Part 28

763 70 59
                                    

AUTHOR POV



Seseorang membuka matanya perlahan lahan lalu mengerjapkan matanya untuk menerima cahaya yang masuk ke dalam netra penglihatannya. Chanyeol yang mengetahui hal itu,ia langsung menghampiri orang itu sambil tersenyum hangat. Setelah dirasa sudah melihat seutuhnya,matanya berkeliaran untuk mengetahui dimana ia berada.

"Syukurlah kau sudah sadar sayang" ucap Chanyeol sambil mengelus surai hitam milik seorang yang memiliki bibir berbentuk kucing itu. Pria itu mengalihkan pandangannya pada Chanyeol.

"Apa yang terjadi?" tanya nya.

"Kau pingsan saat berada di belakang gedung sekolah chen." jawab Chanyeol. Ya, orang itu bernama Chen. Chen yang baru sadar dari pingsannya kembali mengingat apa yang terjadi pada dirinya sebelum dia pingsan.

"Wendy." gumam Chen. Samar samar Chanyeol mendengar ucapan Chen langsung membulatkan matanya.

"Jadi ini perbuatan Wendy?" geram Chanyeol. Tangannya sudah mengeratkan genggamannya pada bagian ujung besi brankar tempat Chen berbaring. Chen mengangguk membenarkan pertanyaan Chanyeol barusan.

"Awas kau Wen, berani beraninya dia hampir mencelakakan chen dan calon anakku,"

Chen membulatkan matanya ketika mendengar Chanyeol bermonolog pada diriny sendiri.

"Apa maksudmu huh? Calon anak? Wendy hanya-"

"Kau hamil Chen." jawab Chanyeol cepat. Kali ini mata Chen benar benar seperti ingin keluar dari tempatnya saking terkejutnya. Jujur,entah ekspresi apa yang harus Chen keluarkan saat ini. Tanpa sadar tangannya memegang perut ratanya itu. Pikirannya melayang, perasaannya terasa campur aduk. Ada perasaan bahagia, sedih,marah,takut semua bercampur menjadi satu. Ia sedih karena dirinya tak bisa merasakan sebagai laki laki sejati lagi, ia marah karena dirinya harus mengandung anak Chanyeol yang bahkan Chanyeol sendiripun belum tentu ingin menikahi nya. Terlebih lagi, Chen takut pada proses kehamilan dan proses kelahiran anak nya nanti bagaimana jika dirinya tak bisa menyelamatkan anaknya? Bagaimana jika dirinya bertaruh nyawa demi anak yang dikandungnya kini. Membayangkannya saja sudah membuat Chen merinding.

"Chen?! Kau kenapa? Apa ada yang sakit?" suara bass Chanyeol membuat lamunan nya buyar.

Chen menggelengkan kepalanya. Ia ingin sekali marah pada Chanyeol. Ia marah karna ia harus menikah diusia yang mungkin belum bisa dibilang matang bahkan ia belum lulus sekolah apalagi ia belum merasakan bagaimana dunia pekerjaan.

Chen memukul dada Chanyeol berkali kali sehingga yang dipukul menahan kesakitan.

"Ini semua gara gara kamu! Kau yang membuat masa depanku hancur tau! Apa kau tak punya otak huh?! Aku belum lulus!! Bahkan aku belum bekerja tapi,kau sudah menghancurkan masa depanku dengan kabar aku hamil! Kau jahat!!! Aku membencimu yeol!" Chen menangis dengan wajah memerah

Chanyeol tahu bahwa ini salahnya tapi, bisakah chen menerima kenyataan yang sesungguhnya? Chanyeol berfikir tak ada masalahnya jika Chen putus sekolah lalu fokus terhadap kehamilannya toh mereka berdua akan menikah sebentar lagi.

"APA?! CHEN HAMIL?! YA AMPUN COCOR BEBEK KU NGISI JU-"

Oh God! Bagus sekali Baekhyun datang kemari disela tangis Chen dan ini kesempatan yang bagus untuknya tidak terlalu memperpanjang masalah Chen yang sempat membencinya.

"Baek, ini rumah sakit, orang yang sakit tambah sakit mendengar teriakan kamu". ucap Chanyeol sambil menatap tajam kearah Baekhyun.

"Mianhae, lagipula aku sedang bahagia akhirnya aku memiliki keponakan, annyeonghaseyo, aegi-ya ini Baekhyun Samchon. Ya! Chennie! kau harus menikah besok lalu kalian berdua honeymoon nya di kasur saja tak perlu jalan keluar negeri." Baekhyun menaik turunkan kedua alisnya sambil mengelus perut Chen yang datar. Chen melemparkan bantal yang ia kenakan kepada wajah Baekhyun sayangnya Baekhyun sudah menangkis bantal itu dengan cepat.

I Love My Boyfriend || ChanChen ✔️[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang