Point of view || Author
Kerajaan Siver. Kalau kau penasaran tentang darimana Canna berasal. Itu lah jawaban yang tepat. Wilayah Siver, tempat segala makhluk hidup ajaib menjalani kehidupan. Dengan teknologi modern tentu saja, yang menjadikan Siver sebagai wilayah paling maju diantara wilayah kerajaan-kerajaan lain di Pulchra. Karena predikat kerajaan maju itu, Siver dengan segala teknologinya tidak mengedepankan segala jenis kekuatan manusia. Tak heran jika Canna tumbuh tanpa mengetahui apa yang ada pada dirinya. Karena sejatinya gadis modern itu lebih memercayai kekuatan yang didapat dengan latihan dan kerja keras daripada mempertanyakan apa kekuatan alami yang dia miliki sejak lahir.
Namun, tetap saja. Siver memiliki tokoh-tokoh pemilik kekuatan magis terkenal yang Canna tahu. Gadis itu sudah bersekolah di Siver sejak kecil. Tapi yang ia hadapi sekarang adalah Siver di masa lampau. Canna sendiri tak mengerti berada berapa tahun sebelum ia lahir.
Victor menyebalkan, batinnya resah. Pasca mengatakan satu kalimat tidak masuk akal itu, tiba-tiba tubuhnya sudah berada di depan sebuah kastil Siver pada zaman dahulu--dan anehnya bentuk megahnya tak berubah hingga kini. Canna kebingungan, saat dirinya harus kembali ke masa itu.
"Heii, kalian tak bisa mendengarku?" tanya Canna pada sekelompok tukang batu istana yang sedang bekerja. Ini bukan pertama kalinya Canna bertanya pada orang-orang. Sejak tiba di situ, ia sudah mencoba bertanya kemari namun hasilnya nihil. Victor tidak memberitahunya hal apapun sebelumnya. Membuat Canna kesal dan kesulitan.
Warga kerajaan pada masa itu tentu saja berbeda dengan Canna. Belum banyak teknologi pada saat itu, pakaian mereka pun banyak yang masih tergolong primitif--tidak seperti Canna yang kontras memakai sweater lengan panjang dan celana denim andalannya. Sejak tadi Canna hanya berjalan tak tentu arah, berputar-putar di sekitar kastil itu. Lelah membuatnya terduduk pada salah satu batu besar, mengamati orang-orang yang sibuk berlalu lalang. Area kerajaan tak seramai pasar--yang tadi Canna kunjungi juga untuk sekedar bertanya.
"Jangan-jangan orang sejak tadi tak bisa melihatku?" gumam Canna. Dia mencoba segala cara termasuk menyapa sekilas penjaga kastil, iseng bertanya pada seorang bangsawan, bahkan merecoki pedagang pasar.
Cukup lama Canna terdiam. Dia mencoba melakukan sesuatu untuk membuktikan apakah benar orang-orang tak bisa melihat wujud fisiknya. Dengan melangkah perlahan lahan Canna melewati penjaga gerbang kastil dengan santai, tangannya mengambil sebuah batu kerikil dari saku sweaternya. Dengan gerakan santai Canna melempar kerikil kecil itu ke arah gerbang.
Tuk
Penjaga itu langsung menoleh waspada. Sama sekali tak menyadari ada seorang remaja di hadapan mereka tengah tersenyum kecut.
Benar. Wujudnya tak terlihat oleh orang-orang. Seketika Canna bergidik ngeri.
<<▪>>
Canna memang menganggap Victor menyebalkan. Namun, dirinya sudah terlanjur berada di Siver yang entah tahun berapa saat ini. Mau menerima tawaran sekolah di Rygel sudah pantas disebut gila. Sekarang, Canna melakukan hal lebih gila lagi. Ia mengikuti salah seorang bangsawan cantik ke dalam kastil.
"Sebentar lagi akan ada pertemuan dengan petinggi Rasnevrô. Perintahkan pelayan menyiapkan pakaianku. Setelah makan siang antar aku ke sana." Wanita berparas cantik berbalut busana gaun panjang dan gemerlap membuat Canna terkesima. Mahkota di kepala wanita itu seolah memberitahu identitas seorang ratu baginya. Lalu pengawal kaku itu menjawab dengan patuh. "Baik, Ratu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Siver Crown
خيال (فانتازيا)Menjadi remaja terpilih tak membuat Canna berbangga diri dan menjalani kehidupan sekolah di Rygel dengan tenang. Dia yang tak punya kekuatan istimewa disulitkan menghadapi berbagai situasi aneh yang terjadi. Namun, setelah rangkaian kejadian yang...