2. Masih sama

1.1K 129 3
                                    

“Apa karena dia?”

Deg… sial.. kenapa Minho oppa masih mengingatnya dan malah membahasnya.

“Tidak, hanya saja aku ingin lebih dewasa. Harusnya oppa bersyukur aku sudah berubah. Dan tolong jangan pernah bahas dia lagi sekarang.” Jawabku sesantai mungkin agar Minho oppa percaya. Jujur, aku tidak suka jika ada yang membahas seseorang di masa laluku.

Setelah percakapan itu kita tak lagi mengobrol. Mungkin Minho oppa tahu bahwa suasana hatiku tidak baik. Sudah beberapa menit berlalu, dan kini mobil yang kita tumpangi sudah berada di depan rumah besar bernuansa modern. Ya ini rumah kedua orang tuaku, aku rindu rumah ini.

Ku pijakkan kakiku masuk ke dalam rumah, ku lihat sekeliling tetapi tidak ada siapa siapa.

“Dimana mama dan papa?” tanyakku pada Minho oppa yang baru saja masuk.

“Entahlah, mungkin sedang di taman belakang,” jawab Minho oppa sambil berjalan mendahuluiku menuju taman belakang.

Akhirnya aku mengikutinya ke taman belakang. Senyumku mengembang ketika melihat mama dan papa. Kemudian ku peluk mereka berdua. Pelukan yang aku rindukan selama aku berada di  Negara tetangga.

“Maaa… paaa… aku kangen. Disana aku kesepian,” ucapku sambil memeluk erat mereka

“Mama juga kangen kamu nakk, anak mama yang manja dan nakal ini. Tidak ada yang menjahili mama disini.” Jawab mama sambil tertawa pelan. Aku yang mendengarnya pun mendengus kesal.

:”Iya papa juga kangen kamu nak, disini tidak ada yang bias papa marahi sejak kamu pergi,” tambah papa sambil mengelus kepalaku. Aku yang mendengar ejekkan papa, semakin merasa kesal.

“Paa.. maa… Tzuyu sudah tidak seperti dulu, tidak nakal lagi dan sekarang sudah tidak manja lagi sepertinya hehe,” ucapku sambil berpura pura marah.

Aaa iya Tzuyu adalah namaku, sepertinya diawal aku tidak pernah berkenalan ya. Jadi namaku Chou Tzuyu, orang orang memanggilku Tzuyu, kadang sahabat-sahabatku memanggilu Yoda.

Setelah berpelukan dengan kedua orang tuaku , aku bercerita banyak tentang keadaanku selama berada di luar negeri. Aku juga bercerita tentang kegiatan yang aku lakukan disana dan juga mengenai perusahaan papa yang aku kelolah disana. Ya aku mengurus perusahaan papaku disana, sebenarnya awalya aku tidak tertarik tetapi untuk menyibukkan diri akhirnya aku memutuskan untuk mengelolahnya.

“Tzuyu-aa, berapa lama kamu akan berlibur disini?’ tanya mama padaku.

“Sekitar 6 bulan mungkin, ada apa?” ucapku sambil mengangkat alis dan menoleh ke papa dan mama.

“Bagaimana jika kamu seterusnya disini, kamu kelolah saja perusahaan papa di Korea ini, papa merasa lelah jika harus mengurus perusahaan,” jawab papa dan itu membuatku terkejut. Bagaimana bisa aku mengurus perusahaan disini, itu berarti aku harus selamanya disinii. Bagaimana jika nanti aku akan bertemu dengannya.

“Kenapa harus aku pa, aku sudah nyaman mengurus perusahaan papa di Amerika, lagipula kam disini ada Minho oppa, kenapa tak menyuruhnya saja untuk mengelolah perusahaan disini,” jawabku sambil menoleh ke arah Minho oppa.

“Apa kau lupa, aku tidak tertarik pada bisnis itu, bukan tipeku sekali. Aku juga sudah menjadi dosen, mana bisa aku mengurus hal yang berbau bisnis. Jika kau yang mengurusnya kan lebih baik, kau sudah handal mengurus hal seperti itu,” jawab Minho oppa dengan santai.

“Apa kau tidak mau mengurus perusahaan papa karna kau tak ingin bertemu dengan dia? Ayolah Tzuyu, dia pasti sudah lupa denganmu,” lanjut Minho oppa.

Kata katanya barusan cukup membuatku emosi, padahal di mobil tadi aku sudah bilang untuk tidak lagi membahas tentang dia.

“Apasi oppa, sudahlah aku tidak ingin membahas ini dulu, aku lelajh mau istirahat, permisi,” ucapku lalu pergi menuju ke kamarku.

Ku rebahkan diriku ke kasur. Sesekali aku memikirkan kata kata Minho oppa. Apakah benar dia sudah melupakanku? Jika sudah lalu mengapa aku belum bisa melupakannya. Aahh memikirkannya membuatku frustasi. Akhirnya aku memutuskan untuk mandi agar aku lebih segar.

Malam harinya aku merasa bosan, dan memutuskan untuk pergi berjalan jalan sambil melepas rinduku di negara ini. Seperti biasa, malam hari sangat macet, jalanan dipenuhi kendaraan, dan dipinggir jalan banyak pejalan kaki yang sedang berjalan jalan. Setelah hanya muter muter tidak jelas, aku memutuskan untuk pergi ke rumah makan kuno yang sering aku kunjungi ketika masih sedih. Entah apakah rumah makan masih ada atau tidak, aku tetap melajukan mobilku kesana. Dan sesuai dugaanku, rumah makan itu masih ada.

Ku berjalan memasuki rumah makan kuno yang sering kukunjungi dulu, ku lihat setiap sudut disana, ya masih sama, hanya saja berubah sedikit karena telah direnovasi mungkin. Ku berjalan menaiki tangga untuk ke lantai dua dan segera pergi ke meja dan kursi yang ada di balkon.

Wah suasana kota dari atas sini sangat indah. Itulah alasan aku sering kesini saat sedih dulu, tempat ini memberi kenyamanan yang sama seperti 7 tahun lalu.

Ku pesan makanan yang khas di rumah makan ini, dan saat ku coba rasanya masih sama, sama sama lezatnya. Semuanya terasa sama, apakah dia juga sama? Apakah rasa sayang dia padaku masih sama seperti 7 tahun lalu, sebelum kejadian saat itu? Ahh apa yang kamu pikirkan Tzuyu, itu sudah masa lalu. Ku coba lupakan pikiran gilaku dan melanjutkan makanku. Sampai pada akhirnya hpku berbunyi, dan aku terkejut ketika melihat nama kontak di hpku.


*Maaf kalo kata katanya kurang bagus, ini pertama kali aku bikin. Aku tau cerita ini ga ada yang baca si, aku cuma pingin bikin cerita aja tentang JITZU karna jujur aku kangen moment mereka.

Masa Lalu ( JITZU ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang