Jisoo yang berusia 14 tahun memasuki ruangan Jeewon dengan takut-takut. Biasanya jika ayahnya memanggilnya secara pribadi, itu pasti karena dia melakukan kesalahan.
Jisoo membuka pintu kayu itu perlahan
"A-appa kau memanggilku?"
"Kau sudah datang? Duduklah." Jisoo duduk di kursi yang berada didepan meja ayahnya
"Dengar, appa ingin meminta bantuanmu. Apa kau bersedia membantu appa?" Jeewon memegang kedua tangan mungil Jisoo yang dipenuhi keringat dingin
"Membantu apa?" Tanya Jisoo polos
"Bisakah kau membujuk Jennie agar dia mengizinkan appa menikah lagi?" Jisoo menarik kedua tangannya yang semula dalam genggaman Jeewon. Jisoo berdiri ingin segera pergi dari ruangan itu.
Tentu dia tidak bisa memenuhi apa yang diinginkan Jeewon, dia sendiri juga tidak setuju jika Jeewon menikah lagi terlebih dengan seorang wanita yang telah memiliki hubungan gelap dengan ayahnya. Ya, Jisoo mengetahuinya pada malam itu.
"Jisoo, kau berani melawan appa? Kau mau dihukum?" Suara Jeewon yang semula lembut berubah menjadi penuh ketegasan. "Apa kau tidak bisa memenuhi satu saja permintaan Appa?"
"Kau sudah meminta terlalu banyak hal padaku." Entah mendapatkan kekuatan darimana sehingga Jisoo berani melawan ayahnya untuk pertama kalinya.
Jisoo merasa ayahnya terlalu egois dengan memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan bagaimana perasaannya dan juga Jennie. Mereka baru saja kehilangan ibunya, dan Jeewon malah ingin bersenang-senang dengan wanita lain.
"Ini bukan keinginan appa, Jisoo. Ini permintaan eomma mu. Dia memintaku untuk segera menikah agar kalian tidak kekurangan kasih sayang dari seorang ibu." Jisoo menatap kearah mata Jeewon tanpa ada lagi rasa takut dalam dirinya
"Appa pikir aku tidak tahu siapa wanita itu? Dia adalah simpananmu kan?"
Plak!
Satu tamparan menyentuh pipi mungilnya. Air matanya sudah menumpuk di pelupuk matanya. Matanya memerah karena kemarahan. Entah kemana perginya rasa takut yang selama ini memenuhi jiwanya.
"M-maafkan appa, appa sungguh tidak sengaja melakukannya." Jeewon mengelus bekas tamparannya yang langsung di tepis oleh Jisoo. "Jisoo, jika kau tidak mau melakukan ini untuk appa, lakukan ini demi eomma dan juga adikmu, apa kau tega melihat adikmu tumbuh tanpa kasih sayang ibunya?" Jisoo tampak berpikir dari sudut pandang Jennie, ayahnya itu memang benar, Jennie pasti sangat merindukan ibu mereka. Lagipula Jennie tidak mengetahui semua kebenaran tentang wanita itu
"Aku punya satu syarat."
"Katakanlah."
"Entah apapun yang terjadi appa tidak boleh membiarkan seorangpun tau bahwa dua anak itu adalah anak kandung appa. Bahkan dua anak itu juga tidak boleh mengetahuinya. Aku membenci mereka." Jisoo tidak ingin Jennie semakin membenci ayahnya. Jisoo juga merasa dendam pada dua anak itu, mereka adalah hasil dari kecurangan ayahnya di belakang ibunya
"Baiklah, tapi appa juga punya satu syarat untukmu.....mulai sekarang kau harus menuruti semua kata-kata appa. Jika kau melanggarnya, Jennie akan mengetahui semuanya." Baru pertama kali ada seorang ayah yang memberikan persyaratan atau lebih tepat disebut ancaman pada anaknya sendiri. Dunia ini semakin gila saja
"Kau tidak dalam posisi dimana kau bisa mengancamku saat ini. Aku tidak menerima syarat itu dan akan ku pastikan kau tidak bisa menikah dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins ✓
FanfictionTentang dua pasang saudari kembar yang terikat dalam satu keluarga. Berbagai permasalahan akan menanti mereka. Perpisahan hingga persatuan kembali keempatnya 18 Maret - 27 Juni 2021