17. Bertemu Lagi

664 81 18
                                    


Langit di siang hari ini sangat terang, lebih terang daripada biasanya, entah aku tak tahu kenapa. Cahayanya yang sangat terang cukup menyilaukan bagi diriku yang kini tengah berada di balkon apartement bersama laptop kesayangan yang setia menemani.

Saat ini dipikiranku hanya satu, mengapa terangnya langit masih tak bisa menerengi hari-hariku, mengapa hidupku masih gelap? Apakah cahaya matahari sudah tak mempan untuk mencerahkan kehidupanku? Lalu apakah seterusya hidupku akan terlihat suram seperti ini?

Beberapa hari ini moodku sedang tidak baik-bailk saja. Banyak hal yang aku pikirkan seminggu ini, padahal aku tahu seharusnya aku tak memikirkan hal-hal tak penting itu. Seminggu ini aku juga tak keluar dari apartement, tak pergi kemanapun. Mobilpun sudah seminggu tak aku panasi. Moodku yang berubah-ubah membuatku malas untuk keluar apartement. Bukan malas dalam artian malas bergerak, melainkan malas melihat orang-orang di luar sana yang sibuk bermesraan dengan kekasihnya, dan juga malas melihat sekelompok orang yang tengah bercanda ria dengan sahabat-sahabatnya. Bukannya iri tapi melihat hal-hal seperti itu membuatku sakit hati saja.

Aku hanya ingin bilang satu hal kepada kalian bahwa aku merindukan Jihyo, aku tau kalian pasti akan bosan jika aku mengatakan aku masih rindu dia. Aku juga tau kalian pasti bosan jika aku berkata bahwa aku masih belum melupakan JIhyo, sepertinya di setiap cerita aku selalu mengatakan hal itu hingga kalian bosan. Tapi bagaimana? Aku memang masih belum melupakannya atau bahkan memang tak akan pernah melupakannya.

Terkadang aku juga ingin untuk kembali bersamanya. Bodoh bukan keingananku? Iya aku tahu itu hal konyol. Aku saja sudah bilang padanya kalau aku sudah memiliki pacar, aku berbohong padanya. Aku melakukan hal itu karena Jihyo yang memintaku untuk melupakannya tapi dengan tiba-tiba dia memberi perhatian padaku yang membuatklu malah susah melupakannya, jadi terpaksa aku berbohong. Jika aku berkata aku memiliki pacar kan dia tidak lagi memperhatikanku dan kemudian aku pun mudah untuk melupakannya, mungkin.

Sebenarnya saat dia perhatian padaku di malam itu aku ingin sekali memperjuangkannya, tapi ah sudahlah.

Ehm dan untuk Dahyun aku tidak tau bagaimana kabarnya, yang aku tahu hanya dia yang sering mengirimiku pesan dan sering menelponku walaupun ujung-ujungnya tak pernah aku balas atau tak pernah aku angkat. Aku tahu Dahyun ingin memperbaiki pertemanan kita, sebenarnya aku juga ingin memperbaikinya, namun egoku lebih besar. Kalian tahu kan rasanya kecewa dengan seseorang, ingin sekali memaafkan tapi tidak bisa. Aku tahu seharusnya aku tidak sekejam ini padanya tapi bagaimana lagi, kali ini egoku yang menang.

Bukan hanya karena malas yang membuatku tidak keluar seminggu ini. Aku juga sedang sibuk-sibuknya mengerjakan beberapa perkejaan yang harus aku selesaikan, aku berada di Korea bukan berarti aku tidak menggarap beberapa tugas dari kantorku di Amerika. Selain itu aku juga sibuk mengurus beberapa berkas untuk kuserahkan di perusahaan papa di Korea.

Ya, aku memutuskan untuk mencoba bekerja di perusahaan papa selama satu bulan dulu. Awalnya aku tidak mau, toh lagipula tidak akan ada yang menemaniku disini, Chaeyoung sudah pergi dan hubunganku dengan Dahyun sedang tidak baik-baik saja.  Mungkin hanya ada keluargaku dan Sana eonnie mungkin.

Selain itu juga jika aku bekerja di perusahaan papa aku semakin tidak bisa melupakannya, dan ternyata juga perusahaan papa dan kantor Jihyo bekerja berdekatan. Tapi karena aku tidak tega dengan papa yang harus bolak-balik rumah ke kantor  perusahaan cukup jauh, sedangkan jika dari apartementku tidak terlalu jauh. Papa mengizinkanku untuk mencobanya selama 1 bulan dan jika aku nyaman akan kuteruskan dan jika tidak aku bisa kembali ke Amerika.

Sekarang aku sedang sibuk memperhatikan layar laptop yang ada di hadapanku, aku sedang mencari beberapa dokumen yang akan aku serahkan pada papa nanti,  pandanganku tak pernah lepas dari laptop walau kadang sinar matahari sangat menyilaukan. Aku sengaja berada di balkon agar angin-angin bisa langsung menghantamku dan agar cahaya matahari bisa menerangi kehidupanku walaupun pada akhirnya sama saja.

Masa Lalu ( JITZU ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang