32. Kita Kembali

561 85 18
                                    


Sinar matahari yang masuk ke dalam kamarku melalui sela jendela membuatku terbangun.

Tangan kiriku masih terasa berat saat Jihyo masih menjadikan tanganku itu sebagai bantalnya.

Tangannya masih melingkar di perutku, dia memelukku erat seperti tak ingin lepas.

Dengan jarak yang sangat dekat, aku bisa melihat wajah cantiknya saat tidur. Wajah polos dan lugu itu selalu berhasil membuatku jatuh cinta.

Kuangkat tangan kananku yang masih sedikit nyeri, berusaha mengusap pipi nya yang membuatnya terlihat imut.

Ku cium ujung kepalanya, rambutnya sangat wangi membuat candu. Kemudian kembali bermain dengan pipinya yang lucu itu.

Perlahan Jihyo mulai terusik karena sepertinya dia terganggu, dia terbangun dari tidurnya dan langsung melihat ke arahku.

Dia tersenyum memandangku, aku juga ikut tersenyum membalasnya.

"Kalau tiap bangun yang aku lihat wajah kamu pasti hari-hariku berjalan dengan baik Tzu," ucapnya.

Aku hanya bisa tertawa kecil, kemudian mengecup dahinya.

"Sarapan yuk, mama pasti udah masak," ajakku.

Jihyo mengangguk dan kemudian beranjak bangun. Aku mengikutinya.

"Aku yang mandi duluan ya," ucap Jihyo sambil membuka lemari bajuku untuk mencari baju yang pas dengannya.

Aku mengangguk untuk membalasnya. Aku kemudian membuka handphone ku, melihat pesan yang belum sempat aku balas. Dan ternyata Dahyun memberiku pesan.

Aku kembali meletakan HPku saat Jihyo sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku kembali meletakan HPku saat Jihyo sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi.

Aku mengambil baju ganti untukku dan kemudian segera masuk ke kamar mandi.

Lima belas menit berlalu dan akhirnya aku selesai mandi. Aku keluar kamar mandi dan kulihat Jihyo tidak ada di dalam kamarku.

Aku segera keluar kamar dan turun ke lantai bawah mencari Jihyo.

Saat di tangga aku dapat melihat Jihyo yang tengah membantu mama membuatkan sarapan.

Senyumku mengembang begitu saja melihatnya yang sangat dekat dengan mama.

Aku berjalan ke arah meja makan dan mengambil tempat di hadapan papa yang sedang memunggungi mama dan Jihyo.

Papa mengalihkan pandangannya dari koran dan kemudian melihat ke arahku.

"Sudah selesai mandinya?" tanyanya. Aku hanya menjawab dengan anggukan. Kemudian dia kembali membaca korannya itu.

Sungguh tidak jelas.

Aku kembali memerhatikan Jihyo yang sangat telaten membantu mama memasak. Aku sama sekali tidak ada niatan membantu, karena aku tidak jago dalam urusan masak-memasak.

Masa Lalu ( JITZU ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang