10. Dia

712 108 10
                                    


Hari ini sudah dua minggu aku tidak kembali ke apartementku. Aku tidur di rumah orang tuaku, dua minggu ini aku juga tidak pergi kemana-mana. Orang tuaku tidak tau jika aku sedang ada masalah dengan kedua sahabatku, aku hanya bilang mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, jadi aku pulang ke rumah. Mungkin aku akan kembali ke apartement besok. Aku ingin minta maaf juga pada Chaeyoung dan Dahyun, dua minggu ini pesan dari mereka hanya aku abaikan saja.

Sekarang aku baru saja selesai makan malam dengan keluargaku, aku langsung pergi ke kamar. Ku hidupkan HPku dan ada pesan dari Jeongyeon eonnie. Jeongyeon eonnie meminta maaf padaku, kurasa dia tidak enak padaku.

Ah ternyata rumahnya masih sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah ternyata rumahnya masih sama. Ya, aku ingin berkunjung, hanya untuk menemui Nayeon eonnie, bukan bertemu dia. Semoga saja saat besok aku kesana Jihyo sedang bekerja atau pergi. Aku tak sanggup untuk melihatnya.

Setelah berchatan dengan Jeongyeon eonnie, aku memutuskan untuk melakukan rutinitasku saat malam, yaitu nonton film. Kebanyakan si film lama, karena yang baru sudah aku tonton semua. Walaupun sudah tau endingnya nanti akan bagaimana tetap ku tonton. Setelah dua film sudah ku tonton aku memutuskan untuk tidur.

------------------------------------------

Suara alarm membangunkanku dari mimpi indahku tepat jam 8 pagi, ku mencoba bangun dari tidurku, diam beberapa saat lalu pergi ke kamar mandi untuk cuci muka. Tidak, aku tidak mandi, aku akan pergi lari pagi dulu baru lalu aku akan mandi. Ku ganti bajuku, yang awalnya baju tidur kemudian menjadi baju olaharaga.

Kemudian langsung berlari pagi di lingkungan perumahan saja.

Dulu, saat masih bersamanya, biasanya kita berdua sering lari pagi bersama, tapi dia jauh berada di belakangku sambil berteriak, "Tzuyu-aa tunggu aku, aku capek." Wajahnya sangat lucu saat berteriak, keringan yang membanjiri wajahnya, membuatnya terlihat , seksi? Ah entahlah. Dia selalu berada di belakangku, karena kakinya yang tak panjang, berbeda denganku.

Biasanya juga setelah berlari pagi, kita mampir ke tukang bubur gerobak, lucu bukan? Habis lari pagi langsung makan, rasanya lari paginya percuma. Awalnya aku tidak mau, tapi dia memaksaku karena dia lapar, akhirnya aku menurutinya dan itu sudah menjadi kebiasaan.

Sudah satu jam aku berlari mengelilingi perumahan, dan ku lihat ada tukang bubur, yang kali ini tukang buburnya gak naik haji ya, Ku putuskan untuk beli, sudah lama aku tak makan bubur.

"Pak, buburnya satu ya, tanpa kacang," ucapku pada penjual nasi bubur. Aku memang tak suka kacang, biasanya aku beli menggunakan kacang, tapi kacangnya ku berikan padanya. Sekarang sudah tidak ada lagi dia, jadi tak usah ku beli bubur dengan kacang.

Selang beberapa menit, buburku sudah jadi.

"Ini mbak," ucapnya sambil menyodorkan mangkuk yang berisikan bubur tanpa kacang.

"Makasih pak, ," jawabku smabil menerima mangkuk itu, ku langsung mengaduk buburnya. Biasanya ada seseoramg di sebelahku yang memakan bubur tanpa diaduk, ya Jihyo suka bubur yang tidak diaduk, berbeda denganku. Apa karna berbeda cara makan bubur kita tak bisa bersama? Ah bukan, karna kita sesama perempuan jadi tak bisa bersama. Biasanya kan karena perbedaanlah yang membuat kita tak bisa bersama, tapi yang kali ini karena persamaanlah kita tak bisa bersama. Ah sudahlah, aku memutuskan untuk makan lebih cepat agar tak selalu berpikir tentang masalalu dengan dia.

Masa Lalu ( JITZU ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang