27. Hero

1.9K 214 28
                                    

Pagi ini hujan turun deras di dataran kota Seoul. Tapi hujan saja tidak cukup untuk menghentikan aktivitas keseharian para pejuang hidup. Jisoo dan ketiga adiknya sedang duduk santai di teras belakang mansion. Mereka berempat hanya diam menatap bulir air hujan yang jatuh menghujam tanah. Rasanya sangat menyejukkan.

Jarang sekali mereka bisa berkumpul bersama seperti ini. Lebih tepatnya tidak pernah dalam waktu tiga tahun terakhir ini. Keadaan disana terbilang cukup senyap, hanya terdengar suara rintikan hujan yang perlahan memudar. Walaupun mulut mereka tertutup rapat tapi hati dan pikiran mereka sama sekali tidak bisa diam. Dimulai dari Chaeyoung dan Lisa yang memikirkan mengenai kedua unnie nya yang terlihat menyembunyikan hal besar dari mereka hingga Jisoo yang masih saja bergelut dengan ekspetasinya mengenai pencangkokan ginjal yang akan dia lakukan.

Sedangkan Jennie, tidak ada yang tau apa yang ada di pikiran gadis itu. Mungkin dia sedang menyusun rencana untuk sisa hidupnya yang belum tentu akan benar-benar berakhir. Manusia bisa saja dengan bebas membuat rencana untuk masa depan tapi hanya Tuhan yang akan dan berhak menentukan masa depan para makhluknya. Tapi bagi manusia rasanya sangat sulit untuk mempercayai bahwa rencana Tuhan itu lebih baik dan indah dari segala aspek, mungkin.

"Ini sudah semakin siang, apa kalian tidak ada kegiatan?" Teriak Dara yang entah ada dimana orangnya. Keempat gadis itu saling bertatapan selama beberapa saat lalu malah tertawa tanpa sebab. Sepertinya mereka benar-benar sudah stres berat.

"Apa ada yang lucu?"

"Sebenarnya tidak ada tapi kau juga tertawa tadi."

"Kita semua gila jadi tidak perlu berdebat."

"Bisa kita lakukan itu lagi? Itu tadi sangat menyenangkan." Chaeyoung dan Lisa menatap Jennie kagum. Sepertinya diantara mereka bertiga, Jennie lah yang paling stres.

Sementara Jennie dan Lisa berdebat, Chaeyoung berjalan mendekati Jisoo dan membisikkan sesuatu padanya. "Unnie, semua buktinya sudah ada di dalam laptopku. Ikut aku untuk melihatnya." Jisoo mengangguk dan membiarkan Chaeyoung memimpin jalannya. Sedangkan Jennie dan Lisa masih melanjutkan perdebatan mereka tentang siapa yang paling stres disini.

Chaeyoung membuka layar laptopnya. Setelah memastikan bahwa tidak ada orang lain selain mereka berdua di kamarnya, Chaeyoung membuka sebuah file yang berisi beberapa video dan foto dimana Bobby sedang menikmati benda haram itu bersama teman-temannya. Senyum miring tercipta di bibir indah Jisoo.

"Tapi Chaeng-ah apa kau yakin kita bisa mempercayai detektif ilegal itu?"

"Aku juga tidak tau unnie. Ini baru pertama kali aku melakukannya. Tapi kau tenang saja sejauh ini semua aman terkendali."

"Kau harus menjaga dirimu baik-baik. Jika ada sesuatu yang aneh segera hubungi aku. Ini hanya diantara kita berdua jangan sampai ada yang tau."

"Tentang apa? Kalian sedang merencanakan sesuatu?"

Sontak mereka berdua menengok ke asal suara itu. "Ah eomma aku pikir siapa tadi." Jisoo menyenggol lengan Chaeyoung menandakan bahwa Chaeyoung harus memberikan penjelasan dan alasan yang logis pada Dara.

"Kami tidak merencanakan apapun eomma. Kami hanya sedang membahas tentang pekerjaan. Eomma tau kan, aku akan menjadi bintang utama dalam drama yang di tulis oleh Jisoo unnie. Kami sedang membahas beberapa alurnya."

"Bagaimana dengan bagian jangan sampai ada yang tau?"

"Maksudnya, jangan sampai ada yang tau mengenai.. alur ceritanya. Ya kan unnie?" Jisoo segera mengangguk menyetujui ucapan Chaeyoung

"Kalian tau? Seorang ibu akan selalu tau saat anaknya berbohong. Apapun yang kalian lakukan pastikan tidak akan menambah masalah. Cepatlah bersiap, bukankah kalian ini orang yang sibuk hingga di rumah saja sampai membahas masalah pekerjaan?"

Twins ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang