13.4

18 2 3
                                    

Image Change

BAB 13 : Mereka Tahu Dari Awal

Bagian 3

MyoueMoo

--------------------------------------------------

Hari berikutnya, aku yang merasa kondisiku sudah cukup membaik memilih pergi ke sekolah menaiki sepeda. Sophia juga tidak melarang, karena dia sempat memeriksa suhu tubuhku dengan termometer.

Dan sekarang, kami dalam perjalanan ke sekolah. Seperti biasa, Sophia nemplok di belakang dengan tangannya yang melingkar di pinggangku.

"A," ucapku ketika teringat hari ini Asiana mau berangkat bareng atau tidak. Selain itu, perjanjianku dengan Asiana hanya tinggal beberapa hari, jadi aku ingin menyelesaikan perjanjian kami dengan benar.

Mungkin aku harus menghubunginya?

Aku menggeleng menyangkal pikiranku. Sekarang sudah cukup telat dari jam berangkat Asiana, jadi lebih baik kita pulang bareng saja nanti. Ya, kan? So pasti!

Selagi aku berbicara dengan diri sendiri seperti orang bodoh, kami sampai di sekolah Sophia. Aku menekan rem, dan menghentikan sepeda.

Sophia mengambil tasnya yang ada di keranjang, dan biasanya dia langsung pergi tanpa mengucapkan apa-apa. Tapi tidak dengan kali ini. Dia mengatakan "Hati-hati di jalan, Kak," dengan raut khawatir yang terlihat jelas di wajahnya.

"Ya, aku tau. Udah masuk sana."

Mengikuti perintahku, Sophia pergi menuju gerbang. Namun, sebelum masuk "Oh iya, semalem Phia minta biskuit yang ada di atas meja belajar Kak Rey," ucapnya saat aku hendak menggoes sepeda.

Bentar, tadi Sophia bilang biskuit yang ada di atas meja belajar, kan? Kalau begitu, choco chip misterius itu bukan dari Sophia?

"Phi..." saat aku ingin memanggilnya, Sophia sudah melewati gerbang, dan aku mengurungkan niatku. "Eh? Kalo gitu, apa bener choco chip itu dari Leisha?" gumamku, lalu aku jawab sendiri "enggak, enggak, jangan mengambil keputusan terlalu cepet Rey Razak!"

Saat aku mengatakan itu, aku menyadari kalau bocah-bocah SMP sedang melihatku dengan tatapan aneh seakan bilang "Lu ngapain ngomong sendiri?", "Ini orang kenapa?", "Waras?", dan "Kasihan, masih muda padahal". Yah, meskipun aku tidak tahu apa yang sebenarnya ada pikiran mereka sih.

Tidak mau berlama-lama jadi tontonan, aku bergegas menggoes menuju sekolah. Selain itu, mau aku pikirkan siapa yang memberikan choco chip itu juga percuma, jawabannya tidak akan keluar. Lebih baik aku tanyakan saja langsung ke Leisha nanti.

Tapi, bagaimana kalau aku tanya Leisha, lalu bukan dia yang memberikannya? Bukankah itu sangat memalukan?

Begitu memikirkan itu, aku menekan rem dan berhenti lagi.

"Uwahh... Sumpah kalo bukan dia yang ngasih, aku pasti bakalan mati gara-gara malu!" ucapku sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangan.

Dan selagi aku melakukan itu, suara yang dingin dan datar terdengar. "Pagi," ucapnya yang membuat bahuku terperanjat.

Jangan bilang...

Aku perlahan melepaskan telapak tangan yang ada di di wajahku, dan ya, tebakanku benar. Di sana ada Leisha yang sepertinya baru berangkat juga.

"Kalau masih sakit, pulang aja Rey. Jangan dipaksa," lanjut Leisha yang terkesan peduli, tapi nadanya datar sekali. Aku bahkan tidak tahu dia mengatakan itu karena khawatir denganku, atau hanya bersikap baik saja.

"U-um, aku ga apa-apa kok. Ahaha... Haha... Haha."

Entah kenapa aku tertawa, dan aku merasa sangat tolol.

Image Change [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang