Meringis meminta pertolongan dengan suara yang lirih ditengah kondisi jalan yang sangat ramai, Oliv yang berada di belakang motor truk tersebut melihat Alaska yang celaka, langsung berhenti dan menghampiri Alaska dan mengangkat kepala lelaki itu dengan perlahan.
"Mas! Bangun!" Alaska sudah lemas matanya pun sulit untuk dibuka, dengan sekuat tenaga dirinya memegang pipi Oliv dengan tangan yang penuh darah.
"Mas bertahan!" Oliv melihat orang orang yang sedang berkerumun melihat Alaska. "Tolong, hikss tolong panggil ambulance."
Salah satu dari mereka menjauh dan menghubungi ambulance, Oliv yang melihat darah Alaska smakin banyak dan wajah nya yang mulai pucat. "Mass, bertahan sebentar lagi.." Air mata Oliv sudah membasahi pipi nya.
Alaska membuka matanya perlahan dan menatap Oliv dengan sayu. "Jika itu anak gue huk-huk.." Ucapan lelaki itu terpotong karna batu yang memuncratkan darah dari mulut nya.
"T-tolongh jaga arghh." Alaska merasa kepala nya sangat sakit membuat nya memejamkan matanya dengan sangat kuat.
Oliv hanya bisa menangis melihat suaminya seperti ini dirinya mengambil tangan Alaska dan menempalkannya pada perutnya. "Mas bertahan ya, dia mau main sama kamu." Dengan air mata yang berlinang Oliv mengucapkan kata kata kata itu.
Tak lama ambulance datang dan dengan segera Alaska dibawa ke rumah sakit terdekat, sampai dirumah sakit Alaska langsung ditangani di ruangan UGD.
Oliv hanya bisa berdoa pada yang kuasa agar suaminya itu selamat, dirinya mondar mandir didepan pintu dengan kuku yang terus dirinya gigit.
Mengepalkan tangannya dan menoleh kearah jendela. "Mas kamu bertahan ya.." Dirinya sangat takut jika terjadi yang fatal dengan lelaki itu.
tak lama orang tuanya datang bersma dengan mertuanya yang terlihat panik mendengarkabar jika anaknya masuk ke UGD. "Sayang, gimana sama Alaska?" Tanya Rina dengan nada yang cukup khawatir.
"Mas Aska ada didalam bun." Air mata Oliv dengan cepat turun dan membuat Rina iba dan membawa nya kedalam dekapannya.
"Kamu tenang aja ya, ga usah panik Alaska anak kuat." Ucap Rina yang berusaha menenangkan Oliv. "Tapi bunda aku takut..." Sahut Oliv dengan lirih.
Oliv merasakan perut nya mual dan ingin mengeluarkan semua isi dalam mulutnya, dengan cepat dirinya melepaskan pelukan dan berlari mencari toilet yang ada di rumah sakit ini.
Kedua orang tuanya maupun mertuanya panik melihat Oliv yang tiba tiba lari dan melepaskan pelukan. "Biar aku sama Rina yang kesana, kalian tunggu sini." Ucap Lena dan Rina yang mengejar Oliv.
Oliv hanya mengeluarkan cairan bening dari mulut nya tubuhnya terasa lemas, dirinya berpeganggangan dengan wastafel didepannya. "Sayang...." Oliv menoleh ke mommy nya lalu tersenyum tipis.
"Kamu kenapa ? Masuk angin?" Tanya Lena yang mendekat lalu memijat tengkuk Oliv dengan lembut.
OLiv menggelengkan kepalanya dan menghadap Mommy nya dan mertuanya. "Aku gapapa ko." Ucap nya menyakinkan ibu dan mertuanya.
Oliv kembali mengeluarkan isi mulutnya sama dengan sebelum nya hanya cairan bening yang kelar dari mulutnya, kedua wanita paruh baya itu semakin panik melihat Oliv yang terus mengeluarkan isi mulutnya. "Sayang, kamu ada apa coba bilang sama Mommy"
"Mom, aku...." Oliv menjeda ucapannya lalu memegang perutnya. "Aku hamil" dengan senyuman yang tercetak diwajahnya.
kedua wanita itu terkejut kemudian mereka berdua tersenyum. "Kamu serius?" Rina bertanya pada Oliv, dengan cepat wanita itu menganggukan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA MY HUSBAND
Teen FictionBagaimana rasanya dijodohkan dengan ketua geng yang paling menakutkan di Jakarta? Dia bahkan hanya mengenal namanya dan juga ketangguhannya dalam berkelahi serta membawa motor. Bimbang, takut, dan banyak lagi perasaan yang dirasakan oleh Olivia Ange...