21. Terbang lalu Jatuh

600 85 15
                                    

Sudah 10 menit berlalu, aku dan Dahyun masih berada di posisi saling memeluk. Dan bisa ku lihat juga dia masih tertidur dalam pelukanku. Sebenarnya bisa saja aku membiarkannya untuk tetap tidur selama apapun itu, tapi sayangnya aku harus segera mengajak Dahyun keluar untuk bertemu denga Jihyo dan Mina eonnie.

Dengan perlahan aku memutuskan untuk melepaskan pelukannya, dan kemudian sedikit menggerak-gerakan tubuhnya.

"Dahyun-aa ayo bangun, aku ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat, ayo lah bangun," tanganku juga mulai menepuk-nepuk badannya. Tapi dia juga tak kunjung membukakan matanya. Tak mau menyerah aku tetap membangunkannya, hingga akhirnya dia pun terbangun.

Dia yang tadinya tertidur kini duduk menghadap ke arahku tapi masih dengan mata yang tertutup.

"Mau apa si Tzuyu, mau kemana coba?" tanyanya masih dengan mata yang tertutup.

"Ikut aku ke mall, temenin aku. Aku pingin jalan-jalan, ayo cepetanandi sana," rengekku seperti anak kecil yang sedang meminta es krim pada ibunya.

Dia akhirnya membuka matanya dan menatapku, "Kamu sadar gak si sekarang hari Minggu?" tanyanya.

Aku hanya menjawab dengan anggukan, jelas aku tahu jika sekarang adalah hari Minggu, memangnya kenapa?

"Hari Minggu tuh waktunya istirahat Tzu, tidur panjang, udah ah aku ngantuk" dia pun kembali tiduran di kasur, dan mengambil bantal untuk menutupi mukanya.

Ah sungguh menyebalkan, aku juga mengajaknya keluar hanya untuk membuatnya kembali akur dengan Mina eonnie.

"Harusnya aku juga pergi dengan Sana eonnie sekarang, bukan bersamamu. Tapi gara-gara kamu gamasuk kerja Sana eonnie sibuk terus gabisa menemaniku. Jadi sebagai balasannya, kau lah yang temani aku sekarang," aku masih berusaha agar Dahyun mau pergi.

Dia akhirnya melepaskan bantal yang menutupi mukanya tadi, "Gabisa nanti aja ya Tzu? Tadi malem aku begadang, ngantuk banget,"

Aku menghela nafas panjang, "Udahlah kalau tidak mau menemaniku juga tak apa, aku akan pergi sendiri saja," ucapku lalu turun dari kasurnya.

"Jangan pergi," cegahnya membuat aku kembali menatap ke arahnya.

"Tunggu sebentar, aku akan mandi dulu. Jangan pergi sendirian," lanjutnya kemudian turun dari kasurnya, dan berjalan ke arah kamar mandi dengan kondisi nyawa yang belum terkumpul sempurna.

Aku yang melihat Dahyun berjalan sempoyongan ke kamar mandi hanya bisa tertawa, sangat seru jika menjahilinya.

Aku pun pergi keluar kamar Dahyun dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Ku senderkan tubuhku, dan kemudian ku ambil HPku yang ada di sakuku. Ku hidupkan dan kemudian mencari aplikasi bertukar pesan. Hal yang pertama kali diliat saat aplikasi itu terbuka adalah kontak Sana eonnie yang masih belum menjawab pesanku dari tadi pagi.

Ku alihkan perhatianku dari kontak Sana eonnie ke kontak Jihyo yang sedang mengirimiku pesan. Aku segera menjawab pesannya, karena aku tak mau membuat Jihyo menunggu lama. Aku tahu Jihyo bukan orang yang suka menunggu, iya dia memang orang yang sabar, tapi dia tidak pandai dalam hal menunggu.

 Aku tahu Jihyo bukan orang yang suka menunggu, iya dia memang orang yang sabar, tapi dia tidak pandai dalam hal menunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masa Lalu ( JITZU ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang