Her Suprise

2.5K 212 1
                                    

"Mom, are you joking or something?" Nicholas mencoba menerka wajah mamanya yang tidak berhenti tersenyum. Pria itu kemudian menatap ayahnya yang mengangkat bahu. Sedangkan Elena mematung dengan wajah pucat.

"Nicholas, married isn't something yang bisa dijadikan bahan gurauan. Mom sudah dengar semua cerita saat kalian ke Bandung karena mama Elena sakit, lalu harus operasi. Mom tahu kamu yang mengeluarkan biaya untuk membayar operasi nyonya Tania. Mom tau kamu Nick, kamu tidak akan mengeluarkan biaya sebanyak itu kalau Elena tidak penting untuk kamu. Betul begitu Nick?"

Elena menunduk malu. Begitu pun dengan Mamanya dan Ethan yang merasa tidak enak dengan situasi ini.

"Nicholas! Jangan kamu permainkan Elena. Mom tau apa yang kamu lakukan minggu lalu. Dan mom akan pastikan kamu tidak macam-macam lagi. Apa kamu ga pikirin perasaan Elena hah?" Emilia memegang bahu gadis itu.

"Mom tau gadis ini baik buat kamu. Makanya mom ingin kalian segera menikah. Jangan kecewain kami Nicholas!" Ancam mamanya.

Nicholas mendengus kasar. Kenapa jadi begini?

^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*

Malam ini mamanya dan Ethan menginap ditempat tinggal Elena. Baru besok mereka akan pulang. Lagipula Emilia berpesan agar Nicholas dan Elena yang mengantar mereka sampai Bandung.

Elena menjatuhkan diri di sofa minimalis di apartemenya. Ethan berkeliling melihat isi tempat tinggal gadis itu.

"Wow kak, ini keren!" Ethan ke luar balkon melihat pemandangan Jakarta dimalam hari. Tania duduk disamping Elena.

"Nak, kamu jujur sama mama. Sebenarnya hubungan kamu sama Nicholas itu apa?"

Elena menghela napas panjang. Kalau gadis itu menceritakan bahwa hubungan mereka hanya sandiwara, nanti Tania akan kecewa. Pasti mamanya akan merasa bersalah, lalu berusaha mencari cara untuk mengganti uang itu. Yang Elena khawatirkan adalah kesehatan mamanya yang kembali menurun. Tidak.. tidak.. aku ga boleh bikin mama susah..

"Kami baru mulai berhubungan ma, jadi ya agak kaget kalau diminta segera menikah. Kami belum begitu tau sifat masing-masing. Masih penjajakan gitu."

"Tapi Nicholas baik loh kak. Dia selalu pastikan setiap berapa hari sekali buah dikirim kerumah, vitamin buat mama juga kebutuhan kecil lainnya" Adiknya menyahut.

Elena menegakkan tubuhnya. "Oh ya? Kok aku ga dikasi tau?"

Ethan menggaruk tengkuknya. "Maaf kak, kak Nicholas bilang ga usah bilang kakak."

"Mama liat, Nicholas anak baik. Hanya ya memang derajat kita berbeda dengan keluarganya. Tapi kemarin mama papanya sangat baik dan tulus sama kita. Kamu pikirkan baik-baik. Apapun keputusan kamu mama dukung" Tania mengelus tangan putrinya. Elena mengangguk kemudian memeluk mamanya. Ethan juga menghampiri mereka dan ikut berpelukan. Mereka tertawa bersama.

^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*

Emilia memandang langit malam dari balik jendela kamarnya. Wanita itu sedikit gelisah. Emilia terpaksa menyuruh anak buah suaminya untuk mengikuti gerak-gerik putranya sejak wanita jahat itu kembali hadir dihadapan Nicholas.

Betapa terkejutnya Emilia saat mendapat laporan bahwa Catherine dibawa pulang oleh Nicholas setelah kecelakaan itu. Putrinya, Patricia menjadi sasaran kemarahannya. Putrinya itu mengatakan bahwa Nicholas sendiri yang mengusulkan untuk membawanya pulang.

Emilia mengatur Bu Tini yang bekerja pada Nicholas untuk selalu memantau keadaan disana. Wanita itu cukup puas saat mendengar bahwa Nicholas selalu menjaga jarak dengan Catherine. Sebagai seorang ibu, Emilia tidak akan membiarkan anaknya terjatuh kelubang yang sama. Entah apa yang akan wanita jahat itu perbuat. Tapi Emilia tidak akan membiarkan itu terjadi, walau harus dengan cara licik memanfaatkan Elena dan keluarganya.

✅ Touch By HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang