45

11.9K 366 27
                                    

Vano yang sudah didapatkan kabar mengenai mobil yang di duga membawa Oliv keluar dari RS itu langsung melacak lewat CCTV yang ada di jalanan sekitar RS itu.

Acha yang terbangun meihat Vano yang sedang serius dengan layar komputer di depannya, membuat dirinya penasaran lalu mendekat ke vao dan menatap layar monitor.

"Lo kenapa cari mobil itu?" Tanya Acha yang bingung dengan Vano yang terus mengarahkan dimana mobil itu pergi.

"Didalam nya ada Oliv." Sahut Vano dengan cuek.

Acha membelakkan matanya tidak percaya dengan semua ini. "HAH?! BENERAN?" Acha berteriak di kuping Vano dengan kencang membuat sang empu menatap kesal.

"Maaf maaf gue seneng banget soal nya." Acha mengangkat tanggan nya dan membentuk huruf V di jari nya

Vano kembali menatap monitor dan mobil itu berhenti di sebuah rumah yang terbilang sangat jauh dari penduduk Vano mengerutkan kening nya lalu mencatat alamat dari rumah itu.

"Itu rumah nya?' Tanya Acha diangguki oleh Vano

"Besok gue ikut boleh?" Tanya Acha, Vano menoleh lalu mengangkat bahu nya acuh

"IH ES BATU!!" Acha berteriak kesal lalu kembali disofa namun diirnya masih masih menatap Vano dengan tatapan kesal

***

Jam menunjukan pukul 03.55 dini hari, didalam ruangan Alaska terdapat tiga temannya yang menjaga dirinya, Alaska mengubah posisi menjadi duduk dan menatap temannya yang kelelahan.

"Van..." Alaska memanggil Alaska dengan nada yang serak, namun tidak ada sahutan dari Devan yang tertidur dikarpet.

Alaska menghela nafas nya lalu menggapai gelas yang ada di atas nakas dengan perlahan, namun Alaska mengurungkan niat nya saat ponsel Devan berbunyi dan memperlihatkan panggilan masuk dari Vano.

Dengan semangat Alaska mengangkat Telpon dari Vano. "Hallo van?" Ucap Alaska ketika sambungan telponnya terhubung.

"Ka? Gimana keadaan lo?" Tanya Vano dengan serius.

"Gue gapapa, gimana lo dah dapet jejak istri gue?" Alaska berharap pertanyaan ini membuahkan hasil yang dirinya inginkan.

"Dapet." Ucap Vano dengan singkat lalu mematikan sambungan telpon.

Alaska tersenyum lalu melemparkan ponsel Devan yang mengenai badan Farhan yang sedang tertidur bersama yang lain nya. "AKHH BANGSAT!!"

Farhan meringis kesakitan sambil memegang badannya yang terkena lemparan ponsel, Farhan membuka mata nya dan melihat Alaska yang sudah sadar dan sedang menatap dirinya. "LO YANG LEMPAR?"

Farhan yang tadi nya menatap Alaska dengan tajam langsung menciut nyali nya ketika Alaska membalas dengan tatapan tajam. "Sakit anjing" Ucap nya dengan nada pelan.

"Bangunin." Farhan mengerutkan kening nya karna ucapan Alaska.

"Lo dah bangun gitu, apa yang mau gue bangunin?" Tanya Farhan.

"Bangunin temen lo." Farhan tertawa karna dirinya lemot jika berbicara dengan lelaki yang sedang duduk di atas ranjang.

Farhan menggerakan badan Devan dan Karel dengan kasar. "Anjing bangun woi!!!" Farhan berteriak di kuping Devan membuat sangat empu terganggu.

"BERISIK BANGSAT." Devan memukul tangan Farhan dengan kasar.

"Ga boleh toxic bego." Devan hendak memukul tangan Farhan namun dengan segera Farhan menghindar.

"EKHEM." Alaska menegur mereka berdua dan melemparkan ponsel Farhan yang ada di atas meja.

"EH ANJING BELUM LUNAS!!"

ALASKA MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang