9. The article

1.9K 244 4
                                    

Jisoo memandangi air hujan yang turun perlahan membasahi apapun yang menghalanginya menyentuh tanah. Malam gelap ini sangat sunyi. Bagaimana tidak sunyi, ini sudah tengah malam tapi dia malah berdiri di balkon kamarnya. Semua baik-baik saja tapi entah mengapa pikiran dan hatinya menjadi tidak tenang.

Bahkan seharusnya dia merasa bahagia karena sebentar lagi namanya akan dikenal banyak orang. Pertemuannya dengan Jaehwa juga berakhir baik. Tapi dia merasa akan ada badai sebentar lagi.

Bahunya sedikit terangkat kala seseorang membalutkan sebuah selimut ke tubuh rampingnya.

"Kau belum tidur?"

"Bagaimana aku bisa tidur saat kau tidak tidur, bukankah batin kita saling terikat?" Jisoo terkekeh mendengar ucapan Jennie

"Darimana kau belajar kata-kata seperti itu? Kalau begitu coba tebak, apa yang aku pikirkan."

"Mana ku tau, aku kan bukan peramal yang bisa membaca pikiran orang." Seperti halnya Jisoo, Jennie juga merasa sedikit gelisah. Tapi dia menutupnya untuk dirinya sendiri. Dia yakin apapun yang terjadi nanti, semua pasti akan berlalu

"Dasar kau."

"Jadi apa yang kau pikirkan? Aku yakin kau tidak memikirkan kemana air hujan ini pergi."

"Aku juga tidak tau aku memikirkan apa. Hanya saja aku merasa...takut?"

"Takut? Semua baik-baik saja kan. Rahasia mu aman bersama tuan Ahn."


Flashback

"Aku mengetahui siapa kau sebenarnya. Kau adalah Hwang Jisoo dan dia adikmu Hwang Jennie. Tidak perlu terkejut apalagi takut. Tenang saja."

"Bagaimana mungkin?"

"Seo young adalah sahabatku atau.....cinta pertamaku." Dua kali, Jisoo dan Jennie terkejut dengan ucapan Jaehwa. Mungkinkah?

"Tapi itu sudah masa lalu jadi jangan berpikiran yang tidak-tidak. Aku mengetahuinya dari Daejun, dia yang menerbitkan bukumu kan? Dia juga teman lamaku. Jangan salahkan dia, dia hanya ingin membantumu."

"Kau bebas menentukan temanya. Kau harus bekerja keras untuk ini. Akan ku pastikan identitasmu tidak akan diketahui media."

"Tapi tidakkah ini akan merugikan anda Jaehwa-ssi? Namaku belum dikenal secara luas. Aku hanya seorang pemula."

"Khawatirkan saja pekerjaanmu. Ini akan menjadi awal dari karirmu dan kau harus bekerja keras untuk itu."

"Sepertinya terimakasih saja tidak akan cukup untuk membalas semua kebaikan anda."

"Maka dari itu kau harus membalasnya dengan keberhasilan karyamu ini. Kau tidak ingin aku rugi kan?"

"Tentu saja, saya akan berusaha dengan keras."

Seorang maid datang membawakan minuman untuk mereka

"Minumlah, jangan lupa buka dulu masker kalian."

Flashback off



"Jennie kau percaya padaku kan?"

Kling!

Belum sempat Jennie menjawab, sebuah suara notifikasi membuat dua pasang mata itu mengarah ke laptop yang berada diatas meja belajar dalam keadaan masih menyala.

"Siapa orang yang masih bangun di jam begini?" Jennie berjalan diikuti Jisoo untuk melihat ada apa di dalam laptop itu. Berbeda dengan Jisoo, Jennie sama sekali tidak menunjukkan raut wajah terkejutnya

Twins ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang