Sekali lagi, Aera mengalah. Taehyung sekarang pandai bicara. Mungkinkah, Taehyung banyak belajar darinya? Aera memalingkan wajah kala Taehyung mendekat, mengambil satu tangannya untuk kemudian digenggam erat. "Jangan marah, Aera. Oke, aku takkan beralasan lagi. Inti permasalahannya saja. Dengarkan baik-baik."
"Telingaku berfungsi dengan baik, Tuan Kim."
Taehyung terkekeh, mendapati Aera mencibir. Aera manis sekali, tak memakai make up. Tampak lugu, Taehyung jadi seperti tertarik ke masa lalu. Ketika, Taehyung dan Aera masih remaja.
"Selama aku tak bertemu denganmu. Aku mencari pengacara terbaik." ujar Taehyung serius, "semua kulakukan demi kebaikan bersama. Aku sengaja menghindari media, takut semua orang malah berpikiran yang aneh-aneh."
"Jelas, aneh! Kau membuat skandal! Dan salah satunya membawa namaku! Pasti, Jungkook menertawakan diriku!" meremas helai rambutnya, Aera hendak menangis. Mengasihani dirinya yang teramat malang, tak lepas dari masalah.
Kalau menghadapi Aera, Taehyung sepertinya kuat melatih kesabaran. Keduanya adalah cermin. Sifatnya tak jauh berbeda.
Aera bukan mementingkan dirinya sendiri, ia takut keluarganya tahu masalah besar yang dirahasiakannya.
Seperti anjing yang ekornya terpanggang—mendapat kesusahan yang amat sangat, sehingga tak karuan tingkah lakunya. Kalimat ini paling cocok untuk Taehyung. Baru selesai masalah, timbul lagi masalah baru. Ah, dari awal memang masalahnya belum selesai bukan? Mereka hanya melupakannya sesaat. Kemudian, masalah itu terus menghantui—sampai di titik terberat dan siap meledak.
"Pernah tidak kau berpikir, masalah ini datangnya dari mana? I don't blame you! Semua memang salahku! Dan, mungkin Tuhan menegurmu karena terlalu asik menikmati dosa denganku!" sedikit menekan, tetapi kata-kata Taehyung menusuk hati Aera. Begitu tajam, matanya mengintimidasi, "kau pikir aku tak punya keluarga? Kau pikir sampai di titik ini mudah? Aku mengejar impianku itu juga demi kau, Aera-ya!"
"Tidak usah membawa nama Tuhan! Bagaimana aku tak menikmati? Kau hadir setiap saat, Kim Taehyung!"
"Jelas! Kau yang—"
Kesabaran Aera habis, tangannya melayang menampar keras pipi kanan Taehyung. Begitu keras hingga Taehyung meringis. Aera spontan melakukannya, emosinya benar-benar susah dikendalikan.
Pria di hadapannya terkejut, tak menyangka Aera berani menampar wajahnya. Jantung, Taehyung berdebar cemas. Kedua bola matanya meredup. "K-kau menamparku?" suara beratnya bersuara, kecewa.
"Kau sangat keterlaluan." jujur, Aera merasa bersalah. Namun, Taehyung tak dapat dimaafkan.
"Tampar aku lagi. Sampai hatimu lega. Ini yang aku tunggu, aku benci melihatmu sok kuat." satu hela napas Taehyung, terdengar gelisah, "aku tidak takut kehilangan uang. Yang aku takutkan, kehilangan dirimu. Terserah, ingin marah berkali-kali. Menamparku, memukulku. Asal jangan pergi untuk kedua kalinya. Jangan kembali bersama Jungkook. Aku mohon."
Yang membuat Aera tak habis pikir, Taehyung rela berkata seperti itu, setelah apa yang terjadi. Sellyna dan anak itu, pesan liar dari wanita lain, dan masih banyak lagi. Taehyung bukan buaya darat bagi Aera. Begitu pantas disebut, rubah licik yang luar biasa jahatnya. Sejahat-jahatnya, Taehyung—Aera ini tetap mencinta. Di sekitarnya, setan asik tertawa terbahak-bahak menyaksikan kedua anak adam itu.
******
"Nona Kim? Nona, Kim Aera?"
Karyawan yang ada di dalam ruang rapat kebingungan—tidak biasanya pikir mereka. Aera melamun di jam rapat. Wanita itu berdehem canggung. "Maaf, bisakah kau ulangi lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Proposal ✓
FanfictionPerjanjian licik serta bagaimana cara mengejar semua yang diinginkan. Semata dilakukannya agar orang yang dia cintai-kembali bersamanya. Kim Taehyung menganggap Aera, semesta. Semesta yang menjanjikan cinta. Kenangan masa lalu yang masih tersisa. Me...