PART 34

946 97 0
                                    

Ga ada henti-hentinya aku buat ngucapin TERIMAKASIH sama kalian yang udah suka sama cerita ini, yang udah mau baca cerita ini, yang udah bantu vote, yang udah semangatin aku terus. Sampe dari awalnya yang 12 pembaca aja aku senengnya pake banget dan sekarang udah 2K lebih dan partnya sudah yang ke 34. Seneng banget, walaupun isinya kocar-kacir tapi kalian dengan sangat baik menerimanya dan dapat dengan mudah memahaminya. Sayang kaliannnn🤗

Aqeela pun segera keluar dari kelas itu, berdebat dengan Rey dan Emil tidak akan ada habisnya. Aqeela menggerutu tak tentu arah. Merasa aneh dengan Rassya, kemana dia? Khawatir dan bingung rasanya campur aduk. Membuat hati dan pikirannya tidak aman.

'Apa mungkin dia sakit?' Batin Qeela.

Skip pulang sekolah.

Aqeela berniat untuk kerumah Rassya dulu, memastikan keadaannya disana. Langit sore memang sedang mendung sejak pagi, seperti menggambarkan perasaan Aqeela yang tengah khawatir.

Aqeela pun akhirnya sampai didepan rumah Rassya seorang diri. Terlihat keadaan rumah Rassya tampak sepi, tidak ada lagi kendaraan yang biasanya terjejer di garasi depan rumahnya. Apa mungkin Rassya dan keluarga sedang ada acara keluar? Tapi kenapa tidak memberitahunya? Kenapa nomornya tidak aktif saat Aqeela menghubunginya?. Begitu kira² yang terlintas di pikiran Aqeela saat itu.

Aqeela mencoba menggedor-gedorkan gerbang rumah Rassya, tidak ada jawaban dari penghuni rumah itu. Tiba-tiba datang seorang ibu-ibu yang barusaja keluar dari rumah sebelah Rassya, tetangganya mungkin.

Tetangga: "cari siapa dek?"
Aqeela: "eh, cari yang punya rumah ini, Rassya"
Tetangga: "oh si Rassya, tadi pagi banget keluar bawa barang² banyak. Kayaknya mau pindahan"
Aqeela: "pindahan, maksudnya? Kemana?"
Tetangga: "katanya sih ya, Ayahnya pindah kerja di JawaTengah. Jadi mereka semua juga pindah rumah"
Aqeela: "Rassya juga pindah sekolah dong?"
Tetangga: "yang pastinya iya. Kan ga mungkin dek, bolak balik Jateng Jakarta"
Aqeela: "hehe iya buk, kalo begitu terimakasih ya. Saya pamit pulang dulu"
Tetangga: "iya dek, Hati-hati"

Aqeela pun berjalan kaki menuju rumahnya, entah kenapa dia ingin pulang berjalan kaki. Sambil berjalan tatapannya terasa kosong, memikirkan bagaimana mungkin Rassya pindah tanpa sepengetahuannya.

Aqeela: "lu kenapa sih Sya, ga ada ngabarin ke gue kalo lo mau pindah. Kenapa lo ga ngasih tau gue? Lo ninggalin gue tanpa sekata pun"

Tiba-tiba Aqeela teringat saat semalam chat bersama Rassya. Rassya mengatakan ia akan beres² dulu. Apa mungkin kegiatan semalam berkaitan dengan pindahnya Rassya.

Aqeela: "kenapa sih Sya, lo pergi. Pindah secepat ini dan sejauh ini. Kenapa lo yang ninggalin gue disaat seperti ini"

Tidak terasa sedikit demi sedikit hujan mengguyur tubuh mungil Aqeela dan airmatanya juga ikut mengguyur pipi manisnya mengikuti guyuran hujan. Aqeela benar² sangat kecewa dengan Rassya. Dia bingung harus bagaimana, setega itu Rassya padanya.

"LO JAHAT RASSYAAAAAA, LO GA MIKIRIN PERASAAN GUE, LO GA BENER² SAYANG SAMA GUE KAN" Teriakan Aqeela ditengah² derasnya hujan.

Aqeela masih menangis sambil berjalan entah berjalan kearah mana. Sudah sejauh apa dia berjalan hingga seperti lupa arah jalan pulang. Tiba² kepalanya terasa sangat sakit, Aqeela mencoba menghentikan langkahnya dan mendudukkan tubuhnya sembarangan.

Aqeela yang tengah memegang kepalanya yang sakit tetiba saja ada yang memayunginya serta memberi jaket hangat untuknya. Aqeela sontak mengarah ke seseorang itu, ternyata ia adalah Farel.

Farel: "ayo masuk mobil gue"

Tanpa menolak Aqeela menerima ajakan Farel, Aqeela tidak mau kesakitan sendirian ditengah hujan deras.
Mereka berdua pun berada dalam 1 mobil. Farel melajukan mobil dengan kecepatan sedang dan memulai topik pembicaraan bersama Aqeela.

Farel: "lo kenapa jalan sendirian kek tadi?"
Aqeela: "gapapa"
Farel: "lo lagi sedih?"
Aqeela: "ngga"
Farel: "jujur deh Qeel. Siapa yang udah bikin lo begini? Bilang sama gue"
Aqeela: "ga ada"
Farel: "Qeel, cerita lah. Siapa yang udah bikin lo nangis begini"
Aqeela: "gue kecewa Rassya pindah ga ngasih kabar gue sama sekali. Gue telfon dia ga ngangkat, seperti dia ngejauhin gue, ngehindar dari gue"
Farel: "lah Rassya ga bilang? Gue tadi ga sengaja denger obrolan guru kalo Rassya pindah sekolah. Gue kira lu udah tau"
Aqeela: "bahkan temen² yang lain ga ada yang tau. Kemarin Rassya sempet main kok kerumah sama yang lain juga sampe hampir malem. Tapi ga ada tuh ngasih tau kalo mau pindah"
Farel: "terus kenapa lo sekecewa ini sama dia?"
Aqeela: "ya kenapa dia ga ngabarin gitu, kenapa dia ninggalin gue seperti itu"
Farel: "hm gue juga ga bisa mastiin kenapa Rassya ga ngabarin lo sama yang lain. Aneh"
Aqeela: "ya aneh banget lah, aaaawwww"
Farel: "kenapa kepala lo?"
Aqeela: "sakit banget"
Farel: "kita ke dokter ya?"
Aqeela: "ngga usah, pulang aja. Cuma sakit kepala"
Farel: "kita periksa aja dulu Qeel. Gue gamau lo kenapa²"
Aqeela: "sepeduli ini lo?"
Farel: "gue tau lo ngarep banget sama Rassya, tapi sekarang lo tau sendiri kan Rassya udah ninggalin lo. Jadi gue yang akan jagain lo"
Aqeela: "emmm yauda bawa gue pulang aja"
Farel: "hmm ya sudah"

Farel pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah Aqeela. Farel sesekali menatap wajah Aqeela yang sedikit pucat. Terlintas rasa khawatir terhadap Aqeela tapi ia juga merasa senang Aqeela kecewa pada Rassya, ada sedikit ruang mungkin untuk menempatkan Farel di hati Aqeela.

Bersambunggg.....

'Aku maunya kamu, bukan dia' by.fnt

Dahlah gamau basa-basi, maap telat up. Maap banyak typo. Semoga sukaaa❤
Jangan lupa vote.

Salam manis dari author

AKU, KAMU, DAN CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang