"Mau kemana ya Cha?" Tanya Salsa yang menoleh kearah Acha. "mau ke aa Alaska" Acha menjawab dengan nada ledekan
"Apahan sih kalian, ga jelas" Oliv berusaha agar tidak terlihat gugup didepan mereka berdua.
Salsa mendekat ke wajah Oliv lalu mengusap pipi Oliv. "Ga jelas Cha katanya, tapi ko pipinya merah ya?"
Acha masuk kedalam kelas lalu duduk ditempatnya dan menompang dagunya dengan tangannya,di ikuti yang lain nya mereka duduk dikursi masing masing. "Gini loh Sal, singkat cerita ada yang tabrakan nah terus itu tabrakan cinta" Ledek Acha
"Lagian gerangan apa sih kawan, ampe dianter gitu?" Ucap Salsa sambil menoel dagu Oliv, dengan cepat Oliv menepis tangan Salsa
"Atuh neng geulis ini meuni kepo pisan ey" Ujar Oliv dengan logat sunda yang ia bisa.
"KEPO GA TUH?" Teriak Salsa yang sedikit menoleh kearah Acha.
"Tinggal tunggu, ada berita yang bertentang TANGGAL JADIAN" Acha dan Salsa tertawa karna merasa puas telah meledek Oliv terus terusan.
******
Alaska berjalan menuju kelasnya banyak tatapan yang memuji paras Alaska, bagaimana tidak seorang ketua geng motor itu, memiliki paras yang sangat indah badan nya yang kekar dengan tatapan tajam yang dimiliki nya..
Keadaan kelas yang sebelumnya sangat rusuh seketika menjadi hening ketika Alaska masuk kedalam. Alaska duduk di antara sahabat sahabatnya yaitu Devan dan Karel.
"TADI SAYA MENEMUKAN SEBUAH MOBIL YANG DIDALAMNYA BERISI WANITA YANG DITINGGAL OLEH KEKASIHNYA!!!!" Teriak Karel dengan suara lantangnya. Devan hanya tertawa melihat karel yang teriak begitu lantang dengan segera dirinya merekam di ponselnya
"Buset sapa tu, cewe nya ditingal didalam?" Timpal Devan dengan kekehannya. Karel menggelengkan kepalanya kuat.
Alaska hanya terdiam, sebenarnya dirinya tau teman temannya ini sedang menyindir dirinya. "Kasus ini masih ditindak lanjuti oleh pihak kedua dan ketiga"
"Bego harusnya ada satu pihak aja" Ucap Devan lalu menonyor kepala Karel.
Karel hanya tersenyum lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Oke no what what, sekarang mari kita bertanya kepada pihak pertama"
Devan menganggukkan kepalanya lalu menghadap kearah Alaska dan menatapnya secara intens. "pihak pertama, siapakah orang yang ada di dalam mobil anda?"
Alaska menghela nafasnya lalu menatap kedua temannya datar. "Calon ibu ketua."
"UUUUUUU" Ucap Devan dan Karel secara bersamaan dan saling menatap satu sama lain.
"Oke selanjutnya, dia anak kelas berapa dan kapan bisa deket?" Tanya Devan dengan serius.
"Dimarkas" Karel dan Devan mengangguk patuh lalu tersenyum girang.
"Bentar kapan dia ke markas?" Tanya Karel dengan bingung, Devan menatap Karel geram dengan cepat dirinya menjitak kepala Karel. "Nanti dijelasin di markas anak bapa Ujang"
Karel ber oh ria lalu menganggukkan kepalanya. "Gitu dong jangan setengah setengah." Devan menatap malas Karel. "Lo aja yang lemot"
dari arah pintu terlihat seorang wanita mengintip dengan kepala yang ditimbulkan, tatapannya tertuju pada satu lelaki yang sedang bercanda dengan temannya itu, dengan perlahan wanita itu masuk dan membuat semua yang berada disana terpanah dengan kecantikan wanita itu.
wanita itu mendekat pada Alaska ditangan nya sudah terdapat kotak makan yang biasa ia buat untuk sarapan Alaska. "Hai?" Ucapnya menyapa kedua teman Alaska
"Lo nyapa gue?" ucap Devan dengan nada yang sukup malas dan pandangannya pun cukup sinis
dengan anggukan kepala dan senyuman wanita itu menganggukkan kepala, lalu tatapannya beralih pada Alaska. "Ka, aku bawain makanan."
"Alhamdulillah, emang rejeki." Ucap karel dengan tangan yang merampas kotak makanan dari wanita itu. "Neng Michelle emng paling paling dah." uacap nya dengan rayuaan.
Michelle, wanita cantik dan tak kalah pintar ini sangat menyukai Alaska, apapun caranya bahkan memakai cara licik agar tidak ada yang bisa dekat dengan Alaska
"Makasi." dengan senyuman tipis yang mampu membuat semua wanita terpanah, namun dengan tajam Michelle menatap wanita yang sedang menatap Alaska. "Aku pergi dulu yaa." Ucapnya yang dengan segera meninggalkan kelas Alaska
Markas yang sangat ramai dengan para lelaki yang mondar-mandir dan saling membicarakan omongan yang tidak penting, ada pula yang mengangkat barbel dan lain sebagainya.
Alaska Devan dan juga Karel duduk didepan meja bundar lalu menatap Alaska dengan intens dengan kompak mereka berdua melipatkan tangannya di depan dada.
"Melanjukan penyelidikan sebelumnya saya dan rekan saya mengajukan pertanyaan." Devan tertawa mendengar logat Karel yang sok serius, Devan menonyor kepala Karel. "Bego"
"Biar kek di kepolisian Van." Karel nyengir seakan akan tidak memiliki dosa.
"Ga gitu juga dongo":
"Terus aku harus bagaimana lagi kakanda?" Ucap Karel dengan dramatis. Alaska hanya tersenyum melihat tingkah konyol para sahabatnya itu.
"Oke lanjut Ka, jadi tuh anak mana? Kelas mana? Kapan deketnya?" Karel menggebrak meja didepannya lalu menatap Alaska dengan intens.
"JANGAN BILANG ANDA MENGHAMILINYA???" Karel mengusap dada nya lalu menggelengkan kepalanya. "Astagfirullah tidak baik sayang"
Alaska menetap tajam kedua temannya dengan seenaknya mereka bicara kalo dirinya menghamili anak orang. "Gue di jodohin." Jawab nya dengan nada datar.
"NGEAWAK DIE" tawa kedua teman nya pecah dengan Karel yang memukul tubuh Devan sambil tertawa.
"Aahahah anjing, lo kita ini jaman Siti Nurbaya?" Tanya Devan di sela-sela tawanya, Karel menganggukkan kepala lalu menunjuk Alaska. "Lo ga punya lawakan Ka?"
Karel berusaha meredakan tawa nya, lalu bangkit dan berdiri dibelakang Alaska. "Gini dah Ka, lo saking ga ada cewe harus dijodohin gitu hm?"
"Lagian ni ya ka, emang lo mau ha?" Tanya Devan dengan nada meledek, Alaska menjawab dengan anggukan kepalanya membuat kedua teman nya lagi lagi tercengang lalu menggelengkan kepalanya tak percaya
"Serius?" Tanya mereka dengan kompak, dengan anggukan yang mantap Alaska menjawab membuat kedua temannya menggelengkan kepala lalu menepuk tangan
"gue yang cewe nya dimana mana, kalah start sama dia" Ucap Devan dengan asal diangguki oleh Karel,
"Btw anak mana?" Tanya Karel dengan wajah menggoda. "Satu sekolah sama kita."
"Wahh anjir bu ketua kita harus cakep ye ga?" Tanya Devan pada Karel. Karel menganggukan kepala lalu menatap Devan. "Wajib karena kita semua ganteng ganteng!!!"
"Cakep, karna gue ganteng" Ucap nya santai lalu melangkah keluar markas. Devan maupun Karel tersenyum girang lalu ikut menyusul Alaska yang duduk diluar teras markas
Mereka yang berada diluar sedang mengetes motornya ada pula yang memperbaiki motornya, namun yang membuat seru adalah berbincang satu sama lain dan ada yang bernyayi.
Farhan adalah salah satu dari anggota geng motor Alaska, mendekat kearah mereka bertiga, lalu duduk didepan mereka. "Bapak Alaska yang terhormat, saya meminta untuk dibelikan makanan."
Alaska hanya melihat anggota nya sekilas lalu melihat sekeliling lalu menganggukan kepalanya lalu mengeluarkan uang seratus ribu berjumlah lima lembar. Farhan melotot dan tersenyum puas lalu bangkit dari duduk nya.
Farhan mengangkat tangan tinggi lalu berteriak. "KITA MAKAN MAKAN GUYS!!!!" Teriakan Farhan dapat terdengar oleh semua nya mebuat semuanya bersorak gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA MY HUSBAND
Teen FictionBagaimana rasanya dijodohkan dengan ketua geng yang paling menakutkan di Jakarta? Dia bahkan hanya mengenal namanya dan juga ketangguhannya dalam berkelahi serta membawa motor. Bimbang, takut, dan banyak lagi perasaan yang dirasakan oleh Olivia Ange...