Part 34

241 17 1
                                    

Saat Chen telah keluar dari rumah sakit, ia telah tiba di rumah kediaman Suho. Hanya ada Minseok yang menemaninya sejak Chanyeol pergi bekerja mengajar ke sekolahnya. Sore ini ia ingin merendamkan tubuhnya di air hangat dan merelaxkan pikirannya.

Chen membuka seluruh pakaiannya lalu masuk ke dalam kamar mandi. Ia bercermin sebentar menatap perut yang mulai membuncit. Kehamilannya bisa ia perkirakan sekitar 3 bulan tapi, entah kenapa perutnya lebih terlihat buncit dari ibu hamil pada umumnya. Entahlah, ia tidak mengerti yang jelas ia senang bahwa dirinya mengandung seseorang yang bisa bertanggung jawab atas tindakannya seperti Chanyeol contohnya. Ia mulai mengakui bahwa dirinya sudah jatuh kedalam pesona Chanyeol dan mulai mencintainya setulus hati. Disisi lain, hatinya masih ada sedikit ragu bahwa ia akan menjadi seorang ibu, untungnya mulai besok ia mulai menjalankan ujian nasionalnya selama 3 hari kedepan. Jadi, saat lulus angkatannya tidak ada yang tahu bahwa ia hamil hasil benih wali kelasnya.

Chen memasukkan kakinya kedalam bathup lalu, merendamkan seluruh tubuhnya diatas air hangat sesekali ia memejamkan matanya sambil mengusap perutnya.

Ia berniat tidur hanya beberapa menit saja sambil merasakan hangatnya air.

.


.






Sekitar 30 menit Chen telah menghabiskan waktunya di kamar mandi, ia pun menggunakan piyamanya lalu beranjak keluar. Hari mulai sedikit gelap dan saat dirinya keluar dari kamar mandi, ia sudah melihat sosok pria besar yang tengah melepaskan dasi serta kancing bajunya. Ya, itu adalah Chanyeol.

Awalnya Chen bersikap cuek atas kehadiran Chanyeol yang tengah menatapnya. Chen mendekati lemari pakaian dan mengambil beberapa pakaian yang ingin ia pakai. Namun, ia merasakan ada sebuah pelukan dipinggangnya.

Chanyeol memeluknya dari belakang sambil menghirup lehernya dalam-dalam. Tangan nakal Chanyeol juga merambat kedalam piyama yang Chen kenakan. Memainkan putingnya untuk menggoda birahinya. Chen mematung lalu menatap tangan besar Chanyeol yang tengah memainkan putingnya, pipinya memerah bahkan rasanya ia ingin meloloskan desahannya.

"C-chan..."

"Hmm?"

"Bi-bisakah tangan nakalmu berhenti memainkan puting ku?" tanya Chen sambil menggigit bibir bawahnya. Chanyeol menoleh ke Chen kemudian menjilati bagian belakang telinganya. Selain leher, puting dan penisnya, bagian belakang telinga juga termasuk area sensitifnya.

"Kenapa aku harus berhenti? Bukankah kau menyukainya? Melihat bahu mulusmu yang dipamerkan kepadaku membuatku ingin memakanmu sekarang juga." bisik Chanyeol. Tangannya menarik tali piyama milik Chen membuat tubuh polos Chen terlihat di depan cermin lemari.

"A-aku baru saja selesai mandi, Chan. Aku tidak ingin mandi lagi" sanggahnya sambil menatap cermin melihat Chanyeol dari pantulan cermin didepannya. Chanyeol menempelkan penisnya ke bokong Chen dan tentunya Chen bisa merasakan betapa kerasnya penis Chanyeol yang sudah menusuk-nusuk bokongnya.

"Sekali saja, aku sudah tidak tahan lagi." pinta Chanyeol sambil mengecup leher Chen dan meremas dadanya. Chen menatap cermin dengan sayu, tubuhnya melemas ketika Chanyeol meremas dadanya.

Chen membalikkan tubuhnya lalu memeluk leher Chanyeol. Chen mencium bibir Chanyeol dengan lembut. Chanyeol menanggalkan piyama Chen begitu saja di lantai, tangannya memeluk pinggang Chen sesekali meremat gemas bokongnya. Ciuman itu saling menyalurkan rasa cinta yang tidak terlalu menuntut dan juga memaksa. Lembut dan pelan seperti sedang menghayati.

Chen melepaskan tautan ciumannya dengan Chanyeol, ia menatap Chanyeol dengan sayu.

"Lakukan dengan pelan Chan... I'm yours. touch me gently and do it slowly. Give me a touch more daddy" goda Chen sambil melepas kancing kemeja Chanyeol satu persatu. Chanyeol tersenyum mendengar ucapan calon istrinya.

I Love My Boyfriend || ChanChen ✔️[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang