Image Change
BAB 12 : Arti Dari Sebuah Tindakan
Bagian 3MyoueMoo
--------------------------------------------------
Keesokan harinya, bel yang menandakan waktunya pulang berbunyi. Karena guru mata pelajaran terakhir tidak mengajar, warga 10-6 langsung berhamburan keluar dari kelas seketika bel terdengar. Begitu juga denganku, aku bergegas ke kelas kosong yang ada di dekat Lab Kimia, tempat di mana pertemuan persiapan Dies Natalis akan dilaksanakan.
Tidak sendirian, aku pergi ke sana bersama orang yang sudah menyetujui permintaanku. Ya, Favian, orang yang sekarang menjabat sebagai sie humas dan publikasi. Meskipun baru aku, Leisha, dan Asiana doang yang tahu sih. Tapi di pertemuan hari ini, kami akan mengumumkan kalau Favian sudah bersedia menjadi sie humas dan publikasi. Dan karena itu juga, sekarang seluruh jabatan penanggung jawab sudah terisi semua.
"Walaupun aku memegang tiga jabatan," rutukku.
"Kamu mengatakan sesuatu, Rey?" tanya Favian.
Aku menggeleng.
Selain itu, dari tadi apaan sih? Aku merasakan tatapan dari seluruh arah saat kami dalam perjalanan. Aku tahu, aku memiliki reputasi yang buruk di sekolah ini. Tapi apa sampai segitunya? Atau jangan-jangan, fans Favian tidak senang karena aku berjalan berdampingan bersama idolanya? Lagi pula, apa salahnya aku berjalan bersama Favian? Memangnya aku punya rabies? Penyakit menular? Tidak, kan? Ini benar-benar mengganggu. Kampret!
"Dari mana aja kau? Yang lain udah nungguin, tau?" tegur Asiana saat kami masuk ke dalam ruangan pertemuan.
"Jangan protes padaku, tanyakan ke orang yang disepanjang jalan selalu berhenti untuk berbicara pada semua orang."
"Maaf, maaf. Aku tidak bisa mengabaikan orang yang ingin berbicara denganku, bukan?" sahut Favian. "Dan aku juga ingin minta maaf karena sudah membuat semuanya menunggu. Aku Favian Alvaro, mohon kerja samanya!" lanjut Favian kepada seluruh peserta pertemuan.
Setelah Favian memperkenalkan diri, para cewek yang hadir membalas "Mohon kerjasamanya juga, Favian!" dengan sangat bersemangat.
Nampaknya kehadiran Favian sudah memberikan manfaat, dia menaikkan moral para cewek yang padahal dipertemuan sebelumnya sangat pasif. Hanya saja, aku tidak senang dengan alasan dari naiknya moral mereka. Tapi ini lebih baik sih, daripada tidak sama sekali atau bahkan mereka kehilangan minat untuk membantu Dies Natalis. Secara mereka hanya relawan- bukan, melainkan tumbal yang dipersembahkan dari setiap kelas.
"Terima kasih sudah memperkenalkan diri, tolong duduk di tempat yang kosong, pertemuan akan dimulai," ucap Leisha saat berdiri.
Favian melontarkan senyum pada Leisha, dan kemudian duduk di kursi kosong yang ada di dekat si Cabe-cabean. Begitu Favian duduk, para cewek langsung mengumpul padanya layaknya lalat. Pemandangan yang tidak asing, namun setiap aku melihatnya, aku ingin sekali mengupat dan menyumpahi Favian akan kepopulerannya.
"Rey, tolong fotokopi ini sebanyak dua puluh enam lembar," lanjut Leisha saat menyerahkan selembar kertas padaku. Di kertas itu tertulis "Hasil Angket Dies Natalis 2013" dengan ukuran yang besar di atasnya.
"Emangnya semua angket udah diperiksa? Bukannya kemarin masih ada yang belum?"
Kenapa aku bertanya hal bodoh semacam itu? Bukankah sudah jelas?
"Aku sudah memeriksa sisanya kemarin," sambung Leisha menjawab pertanyaan bodohku.
Aku agak jengkel dengan keputusan Leisha yang mengerjakan sisa angket sendirian, padahal kemarin dia yang bilang "hari ini cukup sampai sini saja, besok kita lanjut lagi".
KAMU SEDANG MEMBACA
Image Change [COMPLETED]
RomanceRey Razak memiliki tubuh yang gempal, saat SMP dia dijauhi dan dijadikan bahan ejekan oleh orang-orang sekitarnya. Karena itu, Rey memutuskan untuk merubah bentuk tubuhnya. Setelah UN, dia menggunakan waktu itu untuk diet ketat dan berolahraga agar...