi mengalir rasanya mau ngetik terus.. 😆😆
Jangan lupa klik ⭐ dan comment yaa..Nicholas duduk menatap pintu kamarnya, seolah dengan menatapnya maka pintu itu akan terbuka secara otomatis. Sudah lima jam Elena di dalam, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh malam. Sudah waktunya makan malam, tapi Elena tetap tidak mau keluar. Entah apa yang membuat wanita itu begitu keras kepala. Nicholas sudah menyiapkan diri untuk menerima cerita dari satu sisi Elena, tapi kenapa dia tetap tutup mulut?
Nicholas membuatkan makan malam untuk mereka, lalu mengetuk pintu kamar Elena.
"Len.. sudah malam. Kamu harus makan."
Tetap tidak ada sahutan dari dalam sana.
"Len. Aku akan pergi keluar, kamu harus makan. Bayi kamu butuh makan." Nicholas mencoba membujuk dengan alasan paling logis.
Pria itu menghela napas kemudian berjalan ke arah pintu luar, membuka lalu menutupnya.
Lima menit kemudian Elena menempelkan telinganya ke daun pintu dan tidak mendengar pergerakan apapun dari luar. Sepertinya Nicholas sudah pergi.
Elena mau tidak mau harus keluar kamar karena dia merasa haus dan juga perutnya bergemuruh sejak dua jam lalu. Tapi dia belum siap keluar untuk bertemu Nicholas. Elena belum siap menghadapi rentetan pertanyaan dari pria itu.
Elena berjalan ke arah meja makan, sepiring nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi juga segelas susu coklat membuat liur Elena menetes. Dia menengok ke kanan dan ke kiri memastikan bahwa Nicholas memang tidak ada dan segera melahap makanan itu.
"Maaf Nak, kamu pasti lapar ya.." Elena bermonolog sambil mengelus perutnya.
Nicholas berdiri di balik tembok ruang tengah, posisinya membelakangi dapur, tentunya Elena tidak menyadari bahwa dia tidak keluar dari rumah itu. Dia hanya membuka dan menutup pintu lalu sembunyi. Nicholas membiarkan Elena makan terlebih dahulu, baru akan bicara padanya.
Lima belas menit hanya dentingan sendok garpu yang terdengar, Elena juga meminum susunya hingga tandas. Entah Nicholas pergi kemana tapi Elena harap dia tidak akan kembali sebelum Elena masuk ke dalam kamar. Elena mengangkat peralatan makannya dan mencucinya secepat dia bisa.
Suara air mengalir meredam langkah Nicholas. Elena tersentak saat sepasang tangan memeluknya dari belakang. Langsung menangkup perut buncitnya.
Dada Elena berdebar, dia tahu siapa pria di belakangnya, bau tubuh pria itu terlalu khas.
"Please Len. Jangan menghindar."
Elena berpegangan pada meja saat suara Nicholas membuatnya lemah. Kecupan pria itu di puncak kepalanya membuat airmatanya kembali berkumpul di pelupuk mata yang sudah membengkak.
Nicholas memutar pelan tubuh wanita itu, Elena menunduk dalam dan Nicholas menggendongnya, membuat Elena terpekik.
"Nick!!"
Nicholas menghiraukan protes Elena dan membawanya ke kamar. Pria itu menurunkan Elena dan dengan segera mengunci pintu dan membuangnya ke jendela.
"Nicholas, apa yang...!" Mulut Elena menganga tidak menyangka akan perbuatan pria itu.
"Kita tidak akan keluar dari sini Elena sampai aku mendapatkan apa yang aku mau." Nicholas melipat tangannya di dada.
"Nick.. please.. Jangan paksa aku." Elena tidak berani menatap wajah pria itu. Dia berjalan ke arah kamar mandi.
"Jangan berpikir untuk mengurung diri disana Len, karena aku tidak segan untuk mendobraknya!" Ada ancaman di balik perkataan itu dan Elena tahu Nicholas bisa melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ Touch By Her
Romance(COMPLETE) Saat sang Boss memintanya menjadi kekasih palsu sebagai ganti dari uang yang dipinjamkan untuk pengobatan ibunya, Elena tidak menduga jika dia akan benar-benar jatuh cinta pada Nicholas. Nicholas pun tidak bisa memungkiri ketertarikannya...