20. Three years later

1.9K 228 7
                                    

Jennie menatap Jisoo dengan pandangan yang sulit diartikan. Atau Jisoo lah yang tidak bisa mengerti arti tatapan itu. Jisoo tidak tau kesalahan apa lagi yang dia perbuat hingga mendapat tatapan seperti itu dari Jennie. Dia sudah dengan baik hati datang ke mansion Hwang hanya untuk Jennie tapi sepertinya itu belum cukup. Semua orang selalu menuntut lebih padanya.

"Apa kau tidak punya sopan santun? Ini bukan rumahmu hingga kau bisa keluar masuk seenaknya."

"Jisoo sudah biarkan. Jennie duduklah, kau mau minum apa?"

"Tidak perlu ahjussi kami akan pulang sekarang juga."

"Hanya kau, aku masih ada pekerjaan."

"Jisoo-ya sebaiknya kau pulang sekarang. Kita bahas ini lain waktu." Ujar Jaehwa menengahi

Lagi-lagi Jisoo harus mengalah dan menurut pada Jennie. Sebenarnya Jennie juga melakukan pengorbanan disini. Dia akan menerima kemarahan Jeewon lagi karena tidak langsung pulang setelah kuliah tapi itu bukanlah hal besar baginya.

Jisoo hanya pasrah pada Jennie yang menarik lengannya. Seperti biasa dia sangat malas berdebat, itu hanya akan membuang-buang tenaga dan pasti berakhir dengan dia yang kalah. Jadi buat apa melawan jika akhirnya dia kalah juga.

Mereka berhenti di taman yang cukup sepi pengunjung. Jisoo merasa kakinya hendak putus karena terlalu banyak berjalan. Entah bagaimana dengan Jennie. Mereka berdiri saling berhadapan.

"Jennie-ya mau ikut bersamaku?" Jisoo berniat mengajak Jennie ikut bersamanya dan tinggal bersama. Lagipula dia akan mendapatkan uang beberapa hari lagi. Jadi Jennie tidak akan kekurangan saat tinggal bersamanya nanti. Dia juga kasihan pada Jennie yang setiap hari harus tertekan karena perilaku Jeewon. Jisoo ingin membebaskan Jennie dari sangkar itu, sama seperti dirinya yang kini sudah bisa terbang bebas

"Kau kembali bersama Bobby?" Jisoo melepaskan tangannya yang semula menggenggam tangan Jennie. Ini di luar dugaan Jisoo. Dia kira Jennie akan menanyakan tempat tinggalnya atau semacamnya. Tapi dia malah menanyakan tentang laki-laki itu. Jisoo tidak percaya ini

"Kau mengajakku kemari hanya untuk menanyakan itu? Kau membuang-buang waktu dan tenagamu. Sebaiknya kau pulang."

"Aku berhubungan dengannya." Jisoo menatap Jennie tak percaya. Dia sudah melarangnya dan baru beberapa hari dia meninggalkan Jennie tapi dia sudah begitu cepat melupakannya

"Ah oke, itu mengejutkan. Kau lupa dengan yang ku katakan? Dari sekian banyak pria kenapa kau memilih dia? Jennie-ya mengertilah."

"Aku sudah mengerti unnie. Aku sangat mengerti. Kau masih mencintainya."

"Masalah apa lagi sekarang? Kenapa kau selalu mencari masalah untuk bertengkar denganku? Aku tidak mencintainya, aku hanya ingin kau membuka matamu. Jelas?"

"Ini hidupku. Aku berhak menentukan pilihan ku. Aku mencintainya sejak lama dan aku sudah mengalah untukmu. Tapi sekarang dia yang datang padaku."

"Oh, jadi kau mau menunjukkan bahwa kau sudah banyak berkorban untukku? Baiklah, terserah padamu. Seperti yang kau bilang ini hidupmu jadi ya.. nikmatilah. Kau sudah sedikit berubah, kau tidak berteriak dan mengeluarkan kata-kata kotor. Itu bagus. Kurang satu hal lagi, bersikaplah lebih dewasa." Dengan ragu-ragu Jisoo memeluk Jennie dan membisikkan sesuatu padanya. "Aku hanya ingin kau bahagia. Tanpa terluka sedikitpun. Tapi saat kau terluka, aku akan selalu datang untuk mengobati lukamu. Seperti halnya kau yang selalu ada untukku. Pikirkan ini sekali lagi."

Jisoo pergi dari sana dengan perasaan kecewa. Tapi Jennie benar, ini adalah hidupnya dan dia tidak berhak ikut campur di dalamnya. Seperti yang dikatakan tuan Hwang Jeewon, dia bukan siapa-siapa lagi sekarang

Twins ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang