KAKA?

23.1K 785 6
                                    

Disini lah Alaska sekarang, berdiri ditengah-tengah anak anak tander, tajam tajamnya tidak lepas dari orang yang sebrang sana. Orang yang selalu mengganggu ketenangan dirinya dan orang sekitar.

"Ih takut deh, ketuanya ngumpet dibelakang" ucap salah satu dari mereka yang bernama Farhan. Karel menoleh kearah Farhan. Dan kembali melihat kedepan.

" Kutil anoa, kutil badak KELUAR LO MONYET!" Karel sempat sempatnya ngelawak di situasi seperti ini.

" Goblok! Bukan temen gue lo!" Devan menonyor kepala Karel

" Udah bego, ditonyor pula makin pinter gue!"

Sedangkan luvos hanya memandang remeh kedepan, perlahan seseorang keluar dari belang pasukan luvos. Memandang Alaska dengan senyuman yang tidak bisa diartikan. Edwar semakin maju kedepan tanpa ada rasa takut,seakan akan geng nya akan menjadi yang pemenang di hari ini.

" ALASKA DIRGANTARA" Edward menekan ucapan

" Hei bro gimana lancar? udah jebol?" Edward terkekeh, Alaska yang mengerti apa maksud dari perkataan Edward

"Atau udah jadi!" Edward semakin memandang remeh Alaska. Anak buah Edward tertawa dengan jari jempol yang di putar ke bawah.

" Huuuu hamilin anak orang si lo!" Putra yang terus memanas manasi anak tander dan dilanjutkan dengan gelak tertawa anak luvos.

BUGH

Satu pukulan mendarat halus di rahang Edward, namun itu membuat Edward menyerah, dia tetap meremehkan Alaska

" Segitu saja tuan Alaska?" Edward berjalan mundur sedikit dengan senyuman di bibirnya.

BUGH

BUGH

BUGH

Alaska yang terbawa emosi memukul Edward tanpa memberi ampun kepada Edward. Edward tersungkur segera dirinya bangkit.

Dengan nafas yang sesak Edward bangkit dan membalas pukulan Alaska.

BUGH

Satu pukulan terkena di bagian perut Alaska, membuat semua anak tander maju.

Kondisi dijalan semakin kacau dengan semua yang saling baku hantam satu sama lain.

" Eh ada sad boy, gimana udah dapet pengganti Lauren?"tanpa membalas perkataan Farhan, Putra langsung memukuli Farhan

Tak mau kalah Farhan juga membalas pukulan yang diberikan Putra. Disisi lain Karel yang sedang baku hantam dari belakang terkena balok yang di pukul oleh satu anak luvos.

Devan melihat Karel yang akan tumbang,segera memukul lawannya dan pergi ke arah Karel.

"Heh! Bego banget si lo!" Karel hanya terkekeh dan berusaha menghilangkan pening di kepalanya.

Pusing yang menyerang Karel semakin membuat pandangannya gelap, Devan segera menyingkir kan Karel dari tawuran itu.

"Karel bego,gitu aja lo bisa kena arghh!" Entah karena kesal atau khawatir dengan kondisi Karel Devan marah marah tidak jelas.

Sedikit demi sedikit anak luvos tumbang dengan Alaska yang sudah menendang tubuh salah satu anak luvos. Edward? Dia sudah tumbang sebelum ini selesai. Memang tidak berguna mereka.

Alaska menghampiri anggotanya dan segera pergi dari tempat ini menuju markas.

"Kenapa?" Alaska melihat Karel yabg sudah di antara anak anak lainnya.

" Kena balok dari belakang " Alaska mengangguk dan berjalan ke motornya, diikuti semua anak tander.

Sekarang mereka semua sudah berada di sebuah rumah, tepatnya markas tempat berkumpulnya anak anak tander, mungkin sebagian ada tidur dan pulang ke sini setelah sekolah.

Keadaan Karel mulai membaik, namun belum sadarkan diri ,entahlah dia tertidur atau memang pingsan.

"Rel bangun napa si!" Devan yang dari tadi khawatir membuat semuanya terkekeh,padahal setiap saat mereka ribut.

" Bang lu segitu khawatir nya sama karet " ucapan Vano di setujui oleh yang lain

" Emang kalian ga takut ni karet kenapa napa? " Yang lain hanya menggeleng kepalanya serentak. Membuat Devan melongo

" Gila segitu senengnya kalian liat karet menderita"

"Kalo gue si engga bang" Bobby yang sedari tadi asik memakan makan di meja

"Bagus lo cs gue " Bobby mengangguk kepalanya" kalo bang Karel ga ada nanti yang bakal nyetok makanan sapa bang"

Semua tertawa serentak, membuat Karel terbangun. "Anjg lo Bob! Gue kira beneran khawatir" Karel mengangkat tangannya, sedangkan Bobby sudah pergi

" Lo dari tadi tidur rel?" Karel menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Monyet gue kira beneran!" Devan terlanjur khawatir dengan kondisi Karel.

"Cie khawatirin gua makasih beb,sini peluk dulu" Devan melihat Karel yang akan memeluknya dengan cepat berdiri.

Dan jadilah Vano yang di peluk oleh Karel " anjg bang lepas ga!" Vano memberontak.

"Karel ga akan sakit, ye ga" Alaska angkat bicara, Karel mengangguk kuat " yalah gue kan yang paling kuat disini"

"Heleh dipukul dari belakang aja pingsan!" Davin menonyor kepala Karel.

" Anjg Vin geger otak gue nanti"

"GA PEDULI!" teriakan semua orang yang ada dalam bescame, termasuk Alaska.

Mereka semua tertawa terbahak-bahak, ya begini lha mereka bersatu dalam suka dan duka ,menolong sesama tak ada kata tertua di antara mereka semua.

Sedang asik tiba tiba ponsel Alaska berbunyi, dengan segera mengambil ponselnya di saku celananya.

Terlihat nama Erlangga--- Abang Oliv di sana ,dengan segera menjawab telfonnya

"Kenapa bang?"

"....." Seperti ada yang menghantam hatinya, Alaska segera mematikan telfonnya dan beranjak pergi dari bescame.

Yang lain melihat Alaska yang tiba tiba pergi setelah menjawab telfon. Devan dan Karel saling pandang

"Apa lo?!"

"Ko sewot si lo?!" Karel terdiam sesaat.

"Van!" Devan menengok,dan menaikan alisnya. Seolah paham

"Anjg Oliv!" Devan dan Karel buru buru keluar dari markas.

Farhan dan yang lain tak paham memilih untuk bermain game, tidur dan mengobati luka sehabis war dengan luvos tadi

ALASKA MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang