10. Daddy Issues

1.8K 153 23
                                    

Bingung, satu kata itu yang terlintas di kepala Aera. Menghadapi Taehyung dan kegilaan fantasinya. Datang tak kenal waktu. Bahkan sekalipun sedang di jalan raya, di saat lampu merah menyala. Taehyung mendekat dan berbisik. "Mau mencoba hal baru?"

Aera merinding. Taehyung menarik tangannya, dan di arahkan ke bagian depan celana pria itu. Membuat gerakan sensual di sana, menuntun Aera mengusapnya. Naik dan turun. Benar-benar gila.

"Kita di jalan, Tae." separuh terdengar suara terbata, Aera malu, "lakukan di rumah. Kenapa kau tidak bisa menahannya?"

"Tidak." jawab Taehyung, tak peduli. "Sekarang pindah, duduk di pangkuanku."

"Kau sedang mengemudikan mobil!"

"Tidak apa-apa. Di coba dulu!"

Meneguk air ludahnya, Aera mau—berpindah tempat ke kursi sebelahnya. Taehyung langsung menyambut. Membuka pahanya lebar-lebar.

Detik itu, Taehyung tangannya naik ke atas. Berbisik tepat di telinga Aera. "Mau bermain Daddy Issues?"

"Ahh, tidak!" Aera frustasi, menggeleng. Merasakan di bawah, jemari Taehyung menaikkan roknya. "Tae—"

"Hem? Mau di tusuk atau duaduanya? Kau suka yang mana?"

"Kau! Lakukan saja jangan banyak bertanya!"

Taehyung terkekeh, sinting sekali. Memainkan tubuh Aera. Beruntung kaca mobilnya gelap. Dia leluasa meremas-remas, pun napas memburu di belakang leher Aera. Sengaja memancing gairah. Sengaja mengembuskan napasnya, agar Aera tahu—betapa gilanya Taehyung malam ini.

"Tae, kau yakin bisa dalam keadaan seperti ini?"

"Yang seperti apa?" Taehyung memancing, tangannya kembali memberi remasan. Kali ini lebih kuat. Sehingga, Aera mampu meremas tangan Taehyung yang bekerja menangkup dadanya. "Ini? Atau—yang ini?" tangan kiri, turun ke bawah. Menelasak masuk, satu jari lolos menekan-nekan.

Sial.

Aera nyaris menjerit saking tak kuasa, menahan nikmat yang tak terhingga.

"Ak-aku..."

"Tahan. Jangan keluar dulu." berbisik rendah, meniup telinga Aera. Taehyung tersenyum puas. "Duduklah, kembali ke tempat dudukmu. Kita bisa melakukan seks, secara cepat nanti."

"Berengsek. Kau mempermainkanku!" Aera marah sekali, wajahnya sudah merah. Sedikit lagi mendapat pelepasan. Dan, Taehyung seenaknya berhenti, "kau—Kim! Aku membencimu!"

Taehyung tertawa, frustasinya Aera—Taehyung suka. Bagaimana Aera frustasi dan cara marahnya itu, mengundang gairah Taehyung memuncak.

******

Kim Aera seolah tidak peduli. Yang terpenting hasratnya terpenuhi, berubah menjadi penurut. Tunduk di bawah kuasa Taehyung. Tatkala, Taehyung berdiri seraya membuka kedua kaki—dengan Aera yang berada di bawah, tengah memanjakan miliknya. Diisap, Taehyung mendongak—desahannya memenuhi kamar. Suara berat itu meminta lebih.

"Sayang, uuhhh—lebih cepat. Iya, di sana." tangannya tak ragu, memegangi kepala Aera—membantu Aera bekerja keras, "kau cantik saat milikku berada di dalam mulut kecilmu."

Dirty talk, Taehyung sangat kotor. Kepala, Aera pusing mendengarnya. Bibirnya lelah, matanya sayu pun tangannya tak berhenti memegang—bersama mulut yang penuh.

"AH!"

Segera, Aera menjauhkan diri. Sewaktu, Taehyung berhasil menjemput kenikmatannya. Wanita itu menghela napas, "Kan sudah aku bilang, aku lelah malam ini. Mengapa jadinya meminta blow job?!" memekik, protes.

"Tidak ada bantahan dalam permainanku, sayang." Taehyung membelai pipi Aera, tangannya terulur ke bawah menarik tali gaun tidur merah itu.

Terlepas, sampai menampilkan lekuk tubuh Aera yang polos tanpa apa-apa. Taehyung menggigit bibir bawahnya. "Kemarilah, finger tips? Or fingering?"

"Fuck, No!"

"Tapi, aku mau." balas Taehyung, cepat sekali menarik Aera agar terduduk di pangkuannya, "tidak ada jalan untuk kembali. Kau sendiri yang memintaku menghamilimu."

Taehyung hendak menjangkau dan mencium bibir Aera. Memulai sesi hukuman panasnya. Namun, Aera dikejutkan suara panggilan telepon.

Dari sang Ayah. Aera buru-buru, turun dari pangkuan Taehyung. Panik. "Ayah, ada apa?" menjawab, wajahnya cemas.

Sedangkan, Taehyung mengancingkan kembali jubah mandinya. Menghampiri, memeluk Aera dari belakang yang tengah menjawab telepon.

"Apa?!" Aera menjerit, "bagaimana bisa? Ayah, aku pulang besok pagi."

Tentu saja, Taehyung terkejut. "Apa yang terjadi? Ayahmu---,"

"Jungkook kecelakaan, Taehyung. Aku harus pulang. Dia membutuhkanku."

"TIDAK. TIDAK BOLEH!" sisi dominan Taehyung keluar, merebut ponsel Aera, "sejak kita kembali. Dia bukan suamimu lagi. Kalian akan bercerai. Kau lupa?!"

"Sayang, tapi---," Aera merayu dan Taehyung tidak suka kebohongan.

Pria Kim itu memegang sisi pinggang Aera, erat. Dengan tatapan mata tajam. "Aku akan memberimu hukuman yang keras." pun selanjutnya, Aera ketakutan setengah mati.

Taehyung berubah drastis. Sangat liar. Bukan hanya itu, sisi gelap dan bayangan yang Taehyung miliki—menyebabkan kengerian dalam diri Aera berteriak.

"Kim, aku tidak akan pergi. Aku mencintaimu. Percayalah. " Aera membujuk. Biasanya, berhasil. Sayang, ia terlambat.

"Tidak ada ampunan lagi kali ini. Jika kau membiarkanku melakukannya, Aera."

[]

Dirty Proposal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang