17. Come not go home

1.9K 257 18
                                    

Empat gadis bersaudara itu mulai menjalankan rutinitas mereka masing-masing. Tidak ada teguran, sapaan, ataupun percobaan untuk menghubungi satu sama lain. Mereka mencoba menjalani kesehariannya tanpa memikirkan lagi permasalahan yang terjadi. Keempatnya hanya pasrah pada waktu, biarkan waktu yang memperbaiki semuanya.

Seperti biasa Jennie berangkat ke kampus dengan diantar Jeewon. Jennie semakin merasa tertekan, setiap hari Jeewon selalu mengawasinya dengan ketat. Jennie sudah bilang bahwa dia tidak akan melakukan apapun tapi Jeewon tetaplah Jeewon, orang yang tidak mau mendengarkan siapapun. Jennie selalu sendirian, baik di rumah maupun di kampus tidak ada bedanya baginya. Selama ini memang hanya Jisoo yang selalu ada untuknya.

Tak berbeda jauh dengan Jennie, Chaeyoung juga tidak memiliki siapapun di sampingnya. Seperti yang dikatakan Lisa, semua teman sekelasnya menjauhinya. Nyatanya terlahir dari keluarga kaya dan terkenal tidak selalu menguntungkan.

Ternyata memang benar, mereka terlahir kembar untuk saling melengkapi satu sama lain. Tidak ada yang baik saat mereka berpisah, baik bagi Jisoo, Jennie, Chaeyoung, maupun Lisa. Mereka hanya berusaha menutupinya.

Seperti biasa saat sore menjelang malam Seulgi akan mengunjungi Jisoo yang sedang bekerja di Caffeebake, cafe milik Suho. Dan Seulgi akan mengantar Jisoo pulang setelah shift kerjanya selesai. Seperti sekarang ini, mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju apartemen Jisoo. Sesekali candaan keluar dari mulut Seulgi, hanya untuk menghibur Jisoo. Seulgi tau Jisoo pasti sangat kelelahan, setelah sampai rumah Jisoo masih harus mengurus naskahnya. Bulan depan adalah batas waktu yang diberikan Jaehwa padanya.

Jisoo memasuki apartemennya yang sangat sepi dan gelap karena memang tidak ada siapapun disana. Hanya Seulgi yang berkunjung, tidak ada orang lain lagi.

"Jisoo ini tentang Jennie." Ucap Seulgi begitu dia duduk di sofa

"Anggap saja rumahmu sendiri. Kau bisa membuat kopi atau yang lainnya. Aku akan mandi sebentar." Seulgi menghela nafasnya, Jisoo selalu menghindari topik itu. Tapi Seulgi tidak tega melihat keadaan Jennie, setiap hari Jennie selalu berkata 'apa Jisoo masih tidak memperbolehkanmu mengatakan keberadaannya?' dan Seulgi merasa tidak enak, karena harus menyembunyikan ini dari Jennie

Seulgi melangkahkan kakinya menuju dapur. Dia butuh sesuatu untuk menghilangkan sedikit rasa frustasinya. Dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini tapi dia justru terseret dalam permasalahan kakak adik ini. Bukannya dia merasa keberatan, tapi sekarang dia merasa menjadi tokoh figuran yang harus menyatukan sepasang kekasih.

Seulgi membawa dua cangkir kopi dan menyerahkan salah satunya pada Jisoo yang kini menatap serius laptopnya. Tanpa meminumnya, Jisoo menaruh cangkir itu di meja.

"Jisoo dengar ini baik-baik. Jennie.. "

"Apa bahasa Inggris dari 'teruntuk kehidupan kedua ku'?"

"Aku tidak tau! Berhenti mengalihkan pembicaraan. Kau harus menemui Jennie. Ayahmu mungkin melakukan apa yang pernah dia lakukan padamu kepada Jennie. Nilainya menurun drastis dan dia menjadi sangat sangat pendiam. Temui dia sekali saja. Tanyakan keadaan nya."

"Dia pasti bisa melawan Hwang Jeewon. Dia bukan aku yang lemah dan selalu menunduk dihadapannya."

"Ya mungkin kau benar atau kau bisa saja salah. Bagaimana kalau dia tidak melawan kali ini? Dia selalu melawan ayahnya untukmu dan mungkin hanya untukmu." Jisoo terdiam, dia tidak tau harus membalas apa mengenai pernyataan Seulgi

"Aku tau aku bukan siapapun dan tidak berhak ikut campur pada permasalahan kalian tapi apa ruginya kau menemui Jennie sekali saja. Itu tidak akan membawa dampak buruk bagi siapapun." Seulgi sedikit mendapat harapan karena Jisoo mendengarkan ucapannya dengan wajah serius dan dia sempat termenung beberapa saat. Tampaknya ucapannya mampu menembus ke dalam hati Jisoo










Twins ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang