Image Change
BAB 8 : Aku Bukan Musuhmu
Bagian 6
MyoueMoo
--------------------------------------------------
Saat membuka pintu kelas yang akan digunakan sebagai tempat lomba pidato besok, suasana hatiku langsung kacau. Leisha bilang kalau yang mendekorasi kelas ini itu Kak Ahmad, tapi yang aku lihat saat ini berbeda. Di sana duduk orang yang sangat aku benci, orang yang sudah menghancurkan masa SMAku. Ditambah posisi duduknya yang menyandarkan punggung ke kursi, dan menaikkan kaki ke atas meja membuatku semakin muak melihatnya.
"Loh, kok lu yang datang Rey, Ahmad mana?" tanya Indra dengan tampang menjengkelkan. Aku yang tidak tahu apa maksudnya memilih bungkam. Terlebih dari itu, aku tidak mau berbicara dengannya. Indra mendongakkan kepala melihat langit-langit dan berkata "Nah, Rey, lu benci sama gue?"
"Huh? Kenapa nanya hal yang udah jelas?" balasku seketus mungkin.
Indra tertawa mendengar jawabanku, lalu bangkit. "Bener juga sih, lagian mana mungkin lu ga benci sama gue sehabis gue ambil Aida dari lu, ye kan?" ucap Indra jelas kalau dia sedang memprovokasiku.
Emosiku bergejolak, aku ingin sekali menghajar wajahnya sekali saja agar tampang dan sifat menjengkelkannya itu hilang. Tapi, aku tidak bisa, aku tidak mau membuat masalah lagi. "Hahaha..." tawaku seperti orang tolol selagi meremas tanganku sekeras mungkin. "Kak Indra pintar sekali bercanda, mana mungkin aku benci sama Kak Ind-."
"Ya elah, lu ga usah so sopan deh. Lagian apa gunanya berpura-pura baik? Panggil aja gue Indra, lu juga jijik kan manggil gue pake sebutan Kak?" potong Indra. "Kita ini sama-sama tau kejelekan masing-masing, Rey," lanjutnya seolah tahu segalanya tentangku.
Menuruti apa yang Indra mau, aku mengambil napas dalam-dalam, lalu menghapus semua keramahan dari wajahku. Aku menatap tajam Indra dan berkata "Tau kejelekan masing-masing? Jangan konyol, kau tau apa tentangku?".
"Gue tau semuanya," jawab Indra cepat, tidak ada jeda sama sekali. Indra nampak yakin dengan apa yang dia ucapkan. "Tapi, lebih baik kita dekorasi kelas ini daripada ngobrol aja. Bener, enggak?"
Seperti apa yang Indra katakan, daripada adu mulut, lebih baik kami mendekorasi kelas ini agar aku bisa cepat-cepat pergi dari sini. Aku mendorong salah satu meja hingga menyentuh dinding, mengambil beberapa pita yang sudah dibentuk menyerupai bunga, lalu naik ke atas meja yang sudah aku dorong untuk menempelkan pita-pita itu ke kosen jendela. Seperti sudah bersepakat sebelumnya, saat sedang bekerja tidak ada dari kami yang membuka mulut. Susana benar-benar sunyi, canggung, dan aneh seaneh-anehnya. Aku bahkan bertanya-tanya kenapa bisa seperti ini? Kenapa aku berduaan sama orang yang sudah mengambil pacarku? Sialan!
Selagi menempelkan pita, aku melihat Kak Ahmad datang membawa sebuah kardus dan gulungan spanduk. Menyadari tatapanku, Kak Ahmad melihat ke arahku dan tersenyum ramah seakan bilang "Oh, ada kamu Rey?". Tentu saja aku tidak bisa mengabaikan keramahan itu, aku memberikan anggukan sebagai balasan.
"Aku tinggal sebentar, kalian sudah akrab aja," celetuk Kak Ahmad saat membuka pintu.
Akrab dari mananya?!, teriakku dalam batin.
"Ya begitulah," jawab Indra sambil cengengesan.
Diam kau! Tidak usah jawab yang enggak-enggak!
"Cih!" dampatku. Aku tahu kalau aku marah itu hanya akan membuat Indra senang, tapi sialnya aku tidak bisa menahan diriku.
"Sepertinya aku salah, ya?" ucap Kak Ahmad saat meletakkan kardus dan sepanduk yang dia bawa. "Yah, mumpung dekorasi kelas ini ada yang mengerjakan, aku serahkan di sini ke kalian aja. Aku mau mengerjakan yang lain," lanjut Kak Ahmad saat melengos meninggalkan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Image Change [COMPLETED]
RomanceRey Razak memiliki tubuh yang gempal, saat SMP dia dijauhi dan dijadikan bahan ejekan oleh orang-orang sekitarnya. Karena itu, Rey memutuskan untuk merubah bentuk tubuhnya. Setelah UN, dia menggunakan waktu itu untuk diet ketat dan berolahraga agar...