3. Dictator

2.3K 238 50
                                    

Ryu Jungkook menarik napas dalam, benar-benar kacau memikirkan Aera. Setengah mati takut prasangkanya menjadi kenyataan. Jungkook belum siap kehilangan Aera. Namun, kenyataannya—dia yang membuat Aera pergi menjauh.

Dengan sisa keringat yang tertinggal, sehabis Jungkook berolahraga—dia memandangi jam di dinding—pukul setengah sebelas malam. Dan, istrinya belum kunjung pulang. Membuat Jungkook bertambah khawatir.

Tadinya, Jungkook berniat mencari Aera. Buru-buru mengganti baju, menyambar kunci mobil yang terletak di meja—sayang sekali, Aera tiba-tiba muncul di hadapannya. Baru saja masuk ke dalam rumah, wajah istrinya itu datar—make up-nya sudah luntur. Tentu yang satu ini, Jungkook malas sekali berprasangka yang tidak-tidak.

"Ini sudah malam, kau dari mana saja?!" Jungkook mengeluarkan amarah, yang dia tahan sejak tadi pagi, "kau lupa statusmu itu sudah menikah, ha?!"

Sedangkan, Aera melirik tak peduli pun tak berniat menjawab. Melangkah melewati Jungkook. "Kim Aera!" Jungkook berteriak memanggilnya. "KAU TULI?!" kemarahan Jungkook tidak bisa ditahan-tahan lagi.

"Apa? Jung, sudah malam. Aku lelah, bertengkarnya besok saja."

Kalimat Aera yang santai itu, membuat api amarah Jungkook berkobar. Pria itu menghampiri Aera, menarik tangannya dengan kasar. "Ya! Jungkook!"

Entah apa yang ingin Jungkook lakukan, dia membawa Aera masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Berbalik badan, menemukan raut wajah ketakutan Aera. "Ini akibatnya jika kau melakukan kesalahan, Aera." tanpa banyak bicara, Jungkook membungkam bibir Aera—menciumnya dalam satu tarikan napas, buru-buru.

Hingga, Aera meremat kaos hitam Jungkook. Kehabisan napas, tersengal-sengal. Ini gila. Sangat gila. Aera rasanya mau menangis, tangan lemahnya mendorong Jungkook secara paksa.

"Apa yang kau lakukan?!" Aera marah, matanya berkaca-kaca, "kau tidak berhak melakukan ini padaku!"

"LALU MEMBIARKANMU MELAKUKANNYA DENGAN BAJINGAN ITU?!"

Aera diam. Membeku, tak bisa mengelak. Matanya bergerak ke segala arah, berusaha merangkai kalimat kebohongan agar Jungkook melepaskannya malam ini.

"Kau tidak bisa membohongiku, Aera." Jungkook tertawa sinis. "Silakan bermain-main di belakangku. Aku ingin melihat sejauh mana dia berusaha menjadi duri dalam kehidupanku."

Bola mata bulat Jungkook terlihat menyeramkan, saat pria itu menatap penuh dominasi. Aera meneguk salivanya susah payah, meremas jemarinya sendiri sampai menusuk telapak tangan. Beruntung, Jungkook meninggalkannya—karena sudah sangat muak.

******

Pada dasarnya, Taehyung tidak mau munafik. Dia menikmati apa yang telah disajikan semesta untuknya. Neraka atau Surga, secara bersamaan sekalipun—Taehyung selalu menerima. Karena, dia tidak berhasil menolak kenikmatan lain di sini. Bersama seorang wanita yang tidak kalah menarik.

"Ahh, Hara. Lebih dalam." seraya menjambak rambut panjang wanita yang sibuk berada di antara kedua kakinya.

Bodohnya, gadis bernama Hara ini menurut—seolah baru dijejalkan kebodohan oleh setan yang menertawainya sejak tadi. Hara ini salah satu model cantik yang menggiurkan di mata Taehyung, awalnya Hara datang ke apartemen Taehyung ingin membahas perihal kontrak kerja sama—dengan Taehyung yang menjadi photographernya.

Tidak tahu jika Hara bertindak bodoh, menawarkan Taehyung sebuah nerakanya. Jelas, siapa yang tidak mau jika neraka itu harumnya seperti surga?

Taehyung yang didominasi gairah, terpaksa berhenti kala mendengar ponselnya berdering, menampilkan nama Aera di sana. Tak peduli lagi sewaktu ia menjambak rambut Hara, memaksa wanita itu berhenti.

"T-taehyung, tapi kau belum---,"

"Oke, sudah cukup. Terimakasih, Hara." tersenyum manis sekali. Dasar bajingan gila, batin Hara kesal, "kau wanita cantik. Jadi, mungkin lain kali akan kupikirkan kalau kau mau mengangkang untukku."

Hara melebarkan mata, Taehyung dan mulut sialannya itu merendahkan harga dirinya. Marah, menyahut tasnya—Hara langsung pergi. Lihatlah, ia akan membalas dendam pada Taehyung.

Bahkan, Taehyung sama sekali tidak menoleh saat Hara pergi. Siapa yang salah di sini? Toh, bukan Taehyung duluan yang menggoda. Hara sendiri yang menawarkan diri. Pria itu tertawa saja, seraya membuka ponselnya.

Melihat panggilan tak terjawab dari Aera dan satu pesan.

Taehyung, aku membutuhkanmu. Lakukan apa saja. Perjanjian kotor sekalipun, agar aku lepas dari predator semacam Ryu Jungkook.

******

Keberuntungan tidak berpihak pada Jungkook pagi ini. Aera tidak ada di rumah, mungkin tahu jika Jungkook lebih dulu bangun—pasti melarangnya keluar dari rumah. Jungkook memikirkan Aera sepanjang rapat berjalan, tidak fokus—melamun sampai sekertarisnya sendiri menegurnya.

Belum lagi, sang kakak Ryu Seokjin yang menatapnya penuh intimidasi. Seolah dengan tatapan itu saja, Seokjin berhasil membunuhnya. Jungkook terdiam, menunduk. Tidak berani membalas tatapan ke arah Seokjin.

"Sekarang, ada masalah apalagi?" Seokjin bertanya, melihat wajah adiknya yang terlihat murung, "kalau ini tentang rumah tanggamu. Kakak tidak mau ikut campur."

Netra Jungkook seketika memandang Seokjin penuh harap. "Tapi, Kak. Aku benar-benar tidak tahu lagi harus melakukan apa."

"Ya, karena kau itu mementingkan egomu selama ini." geram, Seokjin, "kau tahu benar, sikap Aera seperti apa. Jika kau semakin keras, dia lebih keras lagi."

Jungkook heran, mengapa Seokjin begitu paham mengenai rumah tangganya dibandingkan dirinya sendiri. Atau mungkin—Kakaknya itu sudah lama menikah? Sehingga mengerti hal yang sulit Jungkook mengerti.

"Maaf, Ryu Sajangnim—istri anda baru saja datang. Dia menunggu di---," ucapan Yumi terpaksa berhenti, kala Jungkook beranjak cepat—bangun dari kursinya.

Setengah berlari menuju ruangannya. Jantung berdebar-debar ketika membuka pintu ruangannya dan mendapati Aera duduk di sofa hitam—tersenyum angkuh padanya.

"Halo, suamiku." Aera menyapa begitu manis, "sudah selesai rapatnya?"

Jungkook tidak habis pikir. Aera melupakan kejadian semalam? Bersikap biasa saja—Jungkook mengeraskan rahangnya. "Mau apa kau kemari?"

"Oh, wow. Santai dulu!" wanita itu terkekeh, lantas mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Aku kemari membutuhkan tanda tanganmu. Berkas proyek Ayahku." ujar Aera, dia memang mendatangi Jungkook sebab ada hal penting, "juga, meminta ijin padamu. Setelah ini, aku dan Taehyung mau berlibur ke Hawai."

[]

Dirty Proposal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang