16. Split up

1.8K 238 8
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Seperti halnya manusia pada umumnya anggota keluarga Hwang juga sedang makan malam bersama dengan khidmat. Ya khidmat, hal yang sangat jarang terjadi di meja makan itu. Biasanya meja makan itu akan dipenuhi kericuhan karena Jennie dan Lisa yang terus saja berdebat.

Dara hanya bisa memandang kedua putrinya yang terlihat acuh tak acuh satu sama lain. Dia tidak mungkin memaksa Jennie untuk memaafkan Chaeyoung atau memaksa Chaeyoung agar meminta maaf pada Jennie. Seharusnya mereka sudah cukup dewasa untuk melakukannya tanpa pemberitahuan.

"Jennie-ya kau sudah mendapat kabar tentang Jisoo?"

"Apa itu penting? Dia sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri. Lagipula dia sendiri yang memilih jalan ini, biarkan saja dia menerima akibatnya." Dara menatap Chaeyoung meminta penjelasan dan Chaeyoung hanya mengedikkan bahunya tidak tau karena dia memang tidak mengetahui apapun

"Terjadi sesuatu diantara kalian? Kau sudah bertemu dengannya?"

"Ya.. tadi di kampus."

"Dia pasti menolak ajakanmu untuk pulang. Itukah sebabnya kau marah padanya?" Jennie hanya menatap makanan di depannya

"Dengar, coba kau lihat dari sudut pandang kakakmu. Apa kau akan pulang begitu saja padahal kau sudah.. lupakan itu. Biar eomma yang membujuknya. Kau tau dimana tempat tinggalnya?" Jennie menggelengkan kepalanya lemah

Dara menghela nafasnya pelan. "Kalian harus bicara."

"Siapa?"

"Kalian berdua. Kau dan Chaeyoung. Manfaatkan waktu kalian." Dara pergi meninggalkan Jennie dan Chaeyoung.

Keadaan di meja makan itu hening beberapa saat.

"Ekhem, kenapa tidak dimulai dari kau." Jennie memulai percakapan dengan lirikan tajamnya

"Aku? Kenapa harus aku?"

"Kau bisa mengatakan sesuatu seperti.. maaf mungkin."

"Kenapa aku harus minta maaf? Bukan hanya aku yang salah disini. Kalian semua selalu menyalahkan aku."

"Ya.. karena kau memang bersalah. Kau melakukan.. tidak perlu ku jelaskan lagi kesalahan mu."

"Hanya aku? Maksudku.. kau tidak merasa bersalah?"

"Kenapa aku harus merasa bersalah?"

"Apa kau tidak sadar semua ini dimulai karena dirimu? Jisoo unnie melakukan itu untukmu."

"Dia melakukannya karena dia menyayangi ku. Sebagai seorang kakak dia sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Biar aku tanya padamu. Apa yang sudah kau lakukan untuk adikmu? Bukannya melindunginya tapi malah kau yang butuh perlindungannya." Chaeyoung tidak bisa lagi membalas kata-kata menyakitkan Jennie. Dia memang benar, Chaeyoung tidak pernah melakukan apapun untuk Lisa. Justru Lisa yang selalu datang kapanpun dia membutuhkannya

Melihat Chaeyoung yang terdiam, Jennie merasa kata-katanya sedikit keterlaluan. Tapi itu memang benar kan.

"Aku tidak bermaksud mengatakan itu padamu. Lupakan saja. Kita sama-sama tidak berguna. Kita jalani hidup kita masing-masing. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan karena ini hanya akan membuang-buang waktu."

Dara yang sebenarnya mengintip pembicaraan mereka, menghela nafasnya panjang. Nyatanya rencananya mendekatkan Jennie dan Chaeyoung dengan cara seperti itu tidaklah berhasil. Bukannya mendekat, mereka justru saling menyakiti.

Dan Jeewon, dia sama sekali tidak peduli dengan keluarganya saat ini. Dia juga tidak berniat mencari apalagi menjemput Jisoo agar pulang ke rumah. Dara sendiri juga tidak mengerti kenapa Jeewon bisa bersikap seperti ini. Ini tidak akan berhasil. Untuk menyatukan kembali seluruh anggota keluarganya yang sudah terpecah dibutuhkan adanya perjuangan, bukan hanya satu orang tapi semua orang. Yang sayangnya tidak akan terjadi dalam waktu dekat.





Twins ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang