Elena menggeliat. Menarik napas dalam-dalam lalu membuka matanya. Gadis itu terkesiap melihat ruangan asing. Elena menoleh perlahan kesampingnya, bernapas lega saat ranjang disebelahnya kosong.
Elena menurunkan kakinya lalu beranjak keruangan tengah. Nicholas tidak terlihat dimanapun.Good.. gadis itu kembali menggeliat lalu berjalan arah kulkas dan membukanya. Elena memgeluarkan susu putih lalu menuangkannya ke gelas. Tenggorokannya terasa haus padahal Elena baru bangun tidur. Gadis itu meneguk susunya saat mendengar suara pintu terbuka.
Pria itu menghampirinya. Lalu mengambil air dingin dan meminumnya didepan Elena. Sumpah demi apa mata Elena membulat, mendadak tergiur melihat pemandangan itu. Nicholas, dengan tubuhnya yang berkeringat menambah kegantengannya. Baju tanpa lengan memperlihatkan otot tangannya, belum lagi dadanya yang tampak menonjol dibaliknya. Elena tersedak saat menelan susu itu dengan susah payah.
Nicholas maju menepuk pelan punggung Elena. Bau khas tubuh pria itu yang bercampur keringat menyesatkan penciuman Elena. Gadis itu tiba-tiba menjauh, membuat Nicholas bingung.
"Sorry, aku.." Elena langsung berbalik ke kamar.
Nicholas sedikit kesal dengan sikap gadis itu yang tiba-tiba menjauh. Pria itu masuk ke kamar mandi. Melepaskan pakaiannya lalu mengguyur tubuhnya dibawah pancuran. Nicholas senang melihat Elena masih tertidur pulas saat dia bangun. Pria itu mengamati wajah polos Elena. Matanya menjelajah disemua bagian muka gadis itu. Lalu turun ke arah dada gadis itu yang bergerak teratur naik dan turun. Tanpa sengaja Nicholas melihat bagian dadanya menyembul dibalik kaos tidur yang Elena kenakan. Langsung saja kenormalannya berdenyut. Akhirnya pria itu memutuskan joging sebentar seperti yang biasa dilakukannya dipagi hari. Sekaligus untuk menghindari dirinya sendiri menerkam Elena pagi-pagi.
Tapi sekarang, gadis itu kabur saat berdekatan dengannya. Pasti Elena takut padanya setelah kejadian kemarin. Mereka harus bicara batin Nicholas.
Elena pergi mandi setelah Nicholas selesai mandi. Saat selesai berpakaian gadis itu bingung melihat meja makan. Terdapat dua piring makanan, ada dessert dan juga buah. Dua gelas orange jus menambah warna dimeja itu. Yang membuatnya lengkap adalah, Nicholas sudah duduk manis dan menunjuk kursi di depannya untuk Elena.
Elena berdehem, lalu duduk. "Kenapa kita sarapan disini?"
Nicholas menatap tajam. "Karena aku ingin ngobrol sama kamu."
"Soal?"
Nicholas mulai menyuapkan makanannya, jadi Elena mengikuti. Omelet dan garlic breadnya terasa lezat. Sepertinya Elena lapar. Gadis itu hampir menghabiskan seluruh makanannya, membuat Nicholas tersenyum senang, Elena tidak jaim didepannya.
Elena menusuk buah semangka di piring itu dengan garpu kecil. Sari buah itu menetes dari sudut mulutnya. Nicholas reflek mengambil tissu dan mengarahkannya ke wajah Elena. Sontak gadis itu menghindar. Mata mereka saling menatap, membuat Elena lupa mengunyah sisa buah itu di dalam mulutnya.
"Why you avoiding me?" Tatapan Nicholas lurus ke arah gadis itu. Elena menggerakan matanya ke kiri dan ke kanan. Bukan tidak mengerti dengan pertanyaannya tapi bingung dengan rangkaian kata yang harus di ucapkan.
"Sorry.." ucapnya lirih.
"Apa aku bikin salah sama kamu?"
Elena menggeleng. Nicholas mengerutkan dahinya. "So? You have to be honest. Kita akan menikah bukan?"
Kalimat itu membuat Elena jengah. Mereka akan menikah tapi bukan karena cinta, tepatnya untuk balas budi. Dan bukankah Nicholas bilang tidak akan ada perasaan yang terlibat, lantas mengapa dia bertanya seperti itu sekarang, batin Elena.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ Touch By Her
Romance(COMPLETE) Saat sang Boss memintanya menjadi kekasih palsu sebagai ganti dari uang yang dipinjamkan untuk pengobatan ibunya, Elena tidak menduga jika dia akan benar-benar jatuh cinta pada Nicholas. Nicholas pun tidak bisa memungkiri ketertarikannya...