Sebelumnya ....
"Kertas apa ini?" tanya Blaire saat telapak tangannya menggenggam gumpalan kertas di kantong baju milik Lucy. Ia terkesiap untuk sesaat. Tanpa dibuka pun, Blaire tahu itulah kertas yang sejak awal ia curigai ketika tahu jika Lucy mendadak menuju hutan.
___________________________
SEJAK membaca sobekan buku yang dipegang oleh Blaire, aku dengan cepat memprediksi jika itu adalah kepalsuan walau dibuat sedemikian rupa seperti benar-benar dari sumber yang ada di perpustakaan.
"Aku tahu aku terlihat sangat bodoh saat itu. Tapi kalian akan paham bagaimana—"
"Kau membuatku merasa bersalah, Lus," sahutku memotong pernyataan Lucy yang sama saja semakin membuatku ingin menyumpahi diri sendiri.
Halaman kertas usang dengan sisi tidak rata itu menunjukkan tentang 'satu-satunya cara' mengambil pedang bersejarah itu dari Navdä. Dan tentu, di sana ditulis, haruslah seorang shapeshifter dalam wujud asli dan memiliki hati tulus serta tekad kuat agar bisa menembus mantra pelindung pedang dan mengambilnya dengan selamat. Perintah yang kedengaran begitu konyol setelah semua sudah terjadi.
Shapeshifter berwujud asli? Dengan hati tulus dan tekad kuat? Tidak masuk akal. Padahal jelas-jelas jika Navdä memiliki penjaga alami berwujud shapeshifter dengan kemampuan yang juga spesial tentunya. Ini sama saja dengan mengadu sesama hewan menggunakan kekuatan mereka padahal pada akhirnya penjaganya-lah yang menang. Dan si penyusup? Tentu akan dihukum—atau lebih parahnya, tewas. Yah, penjaga alami itu punya kuasa untuk menyerahkan pada pihak Rygel dan membunuh penyusup. Sekarang kebingunganku kembali bercabang, apa ada penjaga alami selain singa itu? Atau jangan-jangan singa putih bukanlah penjaga yang sebenarnya?
Fiuh ... terkadang aku heran mengapa masih sempat memikirkan itu disaat aku harus khawatir akan kondisi teman sendiri.
Aku kembali melihat Lucy dan melirik Blaire yang masih terpaku—tidak, lebih tepatnya sedang berpikir keras tentang hal yang barusan ditemuinya. Blaire selalu begitu, aku bisa jamin sekarang otaknya sedang menyusun berbagai kemungkinan-kemungkinan yang ada dan mencari jalan keluar. Aku berusaha untuk tidak terlarut dalam suasana hening yang ganjil ini dengan mengelus bulu-bulu tebal rubah merah itu dengan pelan. Ini agak aneh, mendapati sahabat yang selama ini selalu kau temui dalam wujud anak remaja yang manis menjadi rubah yang agak asing, walau aku tetap bisa merasakan aura Lucy pada hewan itu.
Aku ingin bilang jika semua bukan salah Lucy. Mungkin saat kejadian juga ia sedang memikirkan aku, karena waktu di perpustakaan sudah bisa dipastikan jika dia ingin membantu menyelesaikan segala teka-teki dalam hidupku. Tepatlah saat itu, tiba-tiba sobekan buku yang konon dia temukan terselip di antara seri buku sejarah tentang Rygel mengusik pikirannya dan membuatnya bertindak gegabah.
Itu sama sekali bukan salahnya. Aku benar-benar ingin bilang ....
Namun aku hanya menghela napas—kebiasaanku kalau tidak tahu apakah tindakanku tepat untuk saat ini pada orang lain. Apalagi emosi sedang bergejolak di antara kami sekarang. Yang kurasakan tak sekedar rasa bersalah, tapi juga malu, menyesal, dan marah. Ingin rasanya aku memeluk Lucy dan meminta maaf padanya, karena luka dan resiko yang dia dapatkan berawal dari rasa penasaran dan tekadku sejak awal dengan melibatkan dirinya dan Blaire.
"Aku belum menemukan siapa saja kemungkinan yang melakukan ini." Blaire beranjak dari posisi duduknya di lantai. Seraya menyelipkan rambut pada telinga, tangannya menggenggam segelas air putih yang sudah kusiapkan lantas meminumnya sambil menutup kelopak mata. Aku ingin tertawa, dia terlihat begitu frustrasi. Ke mana hilangnya wajah percaya diri miliknya?
"Aku sedikit syok. Kertas ini, tulisan dan perintah yang ada di dalamnya, memang terlihat seperti sungguhan dan seolah ditulis oleh ahli sejarah atau siapa pun-lah pada puluhan tahun yang lalu. Kurasa kalian sekarang tahu ini palsu. Tapi lebih dari itu, lihat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Siver Crown
FantasiMenjadi remaja terpilih tak membuat Canna berbangga diri dan menjalani kehidupan sekolah di Rygel dengan tenang. Dia yang tak punya kekuatan istimewa disulitkan menghadapi berbagai situasi aneh yang terjadi. Namun, setelah rangkaian kejadian yang...