14. Harus Apa?

682 90 3
                                    


Sudah seminggu semenjak kepergian Chaeyoung, dan sudah seminggu juga moodku tidak bagus. Hari-hariku terlalu suram saat ini, bagaimana tidak seorang sahabat yang selalu mendengarkan ceritaku kini pergi meninggalkanku. Aku bukan Dahyun yang memiliki banyak sahabat, aku sama seperti Chaeyoung yang sangat susah untuk bersosialisasi dengan orang.

Sahabat yang pergi meninggalkanku, dan orang tersayangku yang memintaku untuk melupakannya. Berada di fase ini sangat tidak enak, ketika dua orang terdekatmu memintamu untuk merelekan mereka. Sungguh tidak adil bukan, seharusnya satu-satu dulu, tidak langsung dalam waktu yang bersamaan seperti ini.

Jika ditanya bagaimana perasaanku, entahlah bagaimana perasaanku, yang aku tau perasaanku sedang buruk saat ini. Maaf, aku bukan anak senja seperti Chaeyoung yang pandai mengutarakan perasaannya dengan kalimat-kalimat penuh makna. Dan maaf, aku juga bukan Dahyun yang pandai mengekspresikan perasaannya menggunakan ekspresi wajahnya. Kata orang-orang mukaku datar, entah pada saat sedang sedih atau saat sedang senang, wajahku tetap saja datar. Iya aku akui itu.

Jika ada yang bertanya tentang Dahyun, dia selalu menghubungiku tapi telpon ataupun pesannya tak pernah aku jawab. Dia juga sering datang ke apartementku, tapi aku tak pernah mau membukakan pintuku. Aku tau aku cukup keras padanya, tapi bagaimana? Aku terlanjur marah padanya. Dia juga sering mengikuti, aku tau karena aku sudah hafal betul mobilnya, dia selalu mengikuti kemanapun aku pergi.

Dan jika ada yang bertanya tentang Sana eonnie, aku terakhir bertemu dengannya pada saat aku mengantarnya pulang setelah dari rumah orang tua Chaeyoung pada saat pemakaman Chaeyoung. Kita berdua bertukaran nomer telpon tapi tak ada satupun dari kita yang menelpon atau mengirim pesan. Mungkin nanti aku akan menelponnya, entah untuk membahas orang lain atau membahas hubunganku dengannya.

Ah sudah lah jangan membahas Itu sekarang, bukan waktu yang tepat.

Seseorang tolong lah bertanyalah padaku sedang dimana aku sekarang, nanti aku janji akan aku jawab.

Oh tidak tidak, aku akan menjawabnya sekarang walaupun tidak ada yang bertanya.

Sekarang disinilah aku, di tempat yang selalu aku kunjungi seminggu ini setelah sekian lamanya aku tidak ke tempat seperti ini. Sekarang aku sedang berada di bar. Hanya untuk minum-minum tidak jelas. Dulu sekali, aku sering datang ke tempat seperti ini sebelum berpacaran dengan Jihyo, aku sering ke tempat ini bersama Dahyun dan Chaeyoung. Kita menggunakan kartu identitas palsu agar diizinkan masuk, cukup berdosa bukan?. Aku sudah menjelaskan pada kalian kan kalau aku dulu anak yang nakal. Tapi semenjak berpacaran dengan Jihyo aku tak lagi pergi ke tempat seperti ini, dia melarangku, dia sangat tidak suka jika aku mabuk-mabukan.

Selama di Amerika pun aku tak pernah mendatangi tempat seperti ini disana walaupun aku sudah putus darinya. Tapi sekarang bukan hanya hubunganku dengan dia yang putus, tapi perasaannya padaku juga sudah putus, jadi tak apa lah jika aku pergi kesini. Sudah cukup dia memintaku untuk melakukan hal yang tidak aku suka seperti melupakannya, dan sekarang izinkan aku melakukan sesuatu yang tidak dia suka yaitu mabuk.

Jika Chaeyoung sedang bersamaku sekarang, mungkin dia bakal bilang kalau aku pengecut, karena minum-minum untuk lari dari masalah. Tapi aku disini tidak lari dari masalah, sekarang aku sedang mencoba menanganinya. Masalahku adalah Jihyo, dan JIhyo memintaku untuk melupakannya, jadi aku disini untuk melupakannuya. Kata orang, mabuk bisa membuatmu melupakan semuanya, jadi sekarang aku sedang mencobanya.

Tidak. Aku tidak sendiri disini. Temanku ada yang bekerja sebagai pegawai disini, tidak dia tidak bekerja sebagai perempuan yang dibayar untuk memuaskan orang, dia hanya bekerja untuk menyajikan minuman saja tidak lebih, Seulgi namanya. Dia tinggal di apartement yang sama denganku saat di Amerika, tapi dua tahun yang lalu dia memutuskan unttuk kembali duluan ke Korea, katanya ingin lebih dekat dengan keluarganya, padahal yang sebenarnya adalah karena dia tak bisa jauh dari kekasihnya, ih dasar bucin.

Masa Lalu ( JITZU ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang