1. Double J

9.6K 434 15
                                    

Halo, salam kenal. Untuk kalian yang baru sampai di cerita ini, aku rekomendasikan untuk membaca Twins versi revisi aja ya, guys. Ini cerita aku publish dua tahun lalu. Versi revisi dari cerita ini isinya merujuk pada hal yang sama, hanya saja telah diperbaiki dan insyaallah jadi lebih baik dan lebih rapi. Silahkan dilihat di halaman akunku. Terima kasih :))

~~~~

Dua orang gadis berparas menawan menapakkan kakinya memasuki mansion megah bak istana kaisar. Para maid membungkukkan badan untuk menyambut sang nona muda kembar keluarga Hwang, yang selalu membuat mereka terkagum-kagum akan paras cantik dan kebaikan hatinya. Meskipun terlahir kembar, keduanya memiliki wajah yang sangat berbeda apalagi sifatnya.

Si sulung memiliki sifat yang cinta damai dan jarang sekali berdebat, jika dia disalahkan tidak peduli dia salah ataupun benar, dia hanya akan diam tanpa perlawanan. Meskipun dia sangat mencintai kedamaian, nyatanya hidup tidak begitu baik padanya. Hampir setiap hari dia akan mendapatkan perlakuan yang bukan hanya melukai fisik, tetapi juga mentalnya.

Ada satu hal yang belum pernah dia tunjukkan selama ini, di dalam dirinya tersimpan kemarahan yang bisa meledak kapan saja, terutama jika itu menyangkut adik tersayangnya. Di balik sifatnya yang terlihat sempurna, dia menyimpan perjanjian rahasia yang membuatnya terikat dan juga menderita.

Berbeda dengan sang kakak, si adik cenderung memiliki sifat yang keras di luar dan sangat lembut di dalam. Hanya orang yang beruntung yang dapat melihat sisi lembutnya. Dia selalu ada di garis depan jika itu menyangkut saudara kembarnya. Namun, tetap saja, dia mungkin bisa melawan seluruh dunia untuk kembarannya, tapi tidak dengan satu orang, ayahnya. Mungkin sifat kerasnya itu menurun dari ayahnya. Jika sudah berdebat dengan sang ayah, itu akan menjadi perdebatan tiada akhir jika saja dia tidak mengalah. Dia selalu mengalah karena si cinta damai itu selalu saja menghentikannya di tengah perdebatan sengit itu terjadi.

"Bukankah aku yang seharusnya merasa takut? Kenapa kau yang gemetaran begitu?"

"Unnie, maafkan aku. Jika saja aku tidak sakit pada hari itu. Jika saja aku selalu ada bersamamu, aku mohon maafkan aku."

"Jendeuki, kau tidak perlu meminta maaf, aku tidak apa-apa. Ini bukan hal baru untukku. Tenanglah, lagipula Appa juga belum pulang."

"Tapi dia akan segera pulang, kan? Mungkin ini adalah nasib buruk kita karena memiliki ayah seperti Hwang Jeewon."

"Tapi bagiku ini adalah nasib baikku, jika dia tidak ada, mana mungkin aku memiliki adik yang sangat baik sepertimu." Si sulung itu merangkul pundak adiknya

"Terserah kau saja, kau itu memang bodoh. Setiap hari dicaci-maki tapi tetap saja diam, sesekali gunakan mulutmu untuk bicara. Apa kau bisu? Jika kau benar lawan dia."

"Tidak ada gunanya jika aku melawan, akan lebih baik jika aku diam. Lagi pula kan ada kau yang selalu membantuku, jadi biarkan saja seperti ini."

"Aku tidak akan selamanya ada di sisimu, bagaimana jika aku tidak ada di sampingmu? Siapa yang akan melindungi mu?"

"Oleh karena itu, jangan pernah tinggalkan aku. Sudahlah jangan bahas itu lagi, lebih baik kita makan sekarang. Apakah Lisa dan Chaeyoung sudah pulang? Aku tidak melihatnya sejak di kampus tadi."

"Jangan bahas mereka. Aku tidak peduli pada keberadaan mereka, dan kita kan di fakultas yang berbeda, bukankah itu wajar jika kalian tidak bertemu? Kenapa kau harus peduli pada mereka?"

"Mereka kan saudara kita, sudah seharusnya aku peduli pada mereka."

"Saudara tiri lebih tepatnya, mendengar nama mereka saja sudah membuatku muak. Apalagi sebuah fakta bahwa mereka juga kembar seperti kita, aku jadi semakin tidak menyukai mereka."

Twins ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang