Balas dendam hanya akan menimbulkan rasa benci yang baru. Manusia memang tidak akan pernah bisa terlepas dari yang namanya kebencian. Kebencian timbul karena adanya kasih sayang dan cinta. Cinta memang lah hal yang rumit. Terkadang itu bisa menjadi sangat manis semanis buah dari surga atau juga bisa sangat pahit sepahit kopi hitam yang juga membawa kenikmatan. Tidak ada hal yang selalu baik di dunia ini. Setiap perbuatan pasti ada konsekuensinya, baik buruknya diri sendiri yang menentukan.
Rumit, seperti itulah yang namanya hidup. Jika tidak rumit itu bukan kehidupan namanya. Seperti halnya jalanan, hidup juga perlu memiliki belokan. Akan sangat membosankan jika hidup dalam keadaan yang lurus dan melalui hari-hari yang sama sepanjang hidup. Membingungkan.
Jisoo perhatikan langkahmu. Mungkin jalanannya ada yang berlubang. Buka mata dan pikiranmu lebar-lebar. Jika kau ragu, perbaiki keraguan itu. Kau harus mendengarkan ku, suara hatimu. Jisoo.. Jisoo.. Jisoo..
"Jisoo! Bangun kebo! Kau tertidur di jam seperti ini? Jennie masuk rumah sakit sesaat setelah kau pulang." Bagaikan tersengat listrik, Jisoo langsung terbangun dari tidurnya. Rasa kantuk dan pusingnya hilang seketika
"Jennie?! Dimana dia sekarang? Seulgi!"
"Kau tidak perlu berteriak. Dia ada di rumah sakit. Aku akan mengantarmu ke sana."
___________
Dara dan kedua putrinya keluar dari ruang sidang itu dengan perasaan kecewa. Sidang kali ini berakhir dengan tidak begitu baik. Jeewon dengan bodohnya menyembunyikan adanya bekas cakaran itu dari pengacara dan keluarganya. Dan yang paling membuat Dara kecewa adalah, Jeewon mengakui bahwa dia sempat kehilangan kendali sesaat.
"Nyonya Dara, kita sudah kalah. Jeewon menyembunyikan fakta penting itu dari kita semua. Maafkan aku tapi aku menyerah sampai disini." Ucap Daesung selaku pengacara Jeewon sembari berlalu pergi dari sana
"Bagaimana sekarang Lisa-ya, Chaeyoung-ah?"
"Eomma, ada baiknya kita bicarakan ini dengan para unnie juga. Tapi.. sepertinya Jisoo unnie sedang berada dalam masalah yang serius. Semalam dia mabuk berat. Kenapa masalah selalu bermunculan seperti ini?"
"Jisoo? Ada apa lagi dengan anak itu? Bisa tolong hubungi dia?"
"Oh lihat ada pesan dari Jisoo unnie. Dia minta maaf karena tidak bisa hadir di acara sidang. Katanya Jennie unnie sedang ada di rumah sakit." Jelas Chaeyoung
"Apa lagi sekarang? Kenapa.. ah shit!"
"Lisa, jaga kalimatmu. Lebih baik kita kesana sekarang. Semoga saja tidak ada yang serius. Chaeyoung-ah tanyakan dimana rumah sakitnya."
__________
Jisoo memegangi tangan Jennie yang kini sudah dihiasi dengan selang infus. Air matanya tak berhenti mengaliri wajahnya yang terlihat lesu. Jisoo sangat lelah tapi dia tau, Jennie pasti lebih lelah. Rasanya Jisoo sangat ingin berteriak dan memaki Tuhan atas ketidakadilan ini. Kenapa harus Jennie? Penyakit sialan itu, kenapa masih menghantui hidupnya. Penyakit itu sudah merenggut ibunya dan sekarang Jennie juga?
Jisoo menelusupkan wajahnya di balik lengannya. Siapapun orangnya pasti akan sangat prihatin dengan keadaannya saat ini. Wajahnya terlihat kusut, rambutnya yang dikuncir asal dan juga air matanya yang mengalir deras. Jika Jisoo saja sudah ingin menyerah, apalagi Jennie.
Jisoo segera menghapus air matanya saat dia merasakan gerakan tangan Jennie. Dia akan tersenyum sangat lebar kali ini. Meskipun itu hanya pura-pura tapi Jennie akan menganggapnya sebagai kebenaran dan itulah yang Jisoo inginkan. Jennie tidak perlu dan tidak butuh melihat Jisoo yang lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins ✓
Fiksi PenggemarTentang dua pasang saudari kembar yang terikat dalam satu keluarga. Berbagai permasalahan akan menanti mereka. Perpisahan hingga persatuan kembali keempatnya 18 Maret - 27 Juni 2021