55

13.5K 408 27
                                    

Oliv tertidur di kursi dengan tangan yang menggegam tangan suaminya dengan erat, lelaki yang berbaring lemah dengan perban dikepalanya itu membuka mata dengan perlahan, sinar lampu yang masuk ke matanya membuat dirinya enggan membuka mata.

Alaska menoleh dengan perlahan kesampingnya, dirinya baru saja ingat kejadian dimana dirinya menjadi seperti ini, dan kejadian.... itu.

Alaska mengelus rambut Oliv secara lembut dengan tangan masih lemas untuk digerakan. "Maafin mas..." Ucap nya dengan lirih.

Devan yang terbangun menoleh kearah ranjang dan melihat Alaska sudah siuman membuatnya tersenyum. "Rel, Karel!!, bangun njir." Devan yang kesal dengan sahbatnya satu itu yang sulit sekali untuk bangun.

"KARELINO ALDICRK BANGUN MOA!!!" Devan berteriak tepat pada kuping lelaki itu dengan sangat keras hingga membangunkan Oliv yang tertidur.

Alaska menatap tajam Devan, Oliv tersenyum lalu mengecup pipi Alaska membuat sang empu sedikit terkejut. "Mas jangan kaya gitu lagi ya..."

Alaska menundukkan kepalanya dengan mata yang sudah berkaca kaca jujur dirinya sangat malu ada didekat wanita sebaik istrinya. "Maaf, maaf gue yang terlalu brengsek..."

Oliv tersenyum akhirnya suaminya ini menyadari kesalahannya. "shutt, mas ga salah, aku yang salah kasih tau kamu di waktu yang ga tepat."

Alaska menatap wanita yang berhati bak nya malaikat ini dengan rasa malu dan penuh penyesalan. "Maafin gue dah terlalu dibutakan Oleh asumsi sendiri."

Oliv mendekat kewajah suaminya lalu mengecup bibir Alaska dengan cepat. "Mas, ga pernah salah."

Alaska tersenyum miris, wanita didepannya ini dengan mudah memaafkan dirinya yang sudah bisa melebih dari kata kata kasar yang setiap dirinya lontarkan ke wanita dihadapan nya ini. "Kamu, ga akan ninggalin aku kan?"

"Ga mas, mau seburuk apapun itu kamu, mau sekasar apapun." Oliv menjeda ucapannya lalu mengusap pipi suaminya. "Kamu tetap suami aku dan itu seharusnya."

Oliv wanita yang sudah disakiti mental dan fisiknya, masih bisa memaafkan lelaki didepannya ini, bodoh? memang sangat bodoh, dirinya rela untuk apapun itu asal itu adalah suami nya, ALASKA DIRGANTARA.

Alaska tersenyum, lalu menggeser tubuh nya kemudian menepuk sebelahnya. "Naik." Oliv menunjuk dirinya sendiri dan diangguki oleh Alaska.

"Mas nanti sempit, lagian aku bisa tidur disini." Alaska menggelengkan kepalanya. "Aku bilang naik."

Dengan terpaksa Oliv naik keranjang Alaska yang lumayan besar, dan Alaska langsung memeluk tubuh istrinya dari samping.

"Mas, kasian kamu istirahatnya nanti ga nyaman karena sempit." Alaska tidak peduli dirinya memejamkan mata dengan tangan mengelus rambut istrinya.

Oliv merasakan kembali sentuhan hangat dari suaminya ini, setelah masalah yang menimpa di antara kedua nya. Devan yang sedang menatap mereka berdua dengan tatapan sinis.

"JILINGG NYENYENYE UPIL KUDA!!!" Devan meledek Alaska kemudian merebahkan tubuhnya kembali

"Sok keras si lu!!" Devan yang nampak kesal dengan tingkah Alaska yang kemarin yang tampak acuh dengan istrinya sendiri.

"Bacot!!" Alaska membentak Devan.

"Bicit!!" Sahut Devan yang menganntikan huruf vokal menjadi 'I'

"Mau gue depak." Dengan cepat Devan menggelengekan kepalanya.

"Ga usah banyak bacot!" Devan hendak membalas ucapan Alaska namun karna melihat kekasihnya nampak terganggu dengan cepat memeluk tubuh kekasihnya.

Oliv memejamkan matanya didalam pelukan Alaska, dirinya berharap ini bukan hanya mimpi nya didalam tidurnya. "Mas..."

ALASKA MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang