33. Tak Terduga

573 93 39
                                    


Sudah delapan bulan berlalu sejak Tzuyu meminta Jihyo untuk kembali ke dalam kehidupannya.

Tujuh bulan sudah berjalan seperti semestinya. Mereka mengucapkan janji-janji manis yang entah akan mereka tepati atau tidak.

Rangkaian permasalah kecil sudah mereka lewati dalam hubungan mereka. Dan ya mereka bisa menyelesaikan dengan baik, karena mereka sama-sama tak ingin mengalami perpisahan untuk kedua kalinya.

Dan satu bulan belakangan ini, mereka sudah mulai jarang berkomunikasi dan sudah sangat jarang bertemu.

Jihyo yang sibuk karena posisinya sebagai direktur. Dan Tzuyu yang kesusahan menyelesaikan pekerjaan kantornya.

Tzuyu tengah stress menghadapi omelan dari sang Ayah karena lagi-lagi Tzuyu menyebabkan masalah di kantornya.

Dengan tanggung jawab penuh, Tzuyu berusaha menyelesaikan permasalahannya itu.

Waktu istirahat Tzuyu pun berkurang. Dia juga tidak punya waktu untuk bertemu atau sekedar berbincang di telpon dengan kekasihnya, Jihyo.

Tapi Jihyo yang mengerti, berusaha sabar dan selalu menyemangati Tzuyu. Sesibuk apapun Jihyo, ia selalu menyempatkan untuk datang ke kantor Tzuyu saat jam makan siang. Karena Jihyo tahu, Tzuyu tidak akan makan karena sangking sibuknya.

Seperti sekarang Jihyo sedang berada di lift tempat Tzuyu bekerja, sambil menenteng dua nasi dengan Styrofoam sebagai tempatnya.

Setelah lift berhenti di lantai tempat ruangan Tzuyu berada, Jihyo langsung melangkahkan kaki nya keluar dari lift dan berjalan ke arah ruangan Tzuyu.

Sesampainya di depan pintu, Jihyo menarik nafas dalam kemudian membuangnya.

"Jangan gugup" ucapnya kemudian membuka pintu ruangan Tzuyu.

Tzuyu yang sedang sibuk dengan laptop di hadapannya kini menoleh ke arah pintu.

Tzuyu mengembangkan senyumnya berusaha agar dirinya terlihat baik-baik saja. Walaupun pada nyatanya, ia merasa sangat lelah.

"Belum makan kamu?," tanya Jihyo sambil duduk di kursi depan Tzuyu.

Tzuyu menggeleng, "Belum, karena aku tahu kamu pasti kesini,"

"Kalau aku gak kesini, kamu gak makan gitu?"

Tzuyu mengangguk.

Jihyo memandang Tzuyu penuh kesal, "Sibuk boleh Tzu. Tapi jangan sampe lupa makan,"

"Iya, iya, maaf,"

Jihyo segera mengeluarkan nasi bawaannya dari kantong plastik dan memberikannya pada Tzuyu.

Tzuyu menerimanya dan kemudian mereka berdua mulai makan.

Jihyo sangat fokus dengan makanannya sambil sesekali mencuri pandang pada kekasihnya.

Berbeda dengan Jihyo, Tzuyu malah lebih fokus pada laptopnya ketimbang dengan makanannya.

Jihyo yang melihat itu akhirnya memutuskan untuk mempercepat makannya dan kemudian mendulang Tzuyu.

Tzuyu yang mendapatkan perlakuan seperti itu tentunya senang. Perhatian Jihyo yang tidak pernah berubah, mampu membuat Tzuyu semakin menyayangi kekasihnya itu.

Suapan demi suapan Jihyo berikan pada Tzuyu hingga tak tersisa.

"Tzu ada yang mau aku obrolin sama kamu. Bisa gak?" Jihyo kini menatap Tzuyu dengan tatapan serius.

Tzuyu yang sedari tadi menatap laptopnya kini beralih menatap Jihyo, "Mau ngomong apa?"

Jihyo kini menarik tangan Tzuyu dan membawanya duduk di sofa yang ada di ruangan kerja Tzuyu.

Bukannya mengatakan apa yang ingin ia bicarakan, Jihyo malah menyandarkan kepalanya pada senderan sofa sambil menatap langit-langit.

Masa Lalu ( JITZU ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang