AUTHOR POV.
.
.
.
.
Plak!
.
.
.
.
.
Tamparan keras itu menggema di dalam ruangan pribadi yang tak pernah dikunjungi siapapun selain dua orang yang kini saling berhadapan. Tamparannya mengenai wajah tampan pria muda di depannya. Pria itu diam dan menundukkan kepalanya. Entah berapa kali kejadian seperti ini terjadi padanya. Pria yang menampar pria muda itu adalah Ayah nya. Ayah yang tak pernah hadir dalam kehidupan pria itu. Ayah yang tak pernah mengunjungi anaknya. Ayah yang selalu mementingkan perusahaan ternamanya.
"Kau ini bagaimana hah?! Masa melakukan seperti itu saja tidak bisa?!! Tsk! Kau ini selalu saja gagal untuk menghancurkan anak dari marga Kim itu! Kau sudah ku beri fasilitas lengkap! Kau sudah punya segalanya! Tapi kenapa kau menghancurkan rencanaku? KENAPA?!". Pria tua itu membentak anak bungsunya. Kilatan amarah,kesal,emosi kini semuanya sangat jelas di matanya. Tak ada lagi mata yang lembut dan kasih sayang seperti dulu. Rasa senang serta bahagia saat masih kecil masih terbayang di otaknya.
"Ya! Jung Jaehyun jawab aku! Apa kau sengaja hah menghancurkan rencanaku?! Kau harus membuat anak itu hancur. Kau tau? Jika dia hancur maka keluarga terhormat nya akan ikut hancur juga. Aku tak mau tahu kau harus berhasil!". Ucap pria tua itu. Jaehyun menatap sang ayahnya dengan tajam.
"Seharusnya kau sendiri yang menghancurkan keluarga mereka! Kenapa harus aku yang juga ikut dalam hal ini?! Aku tak ingin menghancurkan keluarga siapapun tapi kenapa kau??? KENAPA KAU TERLALU MEMENTINGKAN HARTA SERTA PERUSAHAAN BESAR YANG HARUS KAU MILIKI?? KAU SUDAH TUA DAN SEHARUSNYA KAU LEBIH MEMENTINGKAN KELUARGA INI! KAU TERLALU EGOIS!". Jaehyun mengeluapkan emosinya terhadap ayahnya dan pergi meninggalkan ruang itu. Jaehyun benar benar tak ingin bermain dalam sebuah permainan yang ayahnya buat. Ia ingin hidup tenang dan bebas namun, sang ayah serta hyung nya itu terus mendorong Jaehyun melakukan hal yang tak ia inginkan. Pria tua itu mengeram setelah kepergian Jaehyun dihadapannya. Berani beraninya Jaehyun berkata seperti itu. Apakah salah jika Jaehyun menginginkan keluarga yang harmonis tanpa ada keegoisan dalam harta?.
Jaehyun melangkahkan kaki nya keluar dari rumahnya namun langkahnya terhenti saat Daehyun memanggilnya.
"Jae, kau ditampar lagi sama appa? ". Tanya Daehyun. Jaehyun hanya diam tak menggrubis pertanyaan hyungnya."Aku tau kau menginginkan keluarga yang sempurna seperti dulu. Tapi kali ini beda Jae. Kau tau ayah seperti apa kan? Kita sebagai anaknya juga tak bisa menentangnya. Kau harus bisa buat keluarga kim hancur termasuk chen kalau tidak,kita semua akan dipenjara. Kau tau kan appa nya chen adalah seorang mantan anggota Tentara Militer? Jadi jangan sampai keluarga mereka tahu bahwa kita berdua lah yang melakukan hal itu ke chen". Jelas Daehyun panjang lebar membuat Jaehyun berdiam sambil berfikir lebih matang.
Apa yang harus Jaehyun lakukan? Memberi tahu pada keluarga chen bahwa ayahnya lah yang merencanakan ini semua atau ia ikut membantu rencana ayahnya? Sungguh membingungkan. Bantinnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.CHEN POV.
.
.Siang ini adalah siang ter—magerku sepanjang hidupku. Aku jadi malas makan, malas jalan, malas beranjak dari kasur. Biasanya hari libur ini hari semangatku dimana aku bisa bebas untuk ke markas gengku ataupun ke clubbing tetapi, kenapa hari ini berbeda?. Perut ku juga rada tidak nafsu makan. Akhirnya aku hanya memainkan hp ku dan tetap dalam kondisi tiduran sambil memeluk guling. Beginilah rasanya jika jomblo berada di tingkat kemageran pada hari libur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Boyfriend || ChanChen ✔️[END]
Fanfiction"Chen" "Apa?" "Jujur ya jujur" "Jujur apa?" "Saya suka sama kamu chen. Saya suka sama kamu sejak kamu peduli sama keadaan saya,kamu selalu kasih perhatian ke saya,saya suka cara kamu tersenyum,saya suka cara kamu ngehibur saya,saya mau kamu jadi pel...