13.2

19 2 7
                                    

Image Change

BAB 13 : Mereka Tahu Dari Awal

Bagian 2

MyoueMoo

--------------------------------------------------

Keesokan harinya begitu bangun tidur tubuhku terasa sangat lemas, kepalaku terasa sangat berat, dan napasku juga agak sesak. Bukannya aku tidak tahu penyebabnya, ini pasti gara-gara kemarin aku kehujanan pas pulang. Tapi, aku tetap harus masuk sekolah, hari ini ada pertemuan persiapan Dies Natalis. Aku tidak ingin menghambat persiapannya.

Dengan tubuh yang terasa sangat menjijikan, aku bangkit dan pergi ke kamar mandi seperti orang mabuk— sempoyongan sambil sesekali berpegangan ke tembok.

"Aku pikir ini lebih gawat dari yang kuduga," gumamku selagi merasakan kepalaku yang seperti berputar.

"Apanya yang gawat, Kak?" sambar Sophia dari belakang. Lalu melewatiku sambil menguap, dan masuk ke kamar mandi lebih dahulu. Padahal dari tadi aku sudah bersusah payah untuk sampai sini. Kampret!

Karena keduluan Sophia, aku memilih duduk di dekat kamar mandi, berdiri saja terasa sangat berat untukku. Namun begitu duduk, aku merasa lantai sangat dingin. Tidak, bukan, tapi seluruh tubuhku memang terasa dingin.

Aku memeluk lututku dengan erat, dan sebisa mungkin hanya sedikit kulitku yang bersentuhan dengan lantai.

Tidak lama kemudian, Sophia keluar dari kamar mandi. Bukannya langsung pergi, dia malah berdiri di depanku sambil memberikan tatapan yang seakan berkata "Ini orang ngapain sih?".

Tidak ingin memedulikan tatapan Sophia, aku berusaha bangkit. Tentu saja dengan susah payah, dan sambil berpegangan ke tembok.

Begitu aku berdiri dan ingin masuk ke kamar mandi, Sophia menghalang-halangiku.

"Bisa minggir?" pintaku.

Sophia memegang tanganku, lalu mengatakan "Pantes aja kelakuan Kak Rey aneh banget. Kalo demam, ga usah masuk sekolah Kak. Badan Kak Rey panas banget ini, padahal Phia cuma megang tangan doang loh," ucapnya.

"Phia, kau juga tau kan persiapan Dies Natalis gimana? Jadi mana mungkin aku memperlam-."

"Ya ya terserah, sekarang ayo ke kamar!" potong Sophia sambil menarikku.

Aku yang ditarik Sophia tidak bisa melawan sama sekali, tubuhku terlalu lemas. Dan akhirnya, Sophia mendorongku ke kasur, dan memakaikan selimut padaku.

"Nah, Phia, serius aku harus ke sekolah. Aku nggak mau ngehambat persiapan Dies Natalis."

Aku memang sudah memeriksa seluruh proposal dari setiap kelas yang ingin membuka stan atau tampil di Dies Natalis nanti. Tapi aku yakin, masih ada pekerjaan yang harus dikerjakan.

"Tenang aja, cuma karena Kak Rey nggak masuk, persiapan Dies Natalis nggak akan berpengaruh kok."

JLEB!

"Ughh..." rintihku.

"Lagian kalau Kak Rey maksa masuk, terus nularin demamnya ke anggotan yang lain, gimana? Bukannya itu lebih ngehambat persiapannya?"

Aku tidak bisa membalas lagi kalau sudah ditodong seperti ini.

Aku membuang napas pasrah. "Ya udah, hari ini aku nggak akan masuk sekolah."

"Nanti Phia siapin obat sama makanan di atas meja belajar," ucap Sophia saat hendak keluar.

"Phia," panggilku sebelum dia pergi.

"Ya?"

"Selamat ulang tahun, kadonya ada di dalam tasku. Ambil aja sendiri."

"Makasih Kak!" ucap Sophia ceria setelah mengambil kadonya. "Oh iya, entar Phia kasih tau Ayah buat nelepon sekolah kalo Kak Rey lagi sakit. Biar Kak Rey enggak dianggep bolos," sambungnya sebelum menutup pintu kamar.

Image Change [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang