15. Pacar?

703 91 4
                                    


Pagi hari Tzuyu terbangun dari tidurnya. Dia melihat ke sebelahnya dan tidak mendapati seseorang yang tadi malam bersamanya.

“Pasti sudah pulang,” pikirnya.

Dia memutuskan untuk mencuci mukanya dan kemudian pergi ke dapur, saat dia keluar dari kamar, dia melihat seorang wanita yang sedang menyiapkan makanan, itu Jihyo, dia masih belum pulang ternyata.

Jihyo yang sedang menyiapkan masakan menoleh ketika dia tau ada Tzuyu yang mendatanginya.

“Sudah bangun rupanya, duduk lah,” ujar Jihyo menyuruh Tzuyu duduk di hadapannya.

“Belum pulang?” tanya Tzuyu. Apa-apaan ini Tzuyu, itu pertanyaan bodoh. Sudah jelas Jihyo ada di apartementmu sekarang.

“Belum lah, ini makan dulu. Maaf aku lancang membuka isi kulkasmu, aku hanya ingin membuatkanmu sarapan saja,” jawab Jihyo sambil memberikan Tzuyu sepiring ayam bakar yang ia masak.

“Kau tidak makan?” tanya Tzuyu ketika hanya melihat satu piring ayam panggang..

“Tidak, aku tidak suka ayam bakar, kau lupa?” balas Jihyo.

“Ah iya maaf aku lupa,” jawab Tzuyu membuat wanita menunduk sedih.

Merasa situasinya canggung Tzuyu akhirnya memutuskan untuk mengalih topik.

“Kalau tak suka ayam bakar kenapa memasak ini, kan seharusnya kau memasak sesuatu yang nantinya bisa kau makan juga,” omel Tzuyu.

“Jangan banyak omong dan makan saja makananmu Tzuyu,” balas Jihyo membuat Tzuyu langsung memakan makanannya itu.

Jihyo memperhatikan wajah Tzuyu ketika makan membuat senyumannya terangkat.

“Tak usah memperhatikanku seperti itu,” ujar Tzuyu membuat Jihyo langsung membuang muka, dia sangat malu karena kepergok memperhatikan mantannya itu.

“Jangan GR, aku hanya ingin tau apakah masakanku enak atau tidak,” Jihyo mencoba mencari alasan.

“Bagaimana? Enak tidak?” lanjutnya yang hanya dibalas anggukan dari Tzuyu.

Setelah selesai makan Tzuyu berniat untuk mencuci piringnya, tapi ditahan oleh Jihyo.

“Biarkan aku saja,” cegah Jihyo.

“Tidak usah, kau sudah memasak tadi. Lagi pula yang makan aku bukan kamu,” balas Tzuyu, tapi Jihyo tetap memaksa untuk merebut piring yang dibawa Tzuyu. Tzuyu pun akhirnya mengangkat piring seatas mungkin, karena Jihyo pendek dia tak bisa menyaingi Tzuyu membuatnya hanya bisa mendengus kesal.

“Mangkanya olahraga biar tinggi,” ejek Tzuyu sambil terkekeh pelan. Jihyo yang mendengar itu semakin kesal, tapi dia senang karena pada akhirnya dia dan Tzuyu bisa saling bercanda lagi.

Selesai mencuci piring tzuyu langsung duduk di sebel;ah Jihyo yang sedang menonton TV.

“Kapan mau pulang?” tanya Tzuyu.

“Kau mengusirku?” tanya balik Jihyo.

“Tidak, aku hanya bertanya kapan kau pulang,”

“Lalu kenapa kau bertanya kapan aku pulang. Seolah-olah kau tak suka aku ada disini,” balasan Jihyo sukses membuat Tzuyu merasa tidak enak.

“Tidak, hanya saja .. “ ucapan Tzuyu terpotong katena bel apartementnya berbunyi menandakan ada tamu.

“Tunggu sebentar, aku akan membukakan pintu,” ujar Tzuyu lalu melangkah ke pintu depan. Sebelum membukakan pintu dia melihat dulu ke lubang pintu, takut jika Dahyun yang mengunjunginya. Setelah dilihat dan ternyata bukan Dahyun, akhirnya dia membukakan pintu.

Masa Lalu ( JITZU ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang